BMKG Peringatkan Wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, hingga Lampung Waspada Gempa Megathrust dan Tsunami

- 24 Januari 2022, 12:20 WIB
BMKG peringatkan tentang potensi gempa bumi Megathrust dan tsunami di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, hingga Lampung.
BMKG peringatkan tentang potensi gempa bumi Megathrust dan tsunami di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, hingga Lampung. /Unsplash.com/FerNando/

PORTAL NGANJUK – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peringatkan potensi gempa bumi Megathrust dan tsunami dahsyat.

Peringatan gempa bumi Megathrust dan tsunami dari BMKG itu ditujukan kepada masyarakat terutama yang berada di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, hingga Lampung.

Berdasarkan keterangan BMKG, gempa bumi Megathrust dengan magnitudo 8,7 dan tsunami berpotensi akan terjadi.

Baca Juga: BMKG Ungkap Ancaman Gempa Megathrust Magnitudo 9 dan Tsunami 20 Meter di Pulau Jawa dan Sumatra

Gempa bumi yang terjadi di Banten beberapa waktu lalu merupakan pertanda untuk siap siaga terjadinya gempa dahsyat Megathrust.

Gempa bumi Megathrush tersebut akan merusak hingga ke Jakarta, Banten, Lampung, dan Jawa Barat.

Informasi itu bukan untuk menakut nakuti namun didapat berdasarkan penelitian para ahli dari ITB Irwan Meilano dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan juga kerjasama dengan BMKG.

Kordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan gempa Megathrust di Selat Sunda akan berdampak ke Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Lampung.

Baca Juga: GEMPA HARI INI! Mengguncang Bandung dan Melonguane pada Sabtu, 22 Januari 2022

Karena dahsyatnya guncangan maka getarannya bisa mencapai VII hingga VIII MMI (Modified Mercalli Intensity).

"Dampak kerusakan berat, termasuk juga Jakarta, apalagi tanah Jakarta lunak itu mengamplifikasi ground motion sehingga kerusakan lebih parah," kata Daryono dalam diskusi virtual, Sabtu 22 Januari 2022.

Tentu saja pemerintah harus segera melakukan antisipasi tentang adanya penelitian kegempaan tersebut.

Bukan berarti harus menakut nakuti tapi harus ditingkatkan kewaspadaan dan mitigasi serta pendidikan kepada masyarakat serta memperbaiki sarana prasarana pendukung tahan kegempaan.

Sebelumnya pakar kegempaan ITB DR Irwan Meilano S.T. MSc, dan juga ilmuan kegempaan DR Rahma Hanifa dari BRIN mengungkap hal yang sama dampak dari gempa Megathrush dan juga penyebabnya.

Pakar kegempaan ITB Irwan Meilano dalam webinar tersebut menjelaskan bahwa wilayah Selat Sunda mengalami laju regangan yang tinggi sekitar 3 x 10 pangkat 7 per tahun.

Berdasarkan hasil permodelan, sumber gempa besar (Megathrust) di Selat Sunda berada pada bagian yang dangkal, sehingga berpotensi menghasilkan gempa dan tsunami.

Baca Juga: Breaking News! Gempa Berkekuatan 6.1 Magnitudo Mengguncang Melonguane Sulawesi Utara

Jangan lupa juga di Selat Sunda menurut Irwan Meilano ada sesar Sumantera yang masuk ke Selat Sunda dan juga wilayah Selat Sunda yang sangat dekat dengan trens.

Sehingga bisa memincu gempa bumi dan juga terjadi tsunami di wilayah tersebut potensi yang cukup besar.

Sementara itu, peneliti dari BRIN Nuraini Rahma Hanifa menyatakan bahwa dalam penelitiannya menyebut dalam jangka 300 tahun setelah dulu terjadi gempa besar, siklusnya akan terjadi gempa besar lagi.

"Tahun 2020 mengupdate, bagaimana tentang gempa pulau Jawa, kenapa akan ada gempa 8.7 karena dihitung dari 300 tahun lalu terjadi gempa kemudian dihitung dari luasan bidang robekan sepanjang 250 km, sedangkan pergeseran gempa dari akumulasi 4 cm pertahun sehingga akan diperkirakan akan terjadi gempa besar setelah 300 tahun itu dengan ekuatan gempa 8.7 magintudo," ujar Nuraini Rahma.

Itu memang jejak terakhir gempa yang terjadi pada masa lampau, sehingga kini 300 tahun kemudian akan terjadi kekosongan waktu dan gempa kekuatan magnitudo 8.7 itu merupakan akumulasi setelah 300 tahun.

Baca Juga: Gempa Hari Ini Mengguncang Tobelo Halmahera Utara pada Rabu, 19 Januari 2022

"Selat Sunda regangan energinya sudah sangat tinggi, sehingga dimungkinkan ada gempa besar dan potensi tsunami juga tinggi.

Jadi gempa Banten kemarin itu mengingatkan kita bahwa kedepan bisa saja akan terjadi gempa lebih besar lagi," ujarnya.

Nuraini Rahma juga menyebut bahwa memang biasanya gempa besar itu dimulai dari pinggiran seperti gempa Banten kemarin itu merupakan pinggiran.

"Kita bukan menakut nakuti, tapi harus waspada, jadi gempa kemarin di luar dari wilayah megatrhust,” sambungnya, sebagaimana dilansir Portal Nganjuk dari Desk Jabar dalam artikel “GEMPA BUMI MEGATHRUST Goncangannya Keras di Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Lampung, BMKG Daryono Sarankan Ini”.

Dari itulah menurut Nuraini Rahma perlu ada monitoring terus menerus di wilayah Selat Sunda, sehingga bila terjadi gempa bisa dihitung, ketimbang potensi yang tersimpan sehingga nanti akan keluar angka keuatan gempa yang akan datang.

Baca Juga: Waspada! Peneliti Memprediksi Gempa Susulan Akan Terus Terjadi Selama Beberapa Pekan, Ini Penyebabnya

Perlu 2000 gempa kecil untuk melepas kekuatan gempa besar 8.7, kalau dapat dihitung nanti bisa diketahui gempa besar akan terjadi, tapi bila benar diketahui 2000 gempa kecil terjadi di wilayah itu maka gempa besar itu tidak akan sampai 8.7 magnitudonya, ujarnya.

Demikian informasi dari BMKG tentang potensi gempa bumi Megathrust dan tsunami di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, hingga Lampung.***(Yedi Supriadi/Desk Jabar)

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Desk Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah