Anthrax, Penyakit Menular dari Bakteri Bacillus Anthracis. Bisakah Manusia Terjangkit? Bagaimana Gejalanya?

- 5 Juli 2023, 19:48 WIB
Ilustrasi pwnyakit antraks
Ilustrasi pwnyakit antraks /Hendra Nurdiyansyah/ANTARA/

PORTAL NGANJUK – Anthrax adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh bakteri bernama Bacillus anthracis. Bakteri dapat membentuk spora yang dapat bertahan dalam jangka waktu lama di tanah dan lingkungan lainnya. Dapatkah menular pada manusia?
Anthrax biasanya tidak menyebar dari hewan ke hewan atau manusia ke manusia. Ketika spora anthrax tertelan, terhirup atau masuk ke dalam tubuh melalui lecet atau luka kulit, mereka dapat berkecambah, berkembang biak dan menghasilkan racun.
Serangga dapat menularkan bakteri Anthrax antar hewan. Pakan ternak dapat terkontaminasi antraks jika mengandung tepung tulang hewan yang terinfeksi. Bagaimana terinfeksi pada manusia?
Manusia dapat terinfeksi Anthrax jika mereka menangani atau terlibat dalam penyembelihan hewan yang sakit, atau bersentuhan dengan produk hewan yang terkontaminasi (seperti daging, darah, wol, kulit, tulang).
Anthrax juga dapat tertular dalam kecelakaan laboratorium. Selain itu, anthrax dapat tertular oleh pengguna narkoba suntik heroin melalui suntikan heroin yang terkontaminasi.
Selain itu, Bacillus anthracis selalu menempati urutan teratas dalam daftar agen potensial sehubungan dengan perang biologis dan bioterorisme.
Antraks dapat menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewan yang terkontaminasi, atau melalui udara. Ada tiga jenis utama antraks: antraks kulit, antraks inhalasi, dan antraks gastrointestinal.

Antraks kulit adalah jenis antraks yang paling umum. Itu terjadi ketika bakteri memasuki tubuh melalui luka atau goresan di kulit. Infeksi dimulai dengan benjolan yang gatal dan terangkat yang dengan cepat berkembang menjadi luka yang tidak nyeri dengan bagian tengah berwarna hitam.
Antraks inhalasi adalah jenis antraks yang paling serius. Itu terjadi ketika bakteri terhirup ke dalam paru-paru. Infeksi dapat menyebabkan demam, batuk, nyeri dada, dan kesulitan bernapas. Dalam kasus yang parah, antraks inhalasi bisa berakibat fatal.
Anthrax gastrointestinal terjadi ketika bakteri tertelan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Infeksi dapat menyebabkan mual, muntah, diare, dan sakit perut. Pada kasus yang parah, antraks gastrointestinal bisa berakibat fatal.
Anthrax adalah penyakit serius, tetapi dapat diobati dengan antibiotik. Jika Anda merasa telah terpapar antraks, penting untuk segera mencari pertolongan medis.
Penyakit Anthrax pada Manusia
Ada tiga bentuk antraks pada manusia. Evaluasi dan perawatan medis yang cepat dan tepat sangat penting untuk ketiga bentuk tersebut.
Cutaneous, or skin, antraks adalah bentuk yang paling umum. Biasanya tertular ketika seseorang dengan luka di kulitnya, seperti luka atau abrasi, bersentuhan langsung dengan spora antraks.
Benjolan gatal yang dihasilkan dengan cepat berkembang menjadi luka hitam. Beberapa orang kemudian mengalami sakit kepala, nyeri otot, demam dan muntah.
Anthrax gastrointestinal ditangkap dari makan daging dari hewan yang terinfeksi. Ini menyebabkan gejala awal yang mirip dengan keracunan makanan, tetapi ini dapat memburuk hingga menghasilkan sakit perut yang parah, muntah darah dan diare parah.

Bentuk antraks manusia yang paling parah dan paling langka disebut antraks inhalasi atau paru. Bentuk penyakit ini disebabkan ketika seseorang secara langsung terkena sejumlah besar spora anthrax yang tersuspensi di udara, dan menghirupnya.
Gejala pertama mirip dengan flu biasa, tetapi ini dapat dengan cepat berkembang menjadi pernapasan yang parah. kesulitan dan syok.
Berikut adalah tabel yang merangkum gejala dari berbagai jenis antraks:
Jenis Anthrax
Gejala

Cutaneous anthrax (Antraks kulit)
Benjolan gatal yang timbul dan berkembang menjadi luka yang tidak nyeri dengan bagian tengah berwarna hitam

Inhalation anthrax (Antraks inhalasi)
Demam, batuk, nyeri dada, kesulitan bernapas, mual, muntah, diare, dan nyeri perut

Gastrointestinal anthrax (Antraks gastrointestinal)
Mual, muntah, diare, sakit perut, demam, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening


Semoga informasi ini membantu, segera hubungi para ahli jika mengalami gejala yang ditunjukkan.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah