Asal Mulanya Berbagi Uang Saat Lebaran Datang, Siapa yang Mengawali?

14 April 2023, 19:20 WIB
Berbagi Uang Pecahan di Saat Lebaran Idul Fitri /

PORTAL NGANJUK — Lebaran tinggal beberapa hari lagi. Perasaan Idul Fitri sangat terasa.

Toko-toko kain mulai dipadati pengunjung yang membeli baju baru untuk kebutuhan Idul Fitri.

Dalam waktu singkat, roti sudah ada di atas meja dan dibeli dengan penuh semangat.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu: Hiburan Yang Bakalan Buat Kamu tidak Bosan Saat Mudik, apa aja itu

Senyum terpancar saat anak-anak menyambut penyebaran Idul Fitri.

Diwakili dalam pikiran mereka, mereka akan langsung berganti pakaian baru, biasanya sampai tujuh hari.

Mereka juga mendapat uang dari kerabat yang datang menjenguk mereka saat silaturrahim.

Baca Juga: Teks Bacaan Takbiran Idul Fitri Versi Panjang dan Pendek: Arab, Latin, dan Artinya

Musim memberi uang ini adalah kesempatan yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak.

Mereka senang dan gembira ketika menerima hadiah berupa uang.

Tidak jarang mereka menabung untuk membeli mainan kesayangannya, membeli sendiri handphone baru, bahkan ada yang meminta diskon.

Menurut situs nu.or.id, awal mula tradisi memberi uang saat Lebaran akan menjadi tradisi pengaruh Tionghoa, yakni memberikan kado berwarna merah kepada anak-anak saat perayaan Imlek.

Tetapi tidak memberikan uang kepada anak-anak ketika mereka pergi bersenang-senang dengan saudara perempuannya.

Anak-anak yang menerima uang dari saudaranya harus menerimanya dengan senyuman.

Kegembiraan anak-anak ini diyakini akan memperkuat ikatan persaudaraan dan kutukan. Misalnya, saat memberi uang, sang kakek melihat senyum manis sang cucu.

Apa yang ada di depan cucunya yang bahagia saat mendapatkan uang dapat menghilangkan semua ketakutan dalam hidup.

Sementara itu, sang cucu senang mengunjungi kakeknya secara teratur karena menurutnya kakeknya mendukungnya dengan memberinya uang.

Selain itu, budaya memberi uang saat festival juga ingin mengajarkan anak-anak sejak kecil untuk mengetahui cara memberi hadiah kepada orang lain, mereka dilatih sejak kecil untuk peduli dan melihat orang lain jauh.

Berziarah saat Idul Fitri merupakan tradisi yang tak terhapuskan. Karena jika ada silaturahmi, ikatan kekeluargaan tidak akan hilang.

Dengan menjadi sahabat, Kamu juga diajak untuk bertemu dengan saudara-saudaramu.

Di pedesaan, orang yang ingin mengunjungi kerabat biasanya membawa oleh-oleh berupa roti dan nasi, sedangkan semua yang melakukannya memasak roti, memberikan nasi dan memberikannya kepada anak-anak.***

Editor: Aditya Yalasena

Sumber: nu.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler