PBB: Dunia Harus Bersiap Untuk El Nino Di Tahun 2023 Ini Akan Terjadi Suhu Rekor Baru

4 Mei 2023, 11:55 WIB
PBB: Dunia Harus Bersiap Untuk El Nino Di Tahun 2023 Ini Akan Terjadi Suhu Rekor Baru /

PORTAL NGANJUK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan pada hari Rabu (03/05/2023) tentang kemungkinan yang berkembang fenomena cuaca El Nino.

El Nino akan berkembang dalam beberapa bulan mendatang, memicu suhu global yang lebih tinggi dan kemungkinan rekor panas baru.

Organisasi Meteorologi Dunia PBB mengatakan sekarang diperkirakan ada kemungkinan 60 persen bahwa El Nino akan berkembang pada akhir Juli, dan kemungkinan 80 persen akan terjadi pada akhir September.

Baca Juga: Peringatan Darurat COVID-19 di Amerika Serikat Secara Resmi Akan Berakhir, Gedung Putih: Berakhir pada 11 Mei

WMO menunjukkan bahwa 2016 adalah "tahun terhangat yang tercatat karena 'pukulan ganda' dari peristiwa El Nino yang sangat kuat dan pemanasan akibat gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia".

Karena efek El Nino pada suhu global biasanya muncul setahun setelah muncul, dampaknya kemungkinan besar akan terlihat pada tahun 2024, katanya.

"Ini akan mengubah pola cuaca dan iklim di seluruh dunia," kata Wilfran Moufouma Okia, kepala divisi layanan prediksi iklim regional WMO, kepada wartawan di Jenewa sebagaimana dilansir press.ung.org Kamis, 4 Mei 2023.

El Nino, yang merupakan pola iklim alami yang biasanya dikaitkan dengan peningkatan panas di seluruh dunia, serta kekeringan di beberapa bagian dunia dan hujan lebat di tempat lain, terakhir kali terjadi pada 2018-19.

Namun sejak tahun 2020, dunia telah dilanda La Nina yang sangat panjang, kebalikan dari El Nino yang mendingin dengan berakhir awal tahun ini, beralih ke kondisi netral saat ini.

Baca Juga: Israel Gempur Jalur Gaza, Pesawat Tempur Dengan Sejumlah Rudal Disebut Tembaki Beberapa Daerah Ini

Namun, PBB mengatakan delapan tahun terakhir adalah yang terhangat yang pernah tercatat, meskipun efek pendinginan La Nina berlangsung hampir setengah dari periode, Tanpa fenomena cuaca itu, situasi pemanasan menjadi lebih buruk.

Peristiwa El Nino yang sama dan pengaruhnya sebagian bergantung pada waktu dalam setahun, kata WMO, menambahkan bahwa pihaknya dan layanan meteorologi nasional akan terus memantau perkembangannya.

Pola iklim terjadi rata-rata setiap dua hingga tujuh tahun, dan biasanya berlangsung selama sembilan hingga 12 bulan, nah hal ini biasanya terkait dengan pemanasan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik tropis tengah dan timur.

Curah hujan yang meningkat biasanya terlihat di bagian selatan Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian selatan, Tanduk Afrika, dan Asia Tengah, sementara kekeringan parah dapat terjadi di Australia, Indonesia, dan sebagian Asia selatan.

Selama musim panas di belahan bumi utara, air hangat El Nino juga dapat memicu badai di tengah dan timur Samudera Pasifik, sekaligus menghambat pembentukan badai di Cekungan Atlantik, kata WMO.









Editor: Muhafi Ali Fakhri

Tags

Terkini

Terpopuler