Kultum atau Ceramah Singkat Ramadhan 2022 Dengan Tema Mensucikan Jiwa di bulan Ramadhan

- 3 April 2022, 12:05 WIB
Kultum Ceramah Singkat Ramadhan 2022 Dengan Tema Mensucikan Jiwa di Bulan Ramadhan
Kultum Ceramah Singkat Ramadhan 2022 Dengan Tema Mensucikan Jiwa di Bulan Ramadhan /Freepik/rawpixel.com

PORTAL NGANJUK – Dalam kesempatan kali ini akan mengulas kultum ceramah singkat Ramadhan 2022 dengan tema mensucikan jiwa di bulan Ramadhan.

Bagi anda yang mencari teks Khutbah, ceramah, ataupun kultum, dapat memakai teks dengan tema mensucikan Jiwa di bulan Ramadhan di artikel ini sebagai referensi.

Berikut ini adalah Teks Kultum Ceramah Singkat Ramadhan 2022 dengan judul mensucikan jiwa di bulan Ramadhan:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah yang telah kembali mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan kali ini.

Kita memohon kepada Allah agar selalu diberi taufik dan hidayah di bulan ini untuk mengisinya dengan amal shaleh yang terbaik.

Dan juga menunjuki kita agar istiqomah dalam ketaatan di bulan ini, sehingga kita bisa menutupnya dengan amal kebaikan pula.

Seorang muslim adalah orang-orang yang selalu dalam kebaikan, khususnya kepada mereka yang dianugerahkan Allah Ta’ala berjumpa dengan bulan Ramadhan ini.

Masa-masa yang penuh dengan kebaikan dan ibadah. Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua untuk memanfaatkannya dengan sempurna.

Serta mengisi Bulan Ramadhan ini dengan berbagai macam ketaatan seperti puasa, shalat malam, membaca Alquran, sedekah, dan lain sebagainya.

Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang terhalangi dari berbuat kebaikan, ketika peluang kebaikan itu dibuka selebar-lebarnya.

Mereka inilah orang-orang yang tujuan hidupnya hanya apa yang mereka inginkan, sehingga berlalu hari-hari penuh kebaikan, mereka dalam keadaan lalai dan tak peduli.

Baca Juga: Puasa Ramadhan 2022, 5 Makanan yang Harus Dihindari Saat Sahur dan Berbuka

Padahal seseorang itu hanya ada dua kemungkinan.

Yang pertama adalah ia menggunakan waktunya dalam kebaikan, sehingga banyak mendapatkan kemanfaatan.

Sedangkan kemungkinan kedua adalah ia gunakan waktunya dalam keburukan, sehingga kemudharatanlah yang ia dapatkan.

Hal tersebut sesuai sebagaimana dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

كُلُّ النَّاسِ يَغْدُوْ : فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا

“Setiap manusia melakukan perbuatan: ada yang menjual dirinya kemudian memerdekakannya atau membinasakannya.” (HR. Muslim).

Manusia, mereka sendirilah yang mengarahkan dan mengatur diri mereka -setelah Allah-.

Apabila mereka mengarahkan diri mereka kepada kabaikan, mensucikannya dengan ketaatan, dan berusaha untuk selalu bermanfaat, maka apa yang mereka lakukan adalah sebaik-baik amanah.

Namun, jika mereka tidak mampu mengarahkan diri mereka kepada kebaikan, tentu sulit diharapkan kalau mereka akan mampu mengarahkan orang lain.

Kalau mereka menelantarkan diri mereka sendiri, mereka pun tak akan mampu membina masyarakatnya atau orang lain.

Jika mereka membiarkan diri mereka melakukan apa yang mereka inginkan berupa kemaksiatan dan kemalasan, mereka inilah orang-orang yang menelantarkan dirinya.

Jika mereka menelantarkan dirinya, maka apalagi yang bisa ia jaga?

Allah Ta’ala berfirman,

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّىٰهَا * فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا *قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.” [Quran Asy-Syams: 7-9].

Dia mensucikan dirinya dari kemaksiatan dan dosa. Dan setiap mereka mengerjakan ketaatan juga kebaikan, artinya mereka telah mensucikan diri mereka. Kemudian firman Allah:

وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا

“Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” [Quran Asy-Syams: 10].

Yaitu dia kotori jiwanya dengan dosa, kemaksiatan, dan keburukan, ia terlantarkan dirinya dengan memperturutkan semua hasratnya dan meninggalkannya tak terurus, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يَوْمَ يَتَذَكَّرُ ٱلْإِنسَٰنُ مَا سَعَىٰ * وَبُرِّزَتِ ٱلْجَحِيمُ لِمَن يَرَىٰ

“Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.” [Quran An-Nazi’at: 35-36].

Pada hari itu orang-orang ingat semua dengan apa yang telah mereka kerjakan.

Bayangkan! Sesuatu yang kita lakukan satu tahun lalu saja kita sudah lupa, bagaimana sekiranya, kita tengah menunggu pengadilan, tiba-tiba kita teringat semua kesalahan yang pernah kita lakukan.

Mental kita pun terasa jatuh. Kita dihinggapi ketakutan yang besar. Dalam keadaan takut tersebut, ditampakkanlah kepada kita neraka.

Neraka itu ditampakkan di hadapannya, Ia melihat langsung dengan kedua matanya.

Neraka yang sewaktu di dunia hanyalah cerita saja, ketika di dunia kita tak pernah melihat neraka.

Neraka hanya disebutkan saja oleh Allah Ta’ala dalam Alquran atau oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits beliau.

Baca Juga: 45 Negara Ikuti Arab Saudi, Ramadhan Jatuh Pada Tanggal 2 April 2022

Neraka saat itu berada di alam gaib, kita sebagai umat muslim yang masih berada di alam dunia hanya bisa mengimaninya.

Kemudian kita beramal untuk menghindarinya. namun kelak di akhirat, hal itu menjadi kenyataan.

Manusia akan benar-benar melihat neraka dengan kedua mata yang ada di kepalanya, setelah dulunya tersembunyi, maka pada hari itu Allah akan tampakkan kepadanya.

فَأَمَّا مَن طَغَىٰ * وَءَاثَرَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا

“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia.” [Quran An-Nazi’at: 37-38].

Bagi orang-orang demikian, tempat kembali mereka adalah seburuk-buruk tempat, tempat kembalinya adalah neraka, dia tak mendapati tempat selain itu. Nas-alullah al-‘afiyah..

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.” [Quran An-Nazi’at: 40].

Orang ini takut tentang bagaimana nanti keadaannya di hadapan Rabbnya, bagaimana saat ia berdiri di hadapan Allah mempertanggung-jawabkan semua yang telah ia lakukan.

Dan yakinlah bahwa semua orang akan melewati keadaan ini, dia akan berdiri di hadapan Allah Ta’ala, Kemudian Allah Azza wa Jalla akan menghisab semua yang telah ia lakukan.

Dia takut kepada kebesaran Tuhannya ketika di dunia, kemudian ia beramal untuk persiapan perjumpaan ini.

وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ * فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ

“Dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” [Quran An-Nazi’at: 40-41].

Surga adalah merupakan tempat yang kekal, suatu tempat yang lebarnya saja seluas langit dan bumi.

Adapun neraka -wal ‘iyadzubillah- adalah tempat yang sempit, sulit, dan penuh derita.

Neraka tersebut pun kekal dan menjadi tempat tinggal para pelaku dosa, karena ini disebut oleh Allah sebagai tempat tinggal, mereka tak akan keluar darinya.

Kedua tempat tinggal itu sangatlah berbeda,bahkan tak mampu dijelaskan oleh akal.

Jamaah shalat tarawih sekalian,

Inilah pembagian manusia di akhirat kelak, sebagian ada yang memasuki neraka, sebagian yang lain memasuki surga.

Semua tergantung dengan amalan seseorang ketika di dunia, Jika amalannya baik, maka ia mendapat surga yang penuh dengan kenikmatan.

Namun apabila amalannya buruk, maka ia akan dijebloskan ke dalam neraka yang penuh dengan penderitaan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan untuk hamba-hambanya waktu-waktu yang mendukung mereka untuk melakukan amalan ketaatan.

Waktu yang mereka bisa menunaikan apa yang Allah wajibkan kepada mereka, sehingga mereka akan sukses mendapatkan ridha dari Rabb mereka, serta akan masuk surga di hari kiamat kelak.

Adapun jika mereka sia-siakan wasiat-wasiat Rab mereka dan lebih memilih mengikuti hawa nafsu mereka, menelantarkan kewajiban yang telah ditetapkan kepada mereka.

Atau bahkan tidak menghindari apa yang Allah Ta’ala larang, maka mereka akan mendapatkan apa yang dijanjikan kepada mereka.

نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [Quran At-Tahrim: 6].

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Itulah teks kultum, ceramah, dan khutbah Ramadhan 2022 dengan tema mensucikan diri di Bulan Ramadhan, semoga bermanfaat.***

Editor: Christian Rangga Bagaskara

Sumber: Khotbah Jumat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah