Network
PortalNganjuk.com – Kabupaten Nganjuk memang terkenal dengan budaya tradisionalnya, termasuk budaya Wayang Timplong. Wayang Timplong adalah kesenian wayang yang terbuat dari kayu dan menggunakan gamelan sederhana sebagai musik pengiring.
Wayang Timplong merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Desa Jetis, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk. Kesenian ini diciptakan oleh Mbah Bancol pada tahun 1910.
Nama Wayang Timplong, kesenian khas Kabupaten Nganjuk tersebut berasal dari suara gamelan pengiring kesenian wayang yang terbuat dari bambu dan saat dipukul mengeluarkan bunyi plong-plong-plong.
Gamelan pengiring Wayang Timplong terdiri dari gambang, kenong, kempul, dan kendang. Gambang merupakan alat musik yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipukul. Bunyi gambang yang khas Kabupaten Nganjuk inilah yang menjadi asal mula nama Wayang Timplong.
Mbah Bancol terinspirasi untuk menciptakan Wayang Timplong dari kesenian wayang Klithik. Namun, Mbah Bancol ingin membuat kesenian wayang yang baru dan berbeda dengan wayang Klithik. Mbah Bancol pun membuat wayang dari kayu dan menggunakan gamelan sederhana sebagai musik pengiring.
Kesenian wayang Timplong dahulu dipentaskan untuk sarana hiburan. Namun, karena perkembangan zaman, kesenian wayang Timplong lebih banyak dipentaskan dalam acara-acara bersih desa atau ritual tertentu di desa-desa daerah Kabupaten Nganjuk.
Meskipun tidak lagi banyak dipentaskan sebagai sarana hiburan, kesenian wayang Timplong masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Desa Jetis, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk.
Kesenian ini biasanya dipentaskan pada acara-acara khusus, seperti bersih desa, ruwatan, dan melepas nadar. Wayang Timplong juga sering dipentaskan untuk menyambut tamu-tamu penting.
Wayang timplong memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dengan jenis wayang lainnya. Berikut adalah karakteristik wayang timplong:
