Bersama 10 guru besar dari universitas ternama di Asia Timur, ia melakukan penelitian mengenai fenomena transportasi di kota-kota megapolitan di Asia Timur.
Gagasan dan ide-idenya mengenai infrastruktur dan transportasi sudah sering dimuat di berbagai media cetak dan elektronik. Selain itu, ia sering tampil sebagai pembicara di forum nasional dan internasional.
Bambang juga sudah menulis beberapa buku seputar infrastruktur dan transportasi, salah satunya berjudul 'Manajemen Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah'.
Buku tersebut sering dijadikan panduan dalam melaksanakan terobosan dalam rangka pembangunan nasional.
Adapun buku lainnya yang ia tulis denga judul '1001 Wajah Transportasi Kita', 'Strategi dalam Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah', dan 'Memacu Infrastruktur di Tengah Krisis'.
Dalam menangani kesemerawutan dalam sistem transportasi, Bambang Susantono mengusulkan pendekatan transportasi humanis, yang diawali dengan etika dalam bertransportasi.
Menurutnya, hal ini sangat penting kepada menjaga keteraturan dalam bertransportasi sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna.
Dalam hal konsep transportasi yang humanis, ia mengatakan bahwa selain melibatkan penduduk dalam bagian perencanaannya, sistem transportasi humanis wajib memperhatikan empat kriteria.
Keempat kriteria tersebut antara lain angkutan umum wajib tepat waktu supaya mampu diandalkan oleh masyarakat, wajib nyaman dan layak ditumpangi, tarif angkutan umum wajib terjangkau, dan terjamin keamanannya.