PORTAL NGANJUK – Hingga kini kasus Covid-19 masih ada di beberapa negara dimana salah satunya berasal dari China.
Diketahui sebanyak 29 penumpang kereta api dari Tibet dinyatakan positif Covid-19.
Pihak kesehatan di Kota Beijing mengungkapkan bahwa ditemukan sebanyak 29 penumpang kereta api dari Lhasa, Tibet yang positif Covid-19 setelah melakukan tes.
Pada Jumat, 19 Agustus 2022 telah dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui hasil pengujian Covid-19 menunjukkan hasil positif atau negatif.
Kereta tersebut diketahui tiba di Beijing pada Rabu, 17 Agustus 2022 setelah menaklukan perjalanan mencapai 3.700 kilometer dari Lhasa, ibu kota Daerah Otonomi Tibet, di bagian barat daya China semenjak Senin.
Baca Juga: Siap-Siap Harga BBM Naik, Berikut Keluh Kesah Ojol Yang Sangat Bergantung Dengan BBM
Dilansir PORTAL NGANJUK dari Antara News selama 40 jam lamanya, kereta tersebut sudah mampir ke 10 stasiun yang tersebar di 5 provinsi diantaranya Gansu, Ningxia, Qinghai, Shanxi, dan Hebei.
Pihak otoritas pengendalian dan pencegahan Covid-19 setempat mengatakan jika tahap selanjutnya semua penumpang yang dinyatakan positif tersebut diturunkan di Beijing.
Dua penumpang dari Beijing yang positif Covid-19 diketahui bertempat tinggal di Distrik Shunyi dan Distrik Daxing.
Pada Selasa, 16 Agustus 2022, penumpang yang tinggal di Distrik Shunyi menaiki kereta tersebut dari Stasiun Xining, Provinsi Qinghai dan turun di Stasiun Shijiazhuang, provinsi Hebei.
Sementara itu penumpang yang tinggal di Distrik Daxing juga berangkat dari Stasiun Xining dan langsung menuju ke Beijing tanpa transit terlebih dahulu.
Hal tersebut karena kereta api merupakan transportasi umum dimana semua penduduk diperbolehkan untuk menggunakannya sebagai sarana untuk mengantarkan mereka dari satu stasiun ke stasiun lainnya.
Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Yang Membuat Hermanto Dardak, Ayah Wagub Jatim Emil Dardak, Meninggal Dunia
Disamping itu apabila terdapat penumpang yang dinyatakan positif Covid-19 dapat berisiko penularannya ke orang-orang sekitarnya lebih cepat, mengingat ruangan sempit disetiap gerbong kereta.
“Para penumpang kereta sangat berisiko tertulat karena waktu tempuh yang lama dan bertemu dengan banyak orang dalam ruang yang sempit,” ujar Liu Xiaofeng selaku Deputi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kota Beijing.
Hingga saat ini Beijing masih menerapkan kewajiban yang menunjukkan bahwa penduduk memiliki hasi tes negatif Covid-19 dalam 72 jam terakhir sebelum memasuki fasilitas publik dan menggunakan kendaraan umum, termasuk juga pemakaian kereta api.***