Tradisi Masyarakat ASEAN: Menyalakan Lampu Pelita di Penghujung Ramadhan 2023

19 April 2023, 14:25 WIB
Tradisi Masyarakat ASEAN: Menyalakan Lampu Pelita di Penghujung Ramadhan 2023 /ANTARA

PORTAL NGANJUK – Negara Malaysia merupakan Negara terdekat dengan Negara Indonesia, tidak jarang beberapa tradisi antar keduanya saling tumpang tindih atau bahkan serupa.

Salah satunya, masyarakat di Malaysia maupun di Indonesia memiliki tradisi serupa, yaitu menyalakan lampu pelita atau obor saat mendekati akhir bulan suci Ramadhan.

Salah satu warga Negara Indonesia asal Sumatera Barat, Wiffy Zalina Putri, di Kuala Lumpur, mengatakan sudah melihat beberapa rumah di sekitar tempat tinggalnya menyalakan lampu pelita.

“Ini sudah banyak sih orang pasang lampu pelita, karena sudah mau dekat dengan Lebaran,” kata Wiffy Zalina Putri.

Ia mengaku tidak mengetahui pasti makna pemasangan lampu pelita, hanya mengetahui jika terpasangnya lampu pelita berarti sudah mendekati Idul Fitri.

Menurut Wiffy Zalina, memasang lampu pelita yang terbuat dari bambu dan bahan bakar minyak tanah tersebut akan ditancapkan di tanah dan menempel pada pagar rumah.

Sudah menjadi tradisi yang biasa dilakukan sejumlah masyarakat di Malaysia menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Wiffy Zalina merupakan mahasiswa semester akhir di salah satu universitas di Kuala Lumpur, sudah tinggal di Malaysia sejak kelas 5 SD.

Dan dirinya sangat mengingat, sebuah tradisi yang dilakukan di rumah saudara-saudaranya di Malaysia, yang membuat lampu pelita dan ditaruh depan rumah saat akhir ramadhan.

Kampung Baru serta Kampung Keramat, merupakan kawasan pemukiman warga Melayu terbesar di pusat Kuala Lumpur. Dan tradisi memasang lampu pelita masih banyak ditemui menjelang Lebaran tiba di daerah-daerah sekitar.

Kata Wiffy Zalina, memang biasanya rumah tapak yang akan memasang lampu pelita, jika apartemen-apartemen mungkin sudah diganti dengan lampu kerlap-kerlip.

“Kemarin Fifi keliling kampung sini banyak yang pasang (lampu pelita) juga. Sabtu 15 April kemarin,” ujar Wiffy Zalina yang diketahui tinggal di perkampungan Sungai Buloh, Selangor.

Baca Juga: Kemnaker Sediakan 78 Bus dan 3 Rangkaian Kereta untuk Sponsori Para Buruh Mudik Tahun ini

Tradisi masyarakat melayu tersebut, ternyata tidak dilakukan di malaysia saja. Masyarakat Melayu di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau hingga tahun ini juga melakukan tradisi tersebut.

Pemasangan lampu pelita di sekeliling rumah dan puncaknya biasanya dilakukan pada malam ke-27 Ramadhan.

Salah satu warga asli Lingga, Rumawi. Mengatakan jika warga Lingga biasanya akan memenuhi gerbang rumahnya dengan lampu pelita. Dan beberapa orang akan memasangnya hingga ke pinggir jalan dekat pekarangan rumah.

“Kalau di rumah-rumah biasanya orang pasang lampu pelita tuh minimal 7 lampu kalau malam ke-27 ini. Kalau di Lingga dibilang malam 27 ni malam 7 Liko,” kata Rumawi.

“InsyaAllah masih terjaga sampai sekarang,” lanjut Rumawi, saat ditanya apakah tradisi ini memang masih berlanjut hingga saat ini di Lingga.

Rumawi juga mengatakan, jika warga biasanya membuat lampu pelita dari bambu atau kaleng bekas susu atau minuman. Lalu akan menambahkan minyak tanah untuk menyalakan lampu pelitanya.

“Lampu biasanya dinyalakan sampai malam takbiran. Tapi ada juga yang hanya sampai malam 27 saja,” jelas Rumawi.

Tradisi menyalakan lampu pelita yang dilakukan masyarakat Lingga di Indonesia hingga masyarakat di Malaysia menjadi salah satu khas dan simbol persamaan tradisi yang dijalankan masyarakat ASEAN.

Dan tradisi menyalakan lampu pelita selalu dilakukan saat khusus bulan suci Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi tersebut dilakukan harapannya bisa menjadi penyemangat bersama, dan untuk mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia, yang selalu diserukan tema kekuatan ASEAN Indonesia 2023, yaitu ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’. ***

Editor: Muhafi Ali Fakhri

Tags

Terkini

Terpopuler