Ferdy Sambo Ternyata Punya Trik dan Cara Bisa Bebas 120 Hari ke Depan, Polri Hanya Punya Waktu 35 Hari saja

23 September 2022, 15:10 WIB
Ferdy Sambo Ternyata Punya Trik dan Cara Bisa Bebas 120 Hari ke Depan, Polri Hanya Punya Waktu 35 Hari saja /UPDATE KASUS BRIGADIR J/Diolah dari Google

PORTAL NGANJUK - Update kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J kini telah bergulir 3 bulan.

Kini kasus yang menewaskan ajudan Ferdy Sambo itu belum juga terkuak, bahkan isu-isu liar soal Brigadir J pun bermunculan.

Kini masyarakat terus menyorot tajam Ferdy Sambo sebagai dalang pembunuhan Brigadir J di rumah dinasnya.

Ferdy Sambo adalah tersangka kasus pembunuhan Brigadir Ysoua atau Brigadir J.

Baca Juga: Akhirnya Susi Ungkap 'Jilatan Maut' Brigadir J, Putri Candrawathi Disebut Menikmati 'Permainan Ajudan Favorit'

Ferdy Sambo saat ini dikenai pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

Ferdy Sambo telah 73 hari mendekam dipenjara, hal itu terhitung sejak 9 Agustus 2022.

Disamping itu, berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, hingga kini masih dipimpong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW ) Sugeng Teguh Santoso menduga, berkas perkara yang tak kunjung beres menjadi celah bagi Ferdy Sambo untuk lolos dari jeratan hukum dugaan pembunuhan berencana.

Baca Juga: Akhirnya Susi Bicara Jujur Ungkap Kedekatan Sang Nyonya Sambo dengan Ajudan Favoritnya, Terkuak Adegan Jilat

Menurut Sugeng, ini merupakan kabar buruk bagi keluarga Brigadir J yang jadi korban pembunuhan Ferdy Sambo serta sejumlah masyarakat Indonesia yang menginginkan keadilan.

"Kalau lewat 120 hari, kalau masih belum lengkap maka Sambo akan bebas," ujar Sugeng dikutip PORTAL NGANJUK dari akun Youtube MimbarTube.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Berita Subang, seperti diketahui, berkas perkara tersangka pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan tersangka Ferdy Sambo yang hingga kini belum lengkap.

Berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, hingga masih dipimpong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Sugeng menuturkan, saat ini jika kasus Ferdy Sambo telah memasuki 20 hari perpanjangan penahanan kedua.

Jika sampai batas waktu 120 hari kasus Ferdy Sambo belum P21 alias final, Ferdy Sambo dapat bebas demi hukum.

"Sambo punya waktu 120 hari, kalau sampai 120 hari berkas belum selesai, Sambo bisa bebas demi hukum.

Kita berhitung, Sambo menjadi tersangka sejak 9 Agustus, kalau sekarang tgl 21, sudah 71 hari, dia sudah memasuki perpanjangan kedua untuk 20 hari," ungkap Sugeng.

Baca Juga: Susi Jujur Ungkap Hubungan Terlarang Putri Candrawathi dan sang Ajudan, Adegan Ranjang dan Jilat Terungkap

Kalau Kejaksaan mengembalikan lagi dalam waktu 14 hari, ditambah 85 hari yang sudah dilalui.

Sugeng menduga, Kepolisian hanya punya waktu 35 hari untuk kembali melengkapi berkas Ferdy Sambo.

Meski begitu Sugeng Teguh Santoso optimistis penyidik dapat menyelesaikannya sebelum 120 hari.

"Menurut saya sebelum 120 hari berkas ini akan P21," ungkap Ketua IPW itu.

Ferdy Sambo disebut Percaya Diri Lolos Hukuman karena Ada Kakak Asuh dan Adik Asuhnya

Kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masih terus diusut.

Hingga kini, kasus Brigadir J di tangan mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo itu belum juga menemukan titik terang.

Brigadir Yosua atau Brigadir J yang merupakan Korban penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo masih terus menjadi sorotan publik. 

Dalam kasus tewasnya Brigadir J, kini ditetapkan 5 tersangka. 4 diantaranya sudah ditahan.

Baca Juga: Istri Ferdy Sambo Angkat Bicara Tuduh Brigadir J Menjilat Tangan dan Area Sensitif, Adegan Jilatan Terungkap

Sedangkan satu lagi istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi belum ditahan karena alasan kemanusiaan.

Prof. Muradi yakni seorang guru besar politik dan keamanan Universitas Padjajaran mengatakan Ferdy Sambo memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi.

Menurut Muradi, kepercayaan diri Ferdy Sambo yang begitu tinggi karena merasa masih memiliki power dari kakak asuh maupun adik asuhnya.

Muradi mengatakan bahwa dalam rekonstruksi, Ferdy Sambo mengaku tidak menembak dan meminta Bharada E untuk melakukan penembakan.

"Kartun rekonstruksi itu kan Bareskrim menyatakan ada FS menembak dua kali. Tapi kan begitu rekonstruksi ditolak bahwa dia tidak menembak."

"Dia tidak mengatakan ada upaya kemudian meminta Bharada E untuk melakukan penembakan, bahasanya kan bukan menembak, hajar, hajar kan gitu," ujar Muradi

Muradi menambahkan, rekonstruksi bisa memperingan hukuman seolah - olah tidak mengarahkan penembakan.

"Saya kira kemudian muncul ada upaya dari FS ini untuk memperingan hukuman seolah-olah dia tak mengarahkan upaya pembunuhan atau penembakan tadi," tambahnya.

Baca Juga: Putri Candrawathi Buka Suara Tuding Brigadir J Jilati Tangannya, Akhirnya Terungkap Adegan Jilatan Maut

Karena hal itulah, Muradi merasakan kepercayaan diri Ferdy Sambo karena adanya dukungan dari kakak asuh dan adik asuhnya.

"Di situ saja, dia masih merasa confidence ada dukungan dari kakak asuh maupun adik asuh," imbuhnya.

Namun, Muradi tak menyebut siapa di balik sosok kakak asuh serta adik asuh yang dimaksudkan itu.

Tetapi, lanjut Muradi mengingatkan jika kakak asuh tersebut berperan sangat penting dalam karier Ferdy Sambo hingga melejit menjadi bintang dua.

"Dari mulai naik bintang satu, bintang dua, itu kan kakak asuhnya yang melakukan itu," tutur Muradi.

"Lumayan banyak (kakak asuh dan adik asuh), ada bintang dua, bintang satu yang aktif."

"Bahkan ada yang sudah pensiun, tapi kan nggak terlalu berpengaruh juga (terhadap perkara)," imbuhnya.

Ia pun hanya mengingatkan bahwa ada yang beking Ferdy Sambo dari kakak asuh dan adik asuh.

Sehingga, proses hukum kasus pembunuhan Brigadir J atau Brigadir Yosua dibuatnya agar tak menimbulkan perlawanan. 

Menurut Muradi, dengan Ferdy Sambo yang mengubah BAP, sama dengan dia melakukan perlawanan.

Baca Juga: Mulai Terungkap 'Jilatan Maut' Brigadir J ke Putri Candrawathi, Istri Ferdy Sambo Disebut Malah Menikmati

"Kenapa saya warning itu, supaya tak ada perlawanan. FS mengubah BAP tidak menembak itu bentuk perlawanan," ujarnya.

Oleh sebab itu, Muradi meminta Polri agar harus mengambil langkah sistematis terhadap sosok yang disebut sebagai kakak asuh dan adik asuh si Ferdy Sambo. 

Selain itu, Muradi juga menyarankan agar kakak asuh dan adik asuh yang saat ini masih menduduki posisi strategis agar dimutasi selama proses hukum Ferdy Sambo berjalan.

"Paling tidak langkahnya harus sistematis, sehingga beberapa orang yang dianggap kakak asuh-adik asuh itu kemudian bisa kembali fokus pada organisasi, bukan orang per orang," pungkasnya.

Muradi menyarankan agar kakak asuh dan adik asuh Ferdy Sambo agar dimutasi dulu agar tak ada upaya manuver untuk memperkuat perlawanan Ferdy Sambo.

"Bahasanya kan bisa dimutasi dulu supaya tidak melakukan manuver untuk memperkuat perlawanan dari FS," jelas Muradi.

Muradi menambahkan, segera dilakukan mutasi selama proses hukum kasus Brigadir J, kalaupun tak terlibat bisa dikembalikan lagi ke posisi semula.

"Dia dimutasi atau di-grounded dululah 3 bulan (atau) 6 bulan. Kalau prosesnya berjalan dan terbukti tidak punya keterlibatan aktif, dikembalikan lagi ke posisi," tambahnya lagi.

Muradi menyebut bahwa perkara Ferdy Sambo, merupakan persoalan pribadi, sehingga jangan sampai merusak organisasi internal Polri.

Muradi berharap agar Ferdy Sambo legowo dan menjalani proses hukum, kalau tidak akan merusak institusi Polri.

Baca Juga: Mulai Terungkap 'Jilatan Maut' Brigadir J ke Putri Candrawathi, Istri Ferdy Sambo Disebut Malah Menikmati

"Kalau saya sih berharap FS legowo, sudah, jalani saja. Karena, kalau nggak, ini yang rusak organisasi," tegasnya.

Menurutnya, kalau masalah Ferdy Sambo merupakan masalah institusi maka dirinya akan memaklumi karena melibatkan banyak anggota polisi.

"Semua dirusak, semua orang terbelah. Kalau masalah FS masalah organisasi, saya kira maklum apa yang dilakukan FS meminta bantuan banyak orang," tutur Muradi.

Menurutnya, karena hal ini merupakan masalah pribadi, maka Polri harus fokus hingga masalah ini selesai dan melakukan penguatan kembali.

" Ini kan perlakuan yang dilakukan pribadi. Ini yang harus difokuskan Polri bahwa ini sudah selesai, Polri harus fokus penguatan lembaga lagi," ujar Muradi

Belakangan terungkap pula, siapa sosok kakak asuh Ferdy Sambo yang sebenarnya.

Dalam kasus kematian Brigadir J, kakak asuh Ferdy Sambo disebut memiliki power di Polri.

Bahkan disebut bahwa kaka asuh Ferdy Sambo kini tengah berusaha bebaskan Ferdy Sambo di kasus Brigadir J.

Kakak asuh Ferdy Sambo kini masih intens berkomunikasi dan mencari jalan keluar dari kasus pembunuhan Brigadir J ini.

Baca Juga: Ternyata Nyawa Kuat Ma'ruf Tak Hanya Diselamatkan Bripka RR, Kini Terungkap Tugas Bharatu Prayogi dan Perannya

Prof Muradi mengatakan bahwa Ferdy Sambo masih punya pengaruh besar di Polri, kendati saat ini dijebloskan ke penjara.

Kekuatan Ferdy Sambo di tubuh Polri, ujar Muradi tidak terlepas dari sosok seseorang yang disebut sebagai kakak asuh.

Hanya saja, Sosok kakak asuh itu kini tidak lagi menjabat di Polri.

Tetapi dia sempat menjadi salah satu pejabat inti di lembaga ini.

Sosok kakak asuh ini kata Muradi juga berperan penting dalam karir Ferdy Sambo di kepolisian.

Sampai saat ini, Ferdy Sambo dan kakak asuh ini masih intens berkomunikasi dan mencari jalan keluar dari kasus pembunuhan Brigadir J ini.

Baca Juga: Ternyata Nyawa Kuat Ma'ruf Tak Hanya Diselamatkan Bripka RR, Kini Terungkap Tugas Bharatu Prayogi dan Perannya

“Minggu lalu mereka (Ferdy Sambo dan kakak asuh), masih berkomunikasi. Dan yang paling vulgar ketika FS enggak mengakui menembak dalam rekonstruksi.

Buat saya implisit dia Masih Punya Power. Masih ada back up di situ,” tutur Muradi kepada wartawan Jumat 16 September 2022, dikutip PORTAL NGANJUK dari Berita Subang.

Lantaran masih punya pengaruh besar di Polri, Muradi berharap tim khusus yang menangani perkara Ferdy Sambo ikut turun memeriksa kakak asuh Ferdy Sambo yang juga pensiunan jenderal tersebut.

“Saya berharap (Timsus) menyentuh yang sudah pensiun, karena ini jauh punya power mengendalikan FS."

"Mantan Jenderal ini yang memberi beliau jenderal, dan sebelum pensiun juga jadikan Kadiv Propam. Saya kira itu perlu dikejar juga,” tegas Muradi.

Dia pun juga meminta agar kepolisian tak takut mengusut keterlibatan kakak asuh Mantan Jenderal ini.

Muradi turut menilai, langkah pengusutan keterlibatan senior kepolisian ini penting agar proses persidangan Ferdy Sambo bisa berjalan dengan mulus dan transparan.

“Itu perlu ada langkah cepat sebelum persidangan. Poin ketiga tadi, mengusut keterlibatan kakak asuh, apakah terlibat atau tidak,” ucap Muradi soal kakak asuh Sambo yang Mantan Jenderal ini.

Disamping itu, masyarakat digegerkan dengan beredarnya, kekuasaan Ferdy Sambo dalam grafik 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303'.

Baca Juga: Pasukan Irjen Ferdy Sambo Dari Sejumlah Daerah Mendarat ke Jakarta Meski Tak Ada Tugas, Mahfud MD: Mereka...

Belum diketahui pasti siapa sosok identitas asli yang menyebar grafik 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303'.

Namun, pasca beredarnya grafik 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303' tersebut tak sedikit membuat masyarakat jadi bertanya-tanya.

Bahkan, Mahfud MD pun menanggapi terkait dengan sosok Ferdy Sambo.

"Bintang dua rasa Bintang lima," ucap Menko Polhukam Mahfud MD.

Selama ini publik menilai bahwa kuatnya kekuasaan Ferdy Sambo di Polri karena ada dukungan Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

Itu diduga karena alasan kedekatan dengan Listyo Sigit Prabowo yang memengaruhi pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir Yosua alias Brigadir J.

Belum lama Timsus Polri menetapkan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi sebagai tersangka pembunuhan berencana Brigadir J.

Kapolri pun sudah tak punya hubungan hierarki dengan Ferdy Sambo.

Baca Juga: Karena Cuan Rp 74 T per Hari, Penyebab Perang Rusia Ukraina Bakal Lama Selesai

Disisi lain, juga turut beredar skema yang menunjukkan dugaan bahwa Ferdy Sambo mempunyai sebuah kerajaan yang bernama "Kerajaan Sambo."

Di dalam skema kerajaan Ferdy Sambo ini ada sejumlah nama-nama pejabat sekaligus perwira tinggi dari negara Republik Indonesia.

Bagaimana pastinya terkait kerajaan Ferdy Sambo itu masih belum dijelaskan oleh pihak Kepolisian.

Sejauh ini Polri masih bungkam akan isu dugaan kerajaan Ferdy Sambo yang diduga menjadi dalang penghambat tuntasnya kasus pembunuhan terhadap Brigadir J.

Profesor Muradi, Guru Besar Ilmu Politik & Keamanan dan Direktur Program Pasca Sarjana Ilmu Politik (Magister & Doktoral) di Universitas Padjajaran (UNPAD) ikut angkat bicara.

Baca Juga: Akhirnya Terkuak Sosok Kakak Asuh yang Disebut Orang Kuat di Belakang Ferdy Sambo, Ternyata Begini Sosoknya

Profesor Muradi berpendapat bahwa apabila berbicara terkait kerajaan Ferdy Sambo, maka polisi harus berperilaku seadil-adilnya.

"Kalau saya beranggapan bahwa untuk kasus Brigadir J cukup sampai di situ.

Tapi kalau kemudian kita bicara soal kerajaan atau lain sebagainya kita harus adil," ucapnya.

"Adil itu gini lho Mbak, ya dibuka juga di atas Sambo itu ada, dan kemudian itu menikmati betul apa yang dilakukan oleh Sambo. Kalau betul itu terjadi ya," tambahnya.

Profesor Muradi mengatakan istilah baru dalam kasus kerajaan Ferdy Sambo yang disebut dengan istilah kakak asuh.

Bahkan Profesor Muradi pun menyebutkan bahwa pihak Polri dan timsus ini mengetahui siapa saja orang yang terlibat dalam istilah kakak asuh tersebut.

Baca Juga: Akhirnya Terkuak Sosok Kakak Asuh yang Disebut Orang Kuat di Belakang Ferdy Sambo, Ternyata Begini Sosoknya

"Saya menyebutnya lebih elegan dengan nama kakak asuh ya. Karena kakak asuh itu ada beberapa nama, ada yang sudah pensiun, dan sekarang ada beberapa yang masih aktif yang memegang posisi strategis.

Saya kira pimpinan Polri dan timsus itu sudah tahu siapa orang-orangnya," jelasnya.

Dalam hal ini Profesor Muradi menegaskan bahwa masalahnya ada dua.

Pertama apakah memang hanya mau berhenti di kasus Brigadir J atau ingin membuka semuanya.

Wartawan senior Hersubeno Arief melalui kanal Youtubenya Hersubeno Point pun turut serta membongkar sosok-sosok di atas Ferdy Sambo yang lebih berkuasa.

Hersubeno Arief pun memaparkan bahwa di atas Ferdy Sambo masih ada yang lebih lagi berkuasa.

Hal tersebut dikatakan Hersubeno Arief berdasarkan pernyataan penasihat dari Kapolri, Prof. Muradi.

Baca Juga: Sehabis Putri Candrawati jadi Tersangka, Akhirnya Bocor Sosok Asli dan Masa Lepas Istri Ferdy Sambo yang Heboh

Disebut-sebut bahwa di atas Ferdy Sambo ternyata masih ada yang lebih berkuasa, ia dijuluki sebagai kakak asuh.

"Ada orang kuat di belakang Ferdy Sambo ternyata terbukti. Bukan Kapolri seperti yang diperkirakan selama ini," jelas Hersubeno.

Meski tidak menyebut namanya, Muradi mengatakan bahwa kakak asuh tersebut memang ada di dalam institusi Polri dan ada juga yang sudah di luar institusi Polri.

Baca Juga: Ferdy Sambo Diisukan Disokong Konglomerat? Diduga Berkaitan dengan Pemilu 2024?

Dikatakan pula bahwa Ferdy Sambo bukan merupakan salah satu kepala atau pimpinan dari salah satu faksi atau bahkan geng di Polri.

Muradi menjelaskan bahwa masyarakat perlu melihat ke belakang bagaimana Ferdy Sambo mendapatkan pangkat bintang satu pertama kalinya.

Atau berpangkat Brigjen pada 2009 di masa Kapolri Idham aziz.

"Ferdy dipromosikan menjadi Direktur Tindak Pidana Bareskrim Polri 2019.

Setahun kemudian kembali dipromosikan menjadi Kadiv Propam Polri berpangkat Irjen," kata Hersubeno Arief.

"Dari situ kita lihat ada yang lebih senior dari Ferdy Sambo dan menjadi kakak asuh," tambah Hersubeno Arief.

Ferdy Sambo ialah satu dari beberapa pejabat Polri yang saat ini diarahkan oleh kakak asuh dari salah satu faksi atau geng di tubuh Polri.

Sehingga Hersubeno pun menilai apabila Timsus bisa membuktikan keterlibatan kakak asuh.

Baca Juga: BBM di Indonesia Akan Naik Beda Dengan Malaysia Harga BBM Malah Diturunkan: 'Untuk Lindungi Rakyatnya'

Maka penyelidikan terhadap Ferdy Sambo akan semakin mudah.

Pasalnya sampai saat ini masih terasa tarik-menarik dalam penyelidikan kasus Ferdy Sambo.

Hal tersebut pun terlihat pada adanya grafik 'pembalasan' dari grafik 'Kaisar Sambo' serta Konsorsium 303 yang sebelumnya tersebar.

Kini tersebar pula grafik 303 versi lawan dari faksi Sambo yang diketuai oleh Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.

Yaitu yang kini masuk dalam timsus penyelidikan kasus Ferdy Sambo.

Beredarnya grafik itu hingga disinyalir sebagai 'balasan' dari geng yang masih mendukung Ferdy Sambo. 

Kini pula terungkap rekonstruksi pembunuhan Brigadir J hingga kesaksian Bripka RR.

Dalam kesaksian Bripka RR yang telah disampaikan pengacaranya, Erman Umar dikutip dari chanel YouTube Uncle Wira pada 19 September 2022.

Di mana Bripka RR sempat telah menyembunyikan senjata panjang dan pendek Brigadir J yang terletak di kamar ADC lantai 1 dipindahkan ke kamar anak Ferdy Sambo yang berada di lantai 2.

Baca Juga: Pemuda di Madiun Diduga Hacker Bjorka Diringkus Mabes Polri, Motif Peretasan Data Pribadi Pejabat Terbongkar!

Hal tesebut dilakukan Bripka RR sebelum memanggil Brigadir J karena sempat dipertanyakan oleh Putri Candrawathi.

Putri Candrawathi juga sempat bertanya 'Yosua di Mana' kepada Bripka RR dan Putri Candrawathi juga meminta untuk bertemu dengan Brigadir J.

Erman Umar mengungkapkan, Bripka RR atau Bripka Ricky Rizal pun bertanya ke Putri Candrawathi mengenai peristiwa yang terjadi.

Namun Putri Candrawathi tak menjawab pertanyaan tersebut dan menanyakan posisi Yosua di mana.

Sebelum memanggil si Yosua, Ricky Rizal berinisiatif untuk mengamankan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1.

Senjata berupa senjata panjang dan senjata pendektersebut langsung diamankan ke kamar anak Sambo di lantai 2.

Baca Juga: Mendadak Istri Kuat Ma'ruf Muncul! Aib Suaminya Dibocorkan, Kemesraan Putri Candrawathi dan Om Kuat Terungkap?

"Bripka Ricky takut apabila tak diamankan akan digunakan Yosua karena sempat dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman menuturkan pengakuan Ricky.

Barulah kemudian si Ricky turun dan mencari Yosua yang kemudian ditemukan sedang berada di depan rumah.

Ricky pun juga sempat bertanya ke Yosua tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Namun si Brigadir J mengaku tidak tahu alasan Kuat tiba-tiba marah kepadanya.

Kemudian, Ricky membujuk Yosua untuk bertemu dengan Putri Candrawathi karena diminta langsung.

Selang beberapa lama, Brigadir J akhirnya pun mau untuk bertemu Putri Candrawathi di kamar lantai 2.

"Sampai di kamar 2, Yosua duduk di bawah lantai dan Putri tiduran di kasur. Bripka Ricky menunggu di luar kamar.

Pembicaraan antara Yosua dan Putri Candrawathi tidak terdengar oleh Bripka Ricky," imbuh Erman.

Pertemuan Brigadir J serta Putri Candrawathi itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit.

Setelah Yosua keluar dari kamar, Bripka RR juga sempat menanyakan kembali mengenai peristiwa yang terjadi.

Namun Brigadir J lagi-lagi tak memberikan penjelasan.

Seusai kejadian, Yosua kemudian tidur satu kamar bersama Bharada E. Sedangkan Ricky dan Kuat tidur di ruang tengah memakai kasur lipat.

Dsamping itu, keselamatan Om Kuat alias Kuat Ma'ruf pun tak terlepas dari peran Bharatu Prayogi.

Peran Bharatu Prayogi terungkap usai rekonstruksi pembunuhan Brigadir J pada Selasa, 30 Agustus 2022.

Bharatu Prayogi merupakan salah satu kedelapan ajudan Ferdy Sambo.

Bharatu Prayogi, senior dari Bharada E sebagai yang sama-sama bertugas sebagai ajudan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Baca Juga: Bjorka Aktif Kembali Singgung Tim Cyber Indonesia Soal Penangkapan Pria Madiun Dan Jokowi

Sebelumnya, dikutip YouTube Uncle Wira pada rekonstruksi tersebut akhirnya terungkap alat bukti yaitu dua belah pisau.

Pisau itu merupakan milik dari Om Kuat alias Kuat Ma'ruf.

Dua belah pisau tersebut awalnya dipegang oleh Kuat Ma'ruf, lalu diserahkan kepada salah satu Ajudan Ferdy Sambo yang bernama Bharatu Prayogi.

Kuat Ma'ruf menyerahkan si pisau dan HT kepada salah seorang ajudan Ferdy Sambo bernama Bharatu Prayogi tersebut.

Sebagaimana diketahui, bahwa adegan menyerahkan pisau itu terungkap saat rekonstruksi pada adegan ke 74.

Saat itu KM atau Om Kuat sedang berdiri di samping ajudan Ferdy Sambo.

Lalu terdengar seorang penyidik sedang menyampaikan pada adegan ke 74 KM atau Kuat Ma'ruf alias Om Kuat menyerahkan pisau dan HT kepada Bharatu Prayogi.

KM atau Kuat Ma'ruf alias Om Kuat pun juga terlihat melakukan sesuai dengan apa yang disampaikan penyidik dengan benda yang berwarna hitam meyerupai pisau.

Terkait hal itu, Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian mengungkapkan, bahwa pisau itu merupakan barang bukti yang memiliki kaitannya dengan peristiwa di Magelang, Jawa Tengah.

"Itu pisau yang dibawa oleh saudara Kuat dari Magelang," kata Andi kepada wartawan di Kompleks Polri Duren Tiga,Jakarta Selatan, Selasa 30 Agustus 2022, dikutip dari Uncle Wira yang tayang pada Rabu 31 Agustus 2022.

Menurut Andi, pisau itu digunakan oleh penyidik untuk rekonstruksi, dirinyamenyebut ada peristiwa adegan melibatkan pisau tersebut di Magelang.

Baca Juga: Tangisan Susi Terungkap, Bripka RR Lihat Putri Candrawathi Terkapar Lemas di Tempat Tidur, Om Kuat Panik?

"Pada saat ada kejadian, terdapat peristiwa sehingga itu digunakan di Magelang," lanjutnya.

Akan tetapi, Andi tak menjelaskan peristiwa apa yang dimaksud sehingga Kuat Ma’ruf menggunakan pisau itu.

"Ya itu, peristiwanya apa ya nantilah," tandasnya.

Dapat disimpulkan dari rekonstruksi pembunuhan Brigadir J yang juga ditayangkan di Polri Tv itu.

Peran Bharatu Prayogi menyita pisau yang dibawa Kuat Ma'ruf dari Magelang.

Bripka RR atau Bripka Ricky Rizal pun bertanya ke Putri Candrawathi mengenai peristiwa yang terjadi.

Namun Putri Candrawathi tak menjawab pertanyaan tersebut dan menanyakan posisi Yosua di mana.

Sebelum memanggil Brigadir J, Bripka RR alias Ricky Rizal berinisiatif untuk mengamankan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1.

Senjata berupa senjata panjang dan senjata pendek itu langsung diamankan ke kamar anak Sambo di lantai 2.

"Bripka Ricky takut apabila tak diamankan akan digunakan Yosua karena sempat dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman menuturkan pengakuan Ricky.

Barulah kemudian Ricky turun dan mencari Yosua yang kemudian ditemukan sedang berada di depan rumah.

adegan ranjang Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo dalam kasus Brigadir J.

Adegan di ranjang Putri Candrawathi tertuang dalam SP3 laporan istri Ferdy Sambo.

Johnson Panjaitan telah membongkar SP3 laporan istri Ferdy Sambo, hingga terjadi pembunuhan Brigadir J di rumah dinasnya Duren Tiga.

Dalam laporan Putri Candrawathi dijelaskan soal pelecehan seksual hingga Brigadir J mengancam menggunakan senjata api atau pistol.

Disamping itu, terpisah Susi dalam BAPnya mendengar suara desahan dari kamar Putri Candrwathi.

Baca Juga: Pemuda di Madiun Diduga Hacker Bjorka Diringkus Mabes Polri, Motif Peretasan Data Pribadi Pejabat Terbongkar!

Dalam isi SP3 laporan Putri Candrawathi soal pelecehan seksual yang dialaminya.

Isi SP3 laporan Putri Candrawathi juga mengungkapkan detail adegan kamar istri Ferdy Sambo itu dengan Brigadir J.

Tak hanya itu, Putri Candrawathi dalam SP3 tersebut mengaku bahwa dirinya diancam Brigadir J.

Brigadir J pun disebut meraba bagian intim Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo.

SP3 laporan dari istri Ferdy Sambo itu dibongkar oleh Johnson Panjaitan.

Johnson Panjaitan pun kembali membongkar SP3 laporan istri Ferdy Sambo, hingga terjadi pembunuhan Brigadir J di rumah dinasnya Duren Tiga.

Baca Juga: Mendadak Istri Kuat Ma'ruf Muncul! Aib Suaminya Dibocorkan, Kemesraan Putri Candrawathi dan Om Kuat Terungkap?

Dalam kejadian yang ada di Magelang terdapat lima orang yang terlibat diantaranya Brigadir J, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, Bharada E dan Susi.

Komnas HAM pun secara terbuka menyebut mendiang Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat menggendong Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, ada Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, secara resmi menghentikan laporan dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga.

Laporan itu dihentikan setelah Polri melakukan gelar perkara dan tidak menemukan bukti.

Temuan Komnas HAM terkait pelecehan seksual itu lalu mendapat tanggapan dari pihak Brigadir J.

Sebagai kuasa hukum dari keluarga Yoshua, Johnson Panjaitan menyebut, saat pihaknya melapor ke Kabarskrim Polri.

Baca Juga: Bjorka Aktif Kembali Singgung Tim Cyber Indonesia Soal Penangkapan Pria Madiun Dan Jokowi

Putri Candrawathi telah membuat laporan atas dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga dan percobaan pembunuhan.

"Dan dengan tegas pihak Polri menyatakan tidak ada tindak pidananya," kata Panjaitan dalam acara di ILC.

Anehnya, dalam soal peristiwa di Magelang. Tidak ada laporan, tiba-tiba diungkapkan Komnas HAM.

"Tak ada pelaporan, tiba-tiba muncul. Jika dilihat dengan sungguh-sunggu, maka berkasnya hancur," tegas Panjaitan.

Panjaitan mengatakan, pihaknya berposisi sebagai pro justitia," tambah Panjaitan.

Menurutnya, bahwa jika memang sungguh-sungguh yah pro justitia.

"Walau mengelak bahwa hal itu peristiwa tanggal 7, tetapi harus melihat laporan Bu Putri," kata pengacara keluarga Brigadir J itu.

Panjaitan pun mengaku, sudah memiliki SP3 laporan Putri Candrawathi.

Berikut adalah isi SP3 Laporan Putri Candrawathi yang dibacakan J Panjaitan, yang dikutip melalui Youtube TvOnews 6 September 2022.

Pada saat hari jumat tanggal 8 Juli 2022, sekitar Pukul 17.00 di Kompleks Duren Tiga.

Bermula saat ketika korban sedang berada didalam kamar. Dalam posisi terbaring di tempat tidur.

Tiba tiba pelaku (Brigadir J) masuk dan langsung memegang paha, kemaluan, serta memegang payudara korban.

Kemudian si korban (Putri Candrawathi) kaget, dan langsung berteriak tolong...tolong..tolong...

Baca Juga: Mendadak Istri Kuat Ma'ruf Muncul! Aib Suaminya Dibocorkan, Kemesraan Putri Candrawathi dan Om Kuat Terungkap?

Namun si pelaku langsung mengancam korban dengan cara menodong senjata api ke kepala korban.

Korban yang merasa ketakutan itu, kembali berteriak dengan kalimat tolong-tolong...tolong...

Pelaku langsung keluar dari kamar korban. Akibatnya korban hingga merasa ketakutan dan menceritakan kepada suami korban.

Disamping kejadian mengejutkan itu, anggota Komisi III DPR Dipo Nusantara mengatakan, narasi dugaan kekerasan seksual dalam peristiwa pembunuhan Yosua memang sulit diterima.

Karena, Polri jelas-jelas sudah mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3).

Di dalam berita acara pemeriksaan (BAP) konfrontasi Putri terkait dengan narasi pelecehan seksual tersebut.

Dalam BAP tersebut, Putri Candrawathi menceritakan kejadian di Magelang pada 7 Juli sekitar pukul 18.00 sampai 19.30.

Saat itu si Yoshua disebut masuk ke kamarnya. Putri menyebut dirinya sedang tidak enak badan.

Istri eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo tersebut menyatakan bahwa Yoshua memaksanya untuk berdiri dan menuju pintu.

”Lantas, Yosua membuka pintu kaca dan sambil jalan ke arah keluar pintu kaca,” ujar Putri dalam BAP.

Pada saat itu, Putri pun mengaku sengaja menyenggol keranjang tumpukan pakaian yang sudah disetrika.

Dia juga menendang-nendangkan kaki ke pintu kaca dengan harapan ada orang yang mendengar.

Baca Juga: Tangisan Susi Terungkap, Bripka RR Lihat Putri Candrawathi Terkapar Lemas di Tempat Tidur, Om Kuat Panik?

”Setelah posisi saya berada di depan pintu kaca, saya tak melihat ada orang di sekitar tangga,” tuturnya.

Putri lantas mengatakan bahwa, Yoshua menghempaskan tubuhnya hingga terjatuh di depan pintu kamar mandi yang posisinya berhadapan dengan pintu kaca dan berada di depan pintu kamar.

”Saya terjatuh saat itu, terduduk sedang menyandar ke keranjang pakaian kotor dengan posisi kaki lurus,” terangnya.

Keterangan Putri dalam BAP bertentangan dengan saksi lain. Salah satunya, keterangan saksi Susi.

Dalam keterangannya, Susi pun menyebutkan bahwa dirinya melihat Yosua masuk ke kamar Putri, lalu mendengar suara mendesah.

”Artinya, itu (keterangan Putri) bisa terbantahkan,” terangnya, dikutip Teras Gorontalo dari Voxtimor.

Dipo menyebut bawa keterangan Putri Candrawathi yang tertuang dalam BAP itu sangat mungkin menjadi acuan Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk menyimpulkan terjadinya dugaan kekerasan seksual.

”Kalau berdasar keterangan satu pihak saja, tentu belum bisa disimpulkan terjadi pelecehan,” ujar politikus PKB tersebut.

Adapun muncul sosok diduga istri Om Kuat alias Kuat Ma'ruf membongkar sifat asli sang suami.

Kemunculan istri Om Kuat di tengah isu perselingkuhan Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf sangat mengejutkan publik.

Pasalnya, kini istri Kuat Ma'ruf muncul dengan membocorkan aib sang suami selama ini.

Sebagaimana diketahui, bahwa Om Kuat memang sudah memiliki istri dan dua orang anak.

Baca Juga: Terbaru! Bripka RR Bongkar Soal Pelecehan, Komnas HAM: Putri Candrawathi Ungkap ke Susi dan Om Kuat

Dalam keluarga Kuat Maruf, salah satu anaknya sudah SMA dan yang satunya masih kecil.

Isu perselingkuhan Om Kuat dengan Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo itu ternyata sudah sampai ke telinga istri Kuat Ma'ruf.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Priangantimurnews, sosok istri Kuat Ma'ruf baru-baru ini mendadak muncul ke publik dan langsung membeberkan fakta yang sangat mengejutkan.

Diketahui tidak hanya suka bermain wanita lain di belakang, sang istri rupanya juga mengungkapkan hal yang sangat mengejutkan tentang perilaku suaminya tersebut.

Ternyata selama ini Kuat Ma'ruf sudah lama tak memberikan nafkah pada sang istri dan juga anak-anaknya.

Disamping isu perselingkuhan Putri Candrawathi dan Om Kuat muncul saat dibongkar oleh mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara beberapa waktu lalu.

Istri mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi tengah santer diisukan memiliki hubungan spesial dengan sang sopir, yakni Kuat Ma'ruf.

Belakangan, terkuak besaran gaji Kuat Ma'ruf yang dinilai publik sebagai fantastis dengan berprofesi seorang sopir, yakni berkisar Rp 7 juta-Rp 10 juta per bulan.

Selain nilai gaji yang cukup besar, Kuat Ma'ruf juga disebut-sebut adalah sosok kepercayaan Ferdy Sambo.

Kuat Ma'ruf bahkan memiliki pengaruh kuat dibandingkan dengan ajudan Ferdy Sambo yang lainnya.

Berdasarkan spekulasi yang beredar, laporan Kuat Ma'ruf kepada Ferdy Sambo lah yang menjadi cikal bakal pembunuhan terhadap Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Kala itu, Kuat Ma'ruf disebut-sebut telah melaporkan kedekatan antara Brigadir J dengan Putri Candrawathi kepada Ferdy Sambo ketika berada di Magelang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Putri Candrawathi Ungkap Gaya dan Posisinya Bersama Brigadir J dalam BAP Selain Adegan Tikar dan Kamar Mandi

Saat ini Kuat Ma'ruf sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J bersama empat orang lainnya.

Mereka ialah Bharada E, Bripka Ricky Rizal, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Bahkan kini fakta akhirnya terungkap, mengenai Putri Candrawathi sudah 14 tahun bersama Om Kuat.

Bahkan kebersamaan Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf itu sejak Ferdy Sambo belum menjadi seorang jenderal bintang dua.

Kini isu perselingkuhan Putri Candrawathi dan Om Kuat senter berhembus sangat kencang.

Om Kuat alias Kuat Ma'ruf hangat diperbincangkan setelah isu perselingkuhannya dengan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi terungkap publik.

Disebutkan Om Kuat ternyata sudah 14 tahun lebih bersama keluarga Putri Candrawathi.

Bukan orang baru, Om Kuat alias Kuat Ma'ruf merupakan orang terlama yang menjadi bagian dari keluarga Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.

Baca Juga: Isi Laporan SP3: Putri Candrawathi Teriak Disaat Brigadir J Pegangi Paha, Kemaluan hingga Buah Dadanya

Dikatakan, Om Kuat alias Kuat Ma'ruf bekerja bersama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sejak sekitar tahun 2008.

Di mana Om Kuat bekerja di keluarga Putri Candrawathi saat Ferdy Sambo belum menjadi seorang berpangkat jenderal.

Bahkan baru-baru ini Bripka RR alias Ricky Rizal membongkar soal dugaan pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawathi.

Pasalnya, Bripka RR atau Ricky Rizal salah satu tersangka yang berada di Magelang.

Baca Juga: Putri Candrawathi Ungkap Gaya dan Posisinya Bersama Brigadir J dalam BAP Selain Adegan Tikar dan Kamar Mandi

Desas-desus peristiwa di Magelang, Jawa Tengah disebut menjadi pemicu terjadinya kasus pembunuhan Brigadir J.

Bahkan, Komnas HAM kembali ‘hidupkan' dugaan pelecehan seksual yang diduga telah dilakukan oleh Brigadir J.

Setelah didatangi istri dan keluarga akhirnya Bripka RR merubah haluan melawan skenario Ferdy Sambo.

Awalnya, dugaan pelecehan seksual yang diklaim Putri Candrawathi tersebut sudah di SP3 oleh penyidik.

Berubah-ubahnya keterangan dari istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi soal dugaan pelecehan seksual tersebut.

Seakan-akan menambah panjang drama kasus pembunuhan yang menewaskan Brigadir Yosua atau Brigadir J.

Yang mana, dituding Brigadir J, sudah melukai harkat dan martabat keluarga Ferdy Sambo.***

Editor: Erfan Muchlisya Irawan

Tags

Terkini

Terpopuler