Network
PORTAL NGANJUK – Demo merupakan pernyataan protes yang dilakukan oleh sejumlah orang.
Demo biasanya menyangkut kepentingan bersama dengan pengambilan keputusan yang dirasa kurang tepat.
Demo terjadi karena adanya salah komunikasi antara 2 belah pihak atau lebih.
Mahasiswa rencanakan demo sedang ramai dibicarakan di media sosial.
Baca Juga: Ditreskrimum Polda Sumatera Utara Resmi Menahan Delapan Tersangka Kasus Kerangkeng Manusia
Suasana sedang tidak baik-baik saja dikalangan mahasiswa, karena kondisi krisis ekonomi saat ini.
Kondisi ini dibuktikan dengan ajakan demo yang beredar di media sosial dari kelompok masyarakat.
Direncanakan demo turun ke jalan akan dilakukan 11 April 2022, di sekitar lokasi Istana Negara, Jakarta.
Aksi demo ini di koordinir oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).
Baca Juga: Uji Klinis Fase 2 Vaksin Merah Putih Sudah Mendapat Persetujuan dari BPOM, Berikut Ulasannya
Menurut BEM SI, mereka akan menargetkan 1.000 massa yang terbagi dari mahasiswa di 18 kampus berbeda.
Karena kondisi ini pemerintah menanggapi isu ini dengan serius dan akan dilakukan upaya pencegahan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes E Zulpan menjelaskan, terkait aksi demo yang akan dilakukan belum ada izin resmi.
Pihaknya belum mengkonfirmasi adanya permintaan izin terkait aksi demo yang akan dilaksanakan 11 April 2022.
Sebenarnya untuk kegiatan yang bersifat penyampaian pendapat di muka umum harus melapor terlebih dahulu.
Tindakan ini sebagai aksi patuh dan tanggung jawab dari pihak penyelenggara demo dan juga pihak kepolisian.
Baca Juga: Jokowi Dinilai akan Segera Dilengserkan, Prabowo Disebut Jadi Kandidat Kuat Pimpin Indonesia
Dari pihak Polda memberikan arahan bahwa wajib lapor dan selambat-lambatnya 3 x 24 jam sebelum aksi dilakukan.
Hal ini dilakukan karena banyak prosedur yang harus diikuti agar aksi demo berjalan dengan baik tanpa mengganggu kepentingan umum.
Aturan ini tertuang dalam UU No 9 tahun 1998 mengenai penyampaian pendapat di muka umum.
Jika aturan yang ada tidak dilaksanakan, maka dari pihak polisi bisa membubarkan massa.
Aksi ini merupakan bentuk kecewa terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi karena kurang cakap dalam memimpin.
Aksi ini sebagai bentuk protes mengenai masalah yang terus timbul sejak Januari 2022.
Aksi ini dilibatkan oleh isu mengenai harga minyak goreng, kestabilan pangan, harga BBM, dan bensin jenis pertamax naik.
Koordinator BEM SI, Luthfi Yufrizal menjelaskan, aksi ini akan diikuti oleh mahasiswa dari 18 kampus berbeda.
Kampus tersebut meliputi UNJ, PNJ, IT-PLN, STIE SEBI, STIE DHARMA AGUNG, STIS AL WAFA, IAI Tazkia, AKA Bogor, UNRI, UNAND, UNRAM, PPNP, UNDIP, UNS, UNY, UNSOED, SSG dan STIEPER.
Aksi ini akan berfokus di area Istana Negara dan massa menuntut beberapa hak. Mendesak Jokowi untuk bersikap tegas mengenai penundaan pemilu 2024.
Jokowi diminta untuk jelas dalam menolak atau memberikan pernyataan terkait masa jabatan 3 periode.
Massa mendesak untuk melakukan pengkajian ulang mengenai UU IKN.
Karena didalam pasal tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan masalah lingkungan, hukum, sosial, ekologi, politik, ekonomi dan kebencanaan.
Baca Juga: Ramai di Pencarian Inilah Cara Mengaktifkan dan menghilangkan Fitur Filter Rotoscope di TikTok
Massa mendesak Jokowi untuk menjaga harga pangan dan kebutuhan pokok di wilayah Indonesia.
Mendesak menstabilkan harga minyak goreng dan mencari oknum yang bertanggung jawab dalam kasus kelangkaan minyak goreng di pasaran.
Massa mendesak Jokowi untuk memperhatikan konflik agraria yang terjadi di wilayah Indonesia.
Mendesak penuh Jokowi dan wakilnya untuk mewujudkan janji-janji mereka saat melakukan kampanye di akhir jabatannya.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Pikiran Rakyat.com berjudul “Seruan Demo Mahasiswa 11 April ke Istana Negara Tersiar, BEM SI: Menargetkan 1.000 Massa Aksi.”***
