Inilah Dampak dari Memberi Gawai ke Anak yang Seringkali Diabaikan

17 Desember 2021, 23:32 WIB
Tips Agar Anak Lupa Main Hp, Auto Wajib Dipraktikkan Dirumah Nih Bun! /

PORTAL NGANJUK –  Gawai seringkali diberkan orang tua kepada anak untuk menghilangkan rasa bosan apalagi ditengah pandemi seperti sekarang.

Secara tidak langsung anak dinilai telah menjadi korban tersembunyi dari dampak pandemic.

Psikolog dari Yayasan Heart of People, Yohana Theresia, mengatakan, berbagai kajian telah menunjukkan adanya peningkatan permasalahan perilaku anak akibat paparan stres di kala pandemi.

 Baca Juga: Dampak Fatal Tidur Sambil Duduk bagi Kesehatan, Seringkali Diabaikan

Beberapa masalah perilaku itu seperti gangguan somatic symptom disorder, agresi, depresi dan lainnya.

"Kondisi ini muncul karena beberapa faktor, seperti terbatasnya ruang bergerak, pendidikan berkualitas yang belum merata, orangtua sibuk, sampai tak stabilnya kondisi psikologi," kata dia dalam webinar Faber-Castell bertajuk "Soft Skill yang Dibutuhkan di Era Digital", Kamis, 30 September 2021.

Sementara pada saat bersamaan, orangtua dinilainya kerap mengambil cara instan untuk mengatasi permasalahan anak, seperti memberikan gawai. Yohana mengatakan, pemberian gawai pada anak bukanlah tanpa dampak.

 Baca Juga: Tingkatkan Daya Ingat dan Konsentrasi dengan Konsumsi 7 Makanan Lezat Ini

Menurutnya, pemberian gawai seperti dua mata uang, ada positif dan negatifnya, dilansir PORTAL NGANJUK dari Pikiran Rakyat dalam artikel “Jangan Keliru! Memberi Gawai ke Anak Ternyata Tak Selesaikan Masalah”.

"Gawai memang bisa memberikan kemudahan, informasi dan hiburan. Tapi, gawai juga memiliki efek negatif, khususnya bila tak dibatasi waktu penggunaannya," ujar dia.

Beberapa dampak negatif yang bisa muncul dari gawai, menurut Yohana, adalah risiko gangguan kesehatan fisik. Anak juga dikatakannya bisa terlambat bicara, kurangnya atensi dan konsentransi.

 Baca Juga: Fungsi Telinga dapat Rusak Akibat Sering Lakukan Kegiatan Berikut Ini

Ia menyarankan orangtua untuk cerdas memilih bentuk permainan yang cocok bagi anak. Permainan hendaknya mempertimbangkan umur dan kebutuhan anak juga.

"Permainan yang tepat dapat berguna untuk mendorong kreativitas anak. Kreativitas berguna sebagai salah satu modal kesuksesan seseorang di masa depan," tuturnya.

Harsyal Rosidi, dari Faber-Castell International Indonesia, mengatakan, pembuatan produk yang memperhatikan kebutuhan anak menjadi bagian penting bila melihat situasi seperti saat ini. Kebosanan anak dan interaksi dengan orangtua menjadi pertimbangan penting.

 

Ia mengatakan, pihaknya berupaya memunculkan sebuah bentuk permainan berbasis seni yang memungkinkan interaksi anak dan orangtua.

Dalam permainan bertajuk Creative Art Series itu dipadukan beberapa unsur permainan yang bertujuan untuk mengembangkan motorik kasar, sensorik, pengenalan warna, serta melatih konsentrasi.

"Ini dikembangkan sesuai dengan melihat kondisi yang terjadi pada saat ini, dimana pandemik menyebabkan anak mengalami kebosanan, serta dengan produk ini diharapkan akan memberikan kesempatan bagi orangtua dan anak untuk bisa meluangkan waktu bersama." tuturnya.***(Muhammad Ashari/pikiran-rakyat.com)

Editor: Yusuf Rafii

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler