PORTAL NGANJUK-Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada Oktober 2021 lalu memprediksikan akan terjadi puncak Badai Matahari pada tahun 2022.
Hal senada juga disampaikan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Ujar NASA Prediksi Badai Matahari menunjukkan hantaman terjadi sedikit lebih lambat pada 14 April pukul 12 siang waktu UTC dibandingkan dengan model NOAA, yang menunjukkan kedatangan sedikit lebih awal pada pukul 7 pagi waktu UTC.
Badai matahari merupakan istilah yang disampaikan oleh pihak peneliti tentang efektivitas matahari terhadap bumi.
Pada Badai Matahari ini dapat menimbulkan perubahan cuaca yang sangat signifikan, perubahan musim juga perubahan cuaca yang sangat ekstrem.
Kondisi cuaca antariksa ini juga akan berpengaruh terhadap satelit-satelit yang mengorbit Bumi, khususnya satelit yang berada di orbit rendah.
Dikutip PORTAL NGANJUK dari laman Berita Pikiran Rakyat.com
Aktivitas Matahari ekstrem dapat melepaskan partikel berenergi tinggi sehingga menyebabkan terjadinya Single Event Effect (SEE) yang dapat mengganggu performa komponen elektronika satelit.
Kemudian dapat berakibat dengan resiko pengurangan masa hidup satelit LAPAN A4 dan gangguan operasional satelit juga dapat terjadi.