PORTAL NGANJUK – Partai komunis Indonesia (PKI) pernah membuat geger Indonesia di tahun 1965. Kala itu diwarnai dengan peristiwa kelam.
Partai Komunis Indonesia (PKI) masuk dalam daftar peristiwa kelam yang pernah terjadi di Indonesia.
Tapi sebelum peristiwa tersebut terjadi, sebelumnya PKI sedang di atas angin di tahun 1948
Kala itu di Daerah Madiun terjadi pemberontak yang di pimpin oleh tokoh PKI yaitu Muso.
Dari peristiwa tersebut, pondok pesantren juga jadi sasaran serangan PKI pada masa itu.
Baca Juga: Link Kuis untuk Menguji Anda Sedang Depresi atau Tidak, Sudah Ditinjau Secara Medis
Salah satunya adalah pondok pesantren Gontor. Gontor terletak tidak jauh dari Madiun.
Tepatnya terletak di Kabupaten Ponorogo. Dari Madiun, berjarak sekitar 1 jam ke arah selatan.
Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, serta jangkaun PKI hampir merata di kawasan daerah tersebut, Gontor juga ikut jadi sasaran.
Gontor juga salah satu pondok pesantren terbesar di Indonesia. Pengaruhnya dianggap cukup besar oleh PKI.
Dikutip oleh PORTAL NGANJUK dari akun Instagram @islamichistories, tercatat pada tahun 1948 Gontor pernah diserang PKI.
Baca Juga: Misteri Rumah Tusuk Sate yang Membuat Penghuni Rumah Sering Sakit, Begini Menurut Primbon Jawa
Berdasarkan cerita Prof. Hamid Fahmy selaku Rektor Gontor saat ini, bahwa peritiwa tersebut benar adanya.
“Saat tahun 1948, PKI menyerang Gontor. Pak Sahal dan Pak Zarkasyi berebut mati,” tutur Hamid.
Rupanya PKI mengincar salah satu pendiri Ponpes Gontor yaitu Pak Zarkasyi.
Pak Zakasyi adalah salah satu pendiri Gontor bersama dua orang suadaranya yaitu KH. Ahmad Sahal, KH. Zainudin Fananie.
Dalam peristiwa tersebut, Pak Sahal Teguh bertekad melindungi Pak Zarkasyi dan menyelamatkan Gontor dengan mengorbankan dirinya.
Pak Sahal Teguh rela mengorbankan dirinya dengan cara mengaku sebagai Zarkasyi. Namun, Pak Zarkasyi tidak mau digantikan.
Baca Juga: Link Nonton 3 Rekomendasi Film Horror Terbaru, Lengkap Dengan Sinopsis!
Mereka berdua berebut mati demi Gontor yang dengan perjuangan sewaktu mendirikannya.
Kemudian setelah terkangkap, mereka dimasukkan di rumah kosong yang di dalamnya terdapat sejumlah kyai.
Rupanya rumah tersebut sudah di pasang bahan peledak oleh PKI yang akan digunakan untuk meledakkan para kyai.
Pada saat-saat kritis, datanglah pasukan Siliwangi dan tentara Hizbullah menyelamatkan para kyai.
Sayangnya meskipun mereka selamat, kyai yang menjadi korban sangatlah banyak. Daerah madiun terdapat 100 kyai yang terbunuh oleh kekejaman PKI.***