Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Naik, Menkes Sebut Varian Baru Ini Lebih Menular dan Kebal Vaksin

10 Juni 2022, 15:35 WIB
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Naik, Menkes Sebut Varian Baru Ini Lebih Menular dan Kebal Vaksin /Darma Legi/Galajabar/

PORTAL NGANJUK – Belakangan ini kasus penularan Covid-19 di Tanah Air kembali mengalami peningkatan.

Sebelumnya angka penularan Covid-19 telah melandai di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Oleh karena itu Presiden Jokowi beberapa waktu lalu memberlakukan aturan pelonggaran untuk melepas masker di areal umum.

Baca Juga: Vicky Prasetyo Nekat Kirim Pesan ke Amber Heard, Isinya Bikin Geleng-geleng

Namun meskipun belakangan angka penularan Covid-19 kembali naik, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan indikator positivity rate dan transmisi komunitas COVID-19 di Indonesia dalam tiga pekan terakhir masih pada taraf aman.

"Berhubung imunitas masyarakat Indonesia masih tinggi berdasarkan sero survei (survei antibodi) pada Maret 2022,

dan kita lihat kenaikan masih dalam taraf aman," kata dia usai menghadiri Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer di Gedung Sujudi Kemenkes RI di Jakarta, pada Jumat 10 Juni 2022.

Positivity rate atau proporsi orang positif COVID-19 dari keseluruhan penduduk yang dites di Indonesia masih di bawah lima persen.

"Secara nasional sekarang 1,15 persen, paling tinggi di DKI Jakarta tiga persenan," ungkapnya.

Baca Juga: Usai Mandikan Jenazah Putranya, Ridwan Kamil Beberkan Jadwal Pemakaman Eril: Alhamdulillah

Untuk indikator transmisi komunitas atau tingkat sebaran penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia berkisar 1 per 100.000 penduduk.

Sedangkan dari ketetapan level 1 PPKM sebesar 20 per kasus per pekan untuk 100.000 penduduk.

Ia mengatakan kenaikan angka kasus COVID-19 sebesar 31 persen yang terjadi dalam tiga pekan terakhir di Indonesia.

Sebelumnya telah diprediksi pemerintah berdasarkan peningkatan interaksi masyarakat selama perayaan Lebaran 2022.

"Secara historis, kenaikan itu tidak tiga hari setelah hari raya, tapi antara 27 sampai 35 hari setelah hari raya besar seperti Natal dan Lebaran. Atau sekarang ini," katanya.

Budi mengatakan kenaikan angka kasus kali ini adalah hal normal yang terjadi usai perayaan hari raya.

Baca Juga: Tangis Atalia Praratya Pecah Usai Melihat Jenazah Eril: Tampan dan Tersenyum Setelah 14 Hari Menghilang

Namun yang menjadi fokus pemerintah saat ini, adalah kemunculan empat kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang kali pertama terdeteksi di Bali pada Mei 2022.

"BA.4 dan BA.5 ini bisa menghindari imunitas yang dibentuk vaksin, penyebarannya juga cepat," katanya.

Ia berpesan kepada masyarakat agar menyegerakan akses ke program vaksinasi penguat atau dosis ketiga untuk memperkuat imunitas tubuh.

Selain itu, masyarakat diminta untuk tetap konsisten patuh pada aturan protokol kesehatan, khususnya memakai masker dalam ruangan yang padat pengunjung.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler