Putin Ancam Rusia Akan Gunakan Senjata Nuklir, Amerika Malah Anggap hanya Gertakan dan Kesalahan

- 1 Maret 2022, 10:41 WIB
Tanggapan Amerika Serikat tentang pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi.
Tanggapan Amerika Serikat tentang pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi. /Pixabay.com/

PORTAL NGANJUK – Beberapa waktu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut bahwa pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi.

Bukan tanpa alasan, Vladimir Putin menyiagakan senjata nuklir Rusia dan mengancam akan menggunakannya jika negara lain ikut campur dengan konflik yang terjadi di Ukraina.

Meskipun demikian, Amerika Serikat (AS) tidak menanggapi dengan serius pernyataan Vladimir Putin tentang senjata nuklir tersebut.

Baca Juga: Buntut Serangan ke Ukraina, Timnas Rusia Dikeluarkan dari Piala Dunia dan Kompetisi Eropa

Bagi beberapa mantan pejabat dan pakar di Amerika, menganggap pernyataan Putin sebagai gertakan adalah sebuah kesalahan.

Mengingat risiko dimana Rusia terpojok atau jika perang meluas, Putin sewaktu-waktu dapat memutuskan menggunakan senjata nuklir.

Kementerian pertahanan Rusia pada hari Senin mengatakan pasukan rudal nuklirnya, armada utara dan Pasifik telah ditempatkan pada tugas tempur yang ditingkatkan.

Baca Juga: Mengenal Spetsnaz, Pasukan Elite Rusia Berkemampuan Intelijen Tinggi yang Sukses Menerobos Ukraina

Ungkapan tugas tempur khusus, atau ditingkatkan, tampaknya telah membingungkan Pentagon.

"Ini bukan istilah seni dalam apa yang kami pahami sebagai doktrin (nuklir) Rusia," kata salah seorang pejabat Pentagon.

Sejauh ini, belum ada pergerakan besar senjata atau pengerahan pasukan untuk mempersiapkan serangan nuklir.

"Saya tidak percaya kita telah melihat sesuatu yang spesifik sebagai hasil dari arahan yang dia berikan, setidaknya belum, dalam hal gerakan otot yang cukup besar," katanya.

Amerika terus memantau dengan cermat segala sesuatu mulai dari fasilitas penyimpanan nuklir, pasukan rudal, kapal selam hingga pengerahan pesawat pengebom berkemampuan nuklir Rusia.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan tidak ada alasan untuk mengubah tingkat siaga nuklirnya saat ini.

"Kami telah melihat pola ini dari Presiden Putin selama beberapa bulan terakhir, di mana dia membuat ancaman untuk membenarkan tindakan agresif yang lebih besar," kata Psaki, sebagaimana dilansir Portal Nganjuk dari Jurnal Palopo dalam artikel “Dikira Main-main, Putin Ancam Gunakan Nuklir, AS Justru Melihatnya Sebagai Sebuah Gertakan”.

Menurutnya, Rusia tidak akan melakukan hal demikian karena Putin telah berkomitmen untuk mengurangi ancaman nuklir.

Psaki juga menegaskan kembali keputusan Washington untuk tidak menggunakan militernya untuk menciptakan zona larangan terbang di Ukraina.

Baca Juga: Tak Terima Uni Eropa Ancam Rusia, Presiden Chechnya Beri Ancaman Balik: Mereka akan Hadapi Tindakan yang Keras

Putin pada Minggu memerintahkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi sebagai bentuk tanggapan atas sanksi Barat terhadap Rusia.

Pada hari Senin, pasukan rudal nuklir Rusia dan armada Utara dan Pasifik ditempatkan pada tugas tempur yang ditingkatkan.***(Gunawan Bahruddin/Jurnal Palopo)

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Jurnal Palopo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah