PORTAL NGANJUK – Menteri Pertahanan Rebuplik Indonesia, Prabowo Subianto kerap menjadi sorotan publik karena dinilai sebagai salah satu kandidat yang cocok untuk maju sebagai calon Presiden selanjutnya.
Menurut peneliti dari Merdeka Institute, Mohammad Yafi menjelaskan bahwa Prabowo Subianto memiliki sentimen positif tertinggi di dunia maya sebagai calon presiden.
“Sebanyak 25,4 persen dari total warganet yang mempercakapkan Prabowo cenderung menyampaikan ujaran positif tentang Ketua Umum Partai Gerindra itu, hanya 12,4 persen yang cenderung bernada negatif, dan sisanya 62,2 persen bersifat netral,” ujar Yafi.
Yafi juga memaparkan beberapa faktor yang menyebabkan Prabowo Subianto memiliki sentimen tertinggi dunia maya.
Faktor pertama adalah kinerja positif sebagai menteri terbaik dalam Kabinet Jokowi Jilid II yang dapat membuka mata publik mengenai totalitas Probowo Subianto dalam mengemban tugas negara.
Kedua, menurutnya sikap Prabowo Subianto yang dinilai jarang ikut dalam pembahasan capres 2024. Dalam hal ini publik menilai bahwa Prabowo Subianto tidak ambisius nyapres.
Ketiga, pernyataan Prabowo Subianto yang cenderung mengarah kepada pencarian solusi daripada membangun kontroversi atas masalah nasional akhir-akhir ini.
Sementara di urutan kedua ada Ganjar Pranowo sebagai sentimen positif terbaik dengan total 20,6 persen dari total warganet.
Sentimen negatif pada Ganjar Pranowo mencapai 17,9 persen dan 61,5 persen bersifat netral.
Diurutan ketiga terdapat Anies Baswedan dengan sentimen terbaik setelah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Sebanyak 18,9 persen percakapan terkait Anies Baswedan di dunia maya cenderung positif.
30,9 persen percakapan mengandung sentimen negatif dan 50,2 persen bersifat netral.
Baca Juga: Pacaran 5 Tahun Dengan Adhitya Alkatiri Kandas, Dinda Azani FTV Tunangan Dengan Kekasih Baru!
Namun sosok Anies Baswedan justru lebih banyak diperbincangkan publik dibandingkan dengan Prabowo Subianto yang menududuki urutan pertama sentimen terbaik.
Metodologi analisis dalam riset yang digunakan oleh Merdeka Institute ini menggunakan pendekatan natural language processing (NLP) untuk mengekstrasi opini dalam bentuk teks.
Sedangkan metode ekstraksi opini dilakukan dengan menggunakan teknik knowledge discovery in database (KDD).
Analisis dilakukan dengan menggunakan kata kunci nama capres top five yang sering muncul dalam publikasi survei lembaga riset mainstream.
Data dikumpulkan terhitung sejak 9 April 2022.***