PORTAL NGANJUK – Mahfud MD mengatakan bahwa data-data yang dibobol oleh “Bjorka” bukanlah data rahasia negara.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) itu manambahkan bahwa ia telah menerima laporan dari BSSN terkait hal ini.
“Soal bocornya data negara, saya pastikan bahwa itu memang terjadi. Saya sudah dapat laporannya dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Kemudian, dari analisis Deputi VII (Kemenpolhukam), terjadi di sini-sini. Tetapi, itu bisa sebenarnya bukan data yang sebetulnya rahasia,” kata Mahfud saat keterangan pers di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, dikutip dari ANTARANEWS.
Baca Juga: Ternyata Putri Candrawathi Ikut Tembak Brigadir J, Benarkah? Simak Disini
Menurutnya data-data yang telah bocor tersebut sudah banyak diberitakan.
“Jadi, belum ada yang membahayakan dan isu-isu yang muncul itu kan sudah ada di koran tiap hari, (berita mengenai) jadi presiden, ini, gini, kan Cuma satu.
Tidak ada rahasia negara dari yang saya baca,” imbuhnya.
Baca Juga: Ngeri! Gegara Alat Kemah Hilang, Santri Dianiaya dan Berujung Tewas, Ini Hukuman Bagi Pelaku
Menanggapi kasus tersebut, ia menyebut akan ada rapat untuk menggelar dan memperdalam kasus tersebut.
Pembobol yang mengaku “Bjorka”, melalui grup Telegram mengklaim telah meretas surat menyurat milik Presiden Jokowi, termasuk surat dari Badan Intelejen Negara (BIN).
Bjorka viral setelah akun Twitter bernama “DarkTracer: DaekWeb Criminal Intelligence”, membahas hal tersebut.
Menurut Kepala Sekretariat Surat Presiden, Heru Hartono, menjelaskan bahwa tidak ada surat dan dokumen Presiden yang bocor di media sosial.
“Nanti, pihak sekretariat negara akan menyampaikan. Tidak ada isi surat yang bocor,” kata Heru. ***