Istri Ferdy Sambo Akhirnya Ngaku Berbohong, Disuruh 'Pindah' Lokasi Pelecehan Magelang ke Duren Tiga Oleh...

30 Agustus 2022, 10:55 WIB
Facebook /Roslin Emika/RohaniSimanjuntak

PORTAL NGANJUK - Kasus pembunuhan Ferdy Sambo dan para komplotannya terhadap ajudannya sendiri, Brigadir Yosua atau Brigadir J semakin menemukan titik terang benderang.

Pasalnya Istri eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi akhirnya mengaku diperintah sang suami untuk berbohong soal pelecehan seksual.

Istri Ferdy Sambo itu menyebut pelecehan yang dilakukan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan adalah pengakuan bohong.

Menurut Putri Candrawathi, pengakuan itu dia rubah menjadi pelecehan seksual yang terjadi ketika dirinya berada di Magelang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Skandal Kalap Ferdy Sambo, Ketua IPW: Rahasia Putri Candrawathi Jadi Tersangka Sebenarnya Strategi untuk...

Adapun keterangan Putri Candrawathi itu diungkap oleh Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Taufan Damanik pada Senin, 29 Agustus 2022.

Kendati demikian, menurut Taufan, pernyataan Putri Candrawathi masih berubah-ubah sehingga harus diuji dengan keterangan dan bukti lain.

Adapun suatu informasi yang mengatakan kedekatan Brigadir J dan istri Ferdy Sambo,Putri Candrawathi.

Disaat itu keduanya berada di Magelang yang menjadi motif pembunuhan tersebut.

Ferdy Sambo dikatakan marah besar setelah mendengar aduan dari sang sopir, Kuat Ma'ruf soal kedekatan Brigadir J dan Putri Candrawathi.

Baca Juga: Keterangan Putri Candrawathi Terbaru Diduga Motif Pembunuhan: Brigadir Yosua Melucut Pakaiannya di Tempat...

Putri Candrawathi pun tidak membantah soal ini.

Ia mengaku, Brigadir J masuk ke dalam kamarnya di Magelang, kemudian melucuti pakaiannya.

Meski pun demikian, Putri Candrawathi masih belum konsisten dalam memberikan keterangan ke Kepolisian.

Belum lama ini beredar juga kabar soal dugaan Putri Chandrawathi yang digendong oleh Brigadir J kedalam kamar.

Asisten rumah tangga Irjen Ferdy Sambo yakni KM alias Kuat Ma´ruf memberikan pengakuan.

Baca Juga: Putri Candrawathi Mengaku Brigadir J Mendadak Lakukan Hal Dewasa di Dalam Kamarnya, Refly Harun: Dia Ingin…

Dirinya memergoki kejadian tak terduga di Magelang yakni Brigadir J mau menggendong Putri Candrawathi yang tidur di sofa ke kamar.

Kesaksian KM itu dibeberkan oleh anggota Komisi III DPR Sarifuddin Sudding dalam rapat kerja dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Rabu 24 Agustus 2022 di Gedung DPR, Senayan.

Dari keterangan tersebut, kata Jenderal Sigi, ada kesesuaian kronologi yang disampaikan Sarifuddin Sudding dengan yang diterima Polri.

Sudding sempat menanyakan kesamaan kronologi yang didapatkannya dengan milik Polri.

Ia mengatakan bahwa Brigadir J hendak menggendong Putri Candrawathi ketika tidur di sofa rumah pribadi Sambo di Magelang.

Tepatnya di Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah pada 4 Juli 2022 lalu.

Baca Juga: Terbongkar! Ada Anggota Legislatif yang Dihubungi Ferdy Sambo Buntut Kasus Penembakan Brigadir J?

Peristiwa pun kembali berlanjut, Brigadir J pun disebut memasuki kamar Putri pada 7 Juli 2022.

Dua peristiwa itu ternyata disaksikan Kuat Ma’ruf dan menyarankan Susi, asisten rumah yang lain melaporkanmya kepada Ferdy Sambo.

Setelah itu, dimulailah pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Sebagaimana diketahui, sebelum tewas di rumah dinas Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022, kuasa hukum Brigadir Yosua atau Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan bahwa kliennya menerima ancaman dari sosok yang dijuluki 'skuad lama'.

Hal itu dibuktikan dari percakapan antara Brigadir J dengan kekasihnya, Vera Simanjuntak yang disampaikan pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Sementara itu, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan, pada 7 Juli 2022 atau sehari sebelum tewas, Brigadir J sempat beroleh ancaman pembunuhan.

Baca Juga: Polwan di Bandung Ditemukan Tewas Terkunci di Kontrakannya, Saksi Beberkan Ada Kejanggalan: Pintu Depan...

Kepada Vera, Brigadir J sempat menghubungi lewat video call sambil menangis dan mengaku bahwa dirinya diancam.

Ancaman pembunuhan itu berisi pesan aneh tentang naik ke atas.

"Katanya jika 'naik ke atas' kita bunuh dia," ujarnya. Dia sendiri mempertanyakan makna naik ke atas itu. "

Apakah naik tangga ke atas, atau lapor ke pimpinan atau yang pangkatnya lebih atas. Ini yang mesti dicari tahu," tuturnya.

Hal itu diketahui melalui percakapan Vera dan Brigadir J pada bulan ketiga Juni antara tanggal 21 dan 29 Juni, mengungkap pengancaman squad lama terhadap Brigadir J.

"Ternyata Vera ini sudah tahu tentang squad ini. Vera kemudian mengaku jika dirinya sempat bertanya ke almarhum siapa yang mengancam, squad lama atau squad baru Kata Vera," kata dia.

Akhirnya terungkap sosok skuad lama yang dimaksud itu ternyata adalah Kuat Ma'ruf.

Baca Juga: Sambo adalah Marga dari Suku Apa? Ternyata Ini Asal Daerahnya 

Sebelumnya, pihak kepolisian telah diperoleh keterangan dan pengakuan baru soal Putri candrawathi.

Belum lama ini Putri Candrawathi diketahui memberikan tiga keterangan yang berbeda terkait motif di balik pembunuhan Brigadir J.

Dalam keterangannya yang pertama, istri Ferdy Sambo tersebut mengaku dilecehkan oleh Brigadir J.

Tetapi pada wawancara yang kedua, Putri Candrawathi kembali mengubah keterangannya.

Putri Candrawathi mengaku Brigadir J tiba-tiba masuk ke kamar dan melucuti pakaiannya ketika berada di Magelang, Jawa Tengah.

Sementara dalam keterangan yang ketiga, Putri Candrawathi mengatakan ada hubungan fisik antara dirinya dengan Brigadir J di kamar.

Baca Juga: Dikabarkan Tengah Mengandung Anak Kedua Buah Cinta Dengan Sule, Nathalie Holscher: Alhamdulillah Aku…

Menanggapi hal tersebut, Ahli hukum tata negara Refly Harun mengatakan berdasarkan pengakuan Putri Candrawathi.

Maka sudah terbukti hal tersebut adalah berita bohong yang dilakukan Ferdy Sambo.

"Jadi paling tidak menurut pengakuan Putri ini sudah terbukti berita bohongnya bahwa Putri disuruh mengaku itu (pelecehan) terjadi di Duren Tiga, bukan di Magelang," tutur Refly Harun.

Meskipun begitu, Refly Harun masih meragukan kebenaran terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J kepada istri Ferdy Sambo itu.

"Namun memang pertanyaannya adalah apakah di Magelang itu memang ada kasus pelecehan. This is the question (Ini adalah pertanyaan).

Karena didasarkan pada pengakuan Putri sendiri, kemudian Kuat Ma'ruf dan Susi. Nah Susi ini tidak pernah dimunculkan ke publik," ungkapnya.

"Jadi asisten rumah tangga yang bernama Susi yang konon juga mengetahui ini. Jadi yang mengetahui ini cuma tiga saja.

Susi, Kuat Ma'ruf, dan Putri Candrawathi yang selain Brigadir J yang sudah meninggal dan tentu kita tak bisa meminta keterangan darinya," sambungnya.

Menurut mantan Staf ahli Mahkamah Konstitusi itu, saat ini masyarakat sudah tidak lagi percaya dengan adanya narasi pelecehan seksual dalam kasus Brigadir J.

Dirinya mengatakan, yang paling penting dari motif pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo ialah nama baik Brigadir J.

"Seandainya dia (Brigadir J) pelaku pelecehan, maka namanya menjadi buruk.

Kalau seandainya ada affair (perselingkuhan) di antara mereka, beda lagi," katanya.

Refly Harun pun melihat, ada yang aneh apabila Brigadir J ingin melecehkan Putri Candrawathi.

Dirinya menilai, bahwa hal itu kurang bisa diterima oleh logika.

"Kecuali sebaliknya ya, atau tiba-tiba ada semacam little bit affair (sedikit perselingkuhan) di antara keduanya,

tentu atas inisiatif yang katakanlah dari atasan. Karena kalau inisiatifnya dari orang seperti Brigadir J agak aneh juga sesungguhnya," ujarnya.

"Karena dia kan orang muda ya. Jadi determinan faktornya kan kalau dalam hubungan ini adalah Putri sendiri,

yaitu istri seorang jenderal yang tentu dia bukan orang yang tidak berdaya untuk menentukan hubungan itu," kata Refly Harun menambahkan.

Mantan Komisaris Utama PT Jasa Marga (Persero) tersebut menilai, Brigadir J terlalu berani apabila melecehkan istri seorang jenderal sekaligus Kadiv Propam Polri.

"Dari sisi logika, itu memang aneh-aneh sedap bicara soal pelecehan ini. Jadi, dari sisi logika agak aneh saya katakan.

Tapi kalau itu affair (perselingkuhan), maka affair itu tentu harus diinisiasi oleh orang yang punya faktor yang lebih determinan," ujarnya.

"Jadi yang punya determinan faktor kan Putri sendiri karena dia istri seorang jenderal, atasan,

dia yang membayar, dan sebagainya," tambahnya dikutip PORTAL NGANJUK dari kanal YouTube Refly Harun pada Selasa, 30 Agustus 2022.

Refly Harun menegaskan, Brigadir J bukan faktor independen, sehingga tuduhan pelecehan seksual yang dilayangkan istri Ferdy Sambo aneh dan tidak bisa diterima logika.

Refly Harun mengungkapkan ada beragam motif yang bersifat domestik di balik pembunuhan Brigadir J.

"Ketika soal pelecehan di TKP tersebut terbantahkan, tidak ada pelecehan, maka pelecehan itu pindah ke Magelang.

Baca Juga: Kuasa Hukum Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak Beri Pengakuan Kondisi Keluarganya Sempat Dibakar Hidup-hidup...

Di Magelang itu lah dituduh bahwa Yosua telah melakukan pelecehan terhadap Putri Candrawathi yang kemudian Kuat Ma'ruf marah-marah, bertengkar dan lain sebagainya," tutur Refly Harun.

"Apakah karena hal itu kemudian membuat Ferdy Sambo sampai pada kesimpulan untuk membunuh? Ini menarik sekali ya," tambahnya.

Mantan Staf ahli Mahkamah Konstitusi tersebut menilai, motif Ferdy Sambo soal pembunuhan Brigadir J tidak dapat diterima logika.

"Padahal, secara logika kalau dia memang menemukan hal yang kurang ajar dari Yosua kepada istrinya, Putri Candrawathi,

kan dia tinggal panggil, tinggal bilang, diinterogasi, ditempeleng, dan lain sebagainya. Kira-kira begitu lah," sambungnya.

"Kan tidak lah mungkin kemudian dia melakukan itu tanpa klarifikasi terlebih dahulu kepada orangnya," jelas Refly Harun.

Melihat waktu eksekusi yang berlangsung tidak sampai 10 menit.

Refly Harun juga tidak menampik kemungkinan bahwa klarifikasi tersebut tidak pernah ditanyakan Ferdy Sambo kepada Brigadir J.

Baca Juga: Seusai Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Resmi jadi Tersangka, Sosok Aslinya Berhasil Dibocorkan ke Publik?

Terlebih lagi, apabila waktu eksekusi tersebut dipotong menjadi hany 3 menit.

"Apakah Sambo percaya begitu saja? This is a question. Tapi segala sesuatu kan mungkin saja terjadi.

Karena kedekatan itu kan bukan tidak mungkin membuat dua orang ini dekat secara emosional," ungkapnya.

Refly Harun pun juga menyinggung tentang foto Putri Candrawathi yang memegang tangan Brigadir J.

Kemudian, ketika Putri Candrawathi memberikan sebuah kado kepada Brigadir J dan mengaku bersyukur memiliki ajudan sepertinya.

"Lalu juga ada misalnya WA pada adik Yosua kalau dia mengatakan bahwa yang namanya Yosua multitalent dan lain sebagainya," tutup Refly Harun.

Mengenai soal Kuat Maruf melihat Brigadir J menggendong Putri Candrawathi juga turut dikomentari Refly Harun.

"Kalau kita melihat keterangan Putri tersebut, maka ada dua hal yang terbayang dalam benak saya," kata Refly Harun.

"Satu, dia ingin membuat skenario yang barangkali bisa meringankan hukuman dia dan suaminya,

Terutama suaminya karena dia bilang masih cinta. Sekaligus barangkali menebus rasa bersalah, we don't know exactly (Kita tidak tahu tepatnya)," sambungnya.

Meski demikian, Refly Harun tidak menampik kemungkinan bahwa Putri Candrawathi merasa malu untuk mengungkapkan motif dewasa di balik pembunuhan Brigadir J.

Hal ini terlihat ketika ia terus-menerus mengatakan malu kepada petugas Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang mewawancarainya.

Baca Juga: Nonton dan Download Anime Overflow Episode 1-8 Sub Indo TERBARU Resmi bukan dari Nekopoi dan Animasu

"Dan yang kedua adalah dia malu mengaku kalau misalnya ada motif dewasa,

Makanya ketika kepada petugas LPSK yang menemuinya, dia mengatakan 'Malu mba, malu mba.'," tuturnya.

Lebih lanjut, mantan Staf ahli Mahkamah Konstitusi itu mencurigai adanya kemungkinan bahwa Brigadir J dan istri Ferdy Sambo memang memiliki hubungan yang sangat dekat.

Namun, ia merasa heran dengan kedekatan antara keduanya.

Bukan tanpa alasan, selama ini Putri Candrwathi diketahui telah menganggap Brigadir J sebagai anaknya sendiri.

"Tapi jangan lupa, ini kan cerita tentang orang dewasa," ucapnya.

Baca Juga: Ferdy Sambo Disebut Jadi Dalang Penembakan 6 Laskar FPI di kasus KM 50, Menantu Habib Rizieq: Saya Melihat…

"Orang yang barangkali ada masalah dalam hubungan rumah tangga,

Kemudian masuk orang lain dan orang lain ini barangkali menghibur atau katakanlah obat lara. Kira-kira begitulah," kata Refly Harun menambahkan.

Mantan Komisaris Utama PT Jasa Marga itu pun kembali menyinggung kemungkinan motif istri Ferdy Sambo memberikan keterangan yang berbeda-beda terkait kasus Brigadir J.

"Ini terkait dengan dua hal tentunya. Apakah dia ingin meringankan hukuman bahwa motif membunuh adalah motif yang justified karena istri diganggu,

Dilecehkan, tapi motif lain adalah barangkali dia malu mengungkapkan yang sesungguhnya," ucapnya, dikutip dari Channel YouTube Refly Harun.

Menurutnya, kebenaran terkait motif pembunuhan Brigadir J nantinya akan terungkap.

Kemudian, ia menyebut motif dewasa di balik pembunuhan Brigadir J menggelikan.

"Memang bukan lagi ngeri-ngeri sedap, geli-geli sedap soal motif dewasa ini ya," tutur Refly Harun menjelaskan.***

Editor: Erfan Muchlisya Irawan

Tags

Terkini

Terpopuler