Upaya skrining ini mendapat dukungan dari Program Kesehatan Jiwa Psikososial.
Menurut Sumarjaya, sebanyak lima korban yang mengalami gangguan jiwa telah diantar oleh petugas kesehatan menuju yayasan panti sosial di Cianjur untuk dititipkan.
"Yang gangguan jiwa sudah kami tangani dan sudah kami titipkan di yayasan," ujar Sumarjaya.
Sumarjaya menjelaskan, hasil skrining terhadap pengungsi korban gempa, umumnya menunjukan gangguan psikologi ringan berupa trauma.
Dijelaskan, umumnya gejala trauma tersebut diperlihatkan dengan ketakutan korban untuk kembali ke rumah tinggal masing-masing.
"Umumnya mereka memilih tetap tinggal di tenda atau di luar ruangan karena masih trauma dengan adanya gempa susulan. Bahkan sejumlah korban yang menjalani perawatan di rumah sakit di wilayah Cianjur, memilih untuk menjalani penanganan penyakit di luar gedung," ungkapnya.
Hingga hari kesembilan pascabencana, tercatat 703 orang korban luka gempa Cianjur, 73.693 orang pengungsi, 326 orang meninggal dunia, dan enam orang masih dalam pencarian.***