- Wayang terbuat dari kayu mentaos. Kayu mentaos adalah jenis kayu yang ringan dan mudah dibentuk, sehingga cocok untuk digunakan sebagai bahan pembuatan wayang timplong.
- Bagian badan wayang tidak ada ukiran seperti wayang kulit. Bagian badan wayang timplong hanya berwarna hitam dan putih, tanpa ukiran yang rumit.
- Bagian tangan wayang terbuat dari kulit sapi. Kulit sapi digunakan untuk membuat bagian tangan wayang timplong karena kuat dan tidak mudah robek.
- Gamelan pengiring terdiri dari gambang, kenong, kempul, dan kendang. Gamelan ini menghasilkan musik yang sederhana dan khas, yang sesuai dengan karakter wayang timplong.
- Tidak ada pesinden untuk mengiringi pementasan. Pementasan wayang timplong hanya diiringi oleh musik gamelan saja.
Karakteristik wayang timplong ini terbentuk dari proses akulturasi budaya yang terjadi di Nganjuk. Kabupaten Nganjuk merupakan wilayah yang memiliki sejarah panjang dan pernah menjadi pusat pemerintahan pada masa Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Majapahit. Akulturasi budaya ini tercermin pada bentuk wayang, musik pengiring, dan cerita yang dipentaskan.
Wayang timplong merupakan salah satu kesenian tradisional yang unik dan menarik. Kesenian ini memiliki nilai-nilai budaya yang penting, seperti nilai gotong royong, persatuan, dan kesederhanaan.***