Susi Ungkap 7 Bulan Hubungan Terlarang Putri Candrawathi? Bripka RR Pergoki Gelagat Aneh Kuat Maruf

- 20 September 2022, 13:34 WIB
Susi Ungkap 7 Bulan Hubungan Terlarang Putri Candrawathi? Bripka RR Pergoki Gelagat Aneh Kuat Maruf
Susi Ungkap 7 Bulan Hubungan Terlarang Putri Candrawathi? Bripka RR Pergoki Gelagat Aneh Kuat Maruf /Diolah Dari Google

PORTAL NGANJUK – Belakangan ini sosok Susi yang merupakan asisten rumah tangga atau ART sekaligus salah satu orang terdekat Putri Candrawathi memberi petunjuk baru.

ART Ferdy Sambo tersebut disebut membongkar hubungan terlarang Putri Candrawathi dengan Brigadir J.

Publik masih dibuat penasaran terkait isu cinta segitiga Putri Candrawathi, Om Kuat dan Brigadir J.

Baca Juga: Anak Rizky Billar, Muhammad Leslar Al-Fatih Billar Atau Baby L Alami Hernia, Apa Itu Hernia?

Hingga kini, kebenaran terkait hubungan terlarang antara Putri Candrawathi, Om Kuat dan Brigadir J masih tanda tanya.

Kendati begitu, Susi Asisten Rumah Tangga (ART) Putri Candrawathi dengan Ferdy Sambo itu berikan pernyataan menohok.

Itu, disampaikan dalam dugaan BAP Susi yang bocor.

Cuman Susi seorang yang berstatus saksi dalam kasus Brigadir J.

Dikutip dari YouTube Anjas Asmara di Thailand, ada kabar dari sumber istimewah yang menyebutkan bahwa dugaan isi BAP Susi bocor.

Dugaan BAP Susi ART Putri Candrawathi itu menduga hubungan terlarang Putri Candrawathi dengan Brigadir J itu jalan 7 bulan.

Sebelumnya diketahui bahwa Bripka RR akui lihat Om Kuat dalam keadaan tegang dan panik.

Awalnya, Bripka RR mengikuti skenario Ferdy Sambo.

Baca Juga: PT Shopee Indonesia PHK 187 Karyawan, Lalu Bagaimana Nasib Karyawan Link Aja dan JD ID?

Tapi akhirnya, Bripka RR berani melawan hingga membongkar skenario Ferdy Sambo.

Bripka RR pun juga menyebutkan bahwa Susi menangis di Magelang.

Bripka RR juga membantah adanya dugaan pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawathi.

Yang mana, Bripka RR tidak melihat adanya dugaan pelecehan seksual.

Peristiwa di Magelang Jawa Tengah itu penuh dengan teka-teki.

Banyak spekulasi bermunculan dalam kasus jumat berdarah di rumah dinas Ferdy Sambo itu.

Anjas menuturkan dari sumber istimewah itu menduga hubungan terlarang istri Ferdy Sambo itu dengan ajudan Brigadir J.

Bahkan, pada dugaan BAP Susi menyebutkan bahwa Putri Candrawathi dengan Brigadir J itu dari bulan Desember tahun lalu.

“Jika dihitung dari Desember berarti sudah 7 bulan dugaan hubungan terlarang Putri Candrawathi dengan Brigadir J," katanya dalam kanal YouTubenya, belum lama ini.

Baca Juga: Siap Tempur! Kamaruddin Lakukan Klarifikasi, Tim Kuasa Brigadir J Kompak Sebut Tidak Akan Mundur

Katanya dugaan bocor BAP Susi ART Putri Candrawathi itu didapat dari sumber istimewah.

Dikatakannya bahwa peristiwa di Magelang itu Ajudan Ferdy Sambo Bripka RR melihat Susi menangis atau tangisan.

Kenapa kok dia (Susi) menangis terus apa hubungannya dengan Brigadir J dan Putri Candrawathi.

Menurut Anjas, keterangan dari sumber istimewah ini cukup masuk akal.

“Karena ada beberapa hal yang kita ketahui ketika membahas reaksi Susi."

“Kok engga masuk akal yah?, orang habis melihat majikan diduga perkosa atau pelecehan seksual yang dituduhkan pihak Putri Candrawathi," bebernya.

“Bukankah kalau ada adegan (dugaan pelecehan seksual) itu harusnya kita membantu menelepon Polisi atau tindakan lainnya seperti pada umumnya," sambungnya.

Lanjutnya dari sumber istimewah itu menduga Susi menangis lihat Putri Candrawathi dengan sosok pria, saat Ferdy Sambo pergi ke Jakarta.

Baca Juga: Link Nonton Streaming Anime One Piece Episode 1033 Sub Indo Resmi Bukan dari Otakudesu

Lagi, Anjas menyebutkan bahwa informasi yang didapatnya dari sumber istimewah itu bahwa BAP Susi menyebutkan Susi mengintip dan menceritakan apa yang dilihat dalam BAP Susi tersebut.

Menariknya, berdasarkan dugaan BAP Susi mengklaim hubungan terlarang Putri Candrawathi dengan Brigadir J.

“Dalam dugaan BAP tersebut yang diberikan sumber istimewah, dia menduga Putri Candrawathi dengan Brigadir J, punya hubungan spesial," katanya.

Dan menurut sumber istimewah itu diduga isi BAP Susi itu menyebutkan bahwa dia melihat Brigadir J dengan Putri Candrawathi di dalam kamar.

Lanjut Anjas menganalisis ini sangat masuk akal, karena menurutnya reaksi Susi ini menangis.

“Kalau dia (dugaan Susi) lihat kekerasan seksual seperti itu. Harusnya sebagai seorang perempuan dia melihat majikannya (Putri Candrawathi) dibegitukan yang ada dia emosi bahkan kalau nangis yah OK."

“Tetapi pasti sambil marah-marah dan banyak ekspresi tidak menangis doang," analisis dosen di Thailand itu.

Bahkan, menariknya lagi sumber istimewah itu menduga Putri Candrawathi dan Brigadir J punya hubungan dari bulan Desember.

Diketahui bersama Putri Candrawathi masih bersikukuh dengan pelecehan seksual.

Baca Juga: Cara cek nama penerima Bansos PBI JK 2022 Online di cekbansos.kemensos.go.id, Cukup Pakai HP!

Om Kuat, Bripka RR, dan Bharada E berdasarkan tes Lie Detector hasilnya jujur.

Sedangkan, Putri Candrawathi, Susi dan Ferdy Sambo hasilnya Polri belum diuumumkan.

Putri Candrawathi pun meski telah ditetapkan tersangka, belum juga ditahan dengan alasan kemanusian.

Pengacara Brigadir J Meminta Maaf

Kamaruddin Simanjuntak yang merupakan pendamping hukum keluarga Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat dalam kasus yang didalangi eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo mendadak minta maaf.

Kamaruddin Simanjuntak berjuang dalam mencari keadilan untuk anak klien keluarganya yaitu Brigadir J atau Yosua yang diduga tewas karena pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Ferdy Sambo.

Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak terus melakukan berbagai upaya.

Termasuk mematahkan skenario tembak menembak dan isu pelecehan seksual terhadap Brigadir J.

Tapi belum lama ini Kamaruddin Simanjuntak seakan tumbang dalam perjuangannya membela dan mendapatkan keadilan untuk Brigadir J.

Pengacara yang selalu terlihat energik tersebut dalam mengungkap kebusukan Ferdy Sambo cs yang sampai kini telah berhasil mengungkap beberapa bukti sehingga menyeret puluhan anggota kepolisian.

Bahkan Kamaruddin Simanjuntak juga telah mampu mengumpulkan data untuk mendukung keluarga Brigadir Yosua yang mencari keadilan.

Baca Juga: Menteri Sosial Siapkan BLT untuk Lansia Tunggal, Anak Yatim Piatu, dan Penyandang Disabilitas, Cair Desember!

Berbagai ragam warna isu yang diduga menjadi motif pembunuhan terhadap Brigadir J mewarnai kasus yang menewaskan Yosua ini.

Dimulai dari isu tembak-menambak yang ternyata terbukti hanyalah skenario Ferdy Sambo, kemudian isu LGBT, pelecehan seksual hingga dugaan perselingkuhan Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf.

Kamaruddin Simanjuntak terus berupaya dalam menemukan bukti untuk dapat menyeret semua orang yang terlibat dalam kasus yang terjadi di Duren Tiga tersebut.

Kamaruddin Simanjuntak yang sebelumnya tak kenal lelah berjuang mencari keadilan menangani kasus kematian Brigadir J.

Pria yang selalu mengebu-gebu membela keluarga Brigadir J dan membongkar kebusukan Ferdy Sambo cs itu kini justru menyampaikan permintaan maaf.

Kamaruddin Simanjuntak meminta maaf meskipun dirinya telah mengorbankan berbagai hal dalam mengusut tuntas kasus tewasnya Brigadir J.

"Saya betul-betul minta maaf, saya sudah berjuang dengan mengorbankan segalanya. Baik pikiran, materi, maupun waktu," ucapnya.

"Saya membiayai semua perkara ini tapi saya tidak bermaksud mengungkit-ungkit itu,

tetapi karena Presiden tidak mau berbuat sesuatu maka pada akhirnya, kecuali hanya 4 kali mengatakan 'buka seterang-terangnya' memang kita harus akui itu," ucap Kamaruddin Simanjuntak menambahkan.

Baca Juga: Kemenaker: Jika Proses Verifikasi Data Berjalan Lancar, BSU 2022 Tahap 2 Bisa Segera Disalurkan Pekan Depan

Kuasa Hukum keluarga Brigadi J itu mengatakan bahwa apa yang telah diperkirakannya dari awal kini telah menjadi kenyataan, yaitu mandeknya pengungkapan misteri tewasnya Brigadir J.

"Pada akhirnya, apa yang saya perkirakan perkara ini akan menjadi balilut, sudah terjadi. Artinya sudah 3 bulan perkara sejak Juli, Agustus, September, perkara tidak terang-terang," kata Kamaruddin Simanjuntak.

"Padahal saya katakan dulu, kalau saya yang menjadi penyidik, setengah hari saya garansi selesai. Tidak sampai seminggu sudah P21 tahap 2, itu dengan kecerdasan saya," ucapnya menambahkan.

Kamaruddin Simanjuntak menyayangkan orang nomor satu di NKRI, Presiden Jokowi tidak banyak bergerak untuk mengungkap kasus Brigadir J hingga terungkap.

Menurut Kuasa Hukum keluarga Yosua itu, Presiden dinilai membiarkan Polri terjebak di dalam lumpur, sehingga kasus Brigadir J tak kunjung usai dan terungkap.

"Tetapi karena Presiden membiarkan Polri terjebak dalam lumpur itu, akhirnya mereka sampai dengan hari ini mereka tetap tidak bisa keluar," ujarnya.

"Sehingga harusnya sudah banyak tersangka, minimal 35 tersangka, yang tersangka sampai hari ini baru 5 ditambah 7,

Yang 7 itu pun salah satu dari 5 itu, yaitu tersangka obstruction of justice," tutur Kamaruddin Simanjuntak menambahkan.

Kamaruddin Simanjuntak merasa kasus tewasnya Brigadir J sudah tidak bisa diharapkan, dia pun sebagai pendamping hukum meminta maaf akan hal ini

"Oleh karena itu, saya atas nama tim penasihat hukum menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga negara Indonesia,

Karena tidak bisa memenuhi harapan masyarakat," kata Kamaruddin Simanjuntak menambahkan.

Komnas HAM Temukan Celah Sang Jenderal untuk Lolos dari Persidangan

Pengakuan terbaru Ferdy Sambo disampaikan ketika diperiksa oleh Komnas HAM di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Bahkan Komnas HAM juga menemukan celah sang jenderal untuk bisa lolos dari persidangan.

Sebagaimana diketahui bahwa Ferdy Sambo merupakan tersangka utama kasus pembunuhan Brigadir J.

Setelah proses panjang perjalanan kasus Brigadir J, akhirnya Ferdy Sambo jujur soal perbuatan keji yang dilakukan kepada Brigadir J yang juga menyeret para ajudan lainnya.

Terdapat dua pengakuan terbaru Ferdy Sambo yang diungkap oleh Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik.

Hal ini merupakan hasil dari cukup banyaknya informasi terbaru terkait dengan kematian Brigadir J saat diperiksa.

Ahmad Taufan Damanik menyatakan, bahwa setidaknya ada dua pengakuan terbaru dari Irjen Fedy Sambo yang berhubungan dengan kematian Brigadir J di wilayah Jakarta Selatan.

Dua pengakuan terbaru yang disampaikan Irjen Ferdy Sambo ini pertama adalah Jenderal Bintang Dua itu mengaku menjadi otak dari pembunuhan Brigadir J.

Utamanya, Ferdy Sambo telah mengakui perbuatannya yang telah menghabisi nyawa Brigadir J.

Pengakuan kedua adalah Ferdy Sambo juga mengakui sebagai otak yang merancang obstruction of justice.

Taufan mengatakan bahwa Irjen Ferdy Sambo tanggung jawab akan semua perbuatannya.

"Pada kesempatan kami bicara itu dia belum secara terbuka mengakui itu. Tapi dia katakan, saya tanggung jawab semua," kata Taufan Damanik, dikutip dari kanal YouTube Narasi Newsroom.

Taufan Damanik lalu menjabarkan cara Irjen Ferdy Sambo merancang obstruction of justice akan kematian Brigadir J.

Kata Taufan, Ferdy Sambo mengubah tempat kejadian perkara (TKP), menghilangkan sejumlah barang bukti seperti dekorder VVTC, alat komunikasi dan lain-lain.

Hal ini dilakukan guna menghilangkan jejak kasus dan menghalangi proses hukum.

"Termasuk juga mengkondisikan, supaya orang-orang yang menjadi saksi kunci itu memberikan keterangan sebagaimana skenario yang dia buat,

Yaitu skenario seolah-olah ada tindakan pelecehan seksual di rumah Duren Tiga yang dilakukan oleh saudara Yosua terhadap istrinya," kata Taufan.

Taufan mengatakan skenario lainnya yakni tembak menembak antara Brigadir J dengan Richard atau Bharada E.

Irjen Ferdy Sambo, kata Taufan, diakuinya sebagai rancangan Sambo. "Setelah itu semua dia siapkan alat pendukungnya," ujar Taufan.

Alat pendukung tembak-menembak tersebut, kata Taufan, yakni seolah ada tembakan dari Brigadir J ke dinding.

"Itu dia akui, dia (Ferdy Sambo) yang lakukan," imbuhnya.

Mengenai dugaan Ferdy Sambo mengakui ikut menembak Brigadir J, Taufan menuturkan keterangan itu didapatkan saat memeriksa Bharada E.

"Sementara, sebaliknya kami periksa Richard, dia mengakui bahwa Pak FS (Ferdy Sambo) melakukan tembakan. Dua tembakan ke Yosua," kata Taufan.

Ferdy Sambo, kata Taufan, lalu memanggil Kuat Maruf, Brigadri RR dan Bharada E untuk diberikan arahan.

"Itu dia akui," ujarnya.

Terus tiba-tiba dia balik, begitu. Dia katakan, itu dia skenario kan. Sebetulnya memang dia akan ke TKP (Tempat Kejadian Perkara) untuk melakukan eksekusi terhadap Yosua, begitu," ungkapnya.

Ketika ditanya apakah Komnas HAM percaya keterangan Ferdy Sambo, Taufan menuturkan pihaknya yakin pembunuhan terhadap Brigadir J tidak mungkin dilakukan Bharada E sendirian.

Hal itu terlihat arah peluru datangnya dari tempat yang berbeda.

"Artinya tidak mungkin orang yang sama berbolak balik dari tempat ke tempat lain untuk melakukan tembakan," tuturnya.

Taufan juga menuturkan ada indikasi bahwa pelurunya jenisnya juga berbeda.

Satu tubuh posisi Brigadir J dengan di posisi tubuh yang lain itu ada ukuran berbeda satu dengan yang lainnya.

"Jadi sangat mungkin memang terjadi bahwa itu dilakukan oleh lebih dari satu orang,

Dan dalam hal ini kalau kita merujuk pada pengakuan Richard. Selain Richard itu tadi dikatakannya adalah saudara FS (Ferdy Sambo)," katanya.

Sementara itu dikutip dari YouTube Uncle Wira, Ferdy Sambo mengaku menyesal dan siap bertanggung jawab atas kematian ajudannya tersebut yang sampai menyeret empat nama lain sebagai tersangka, termasuk istrinya, Putri Candrawathi.

Hal itu diungkapkan oleh mantan Kadiv Propam Polri tersebut dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Komnas HAM.

Selain itu, Ferdy Sambo juga mengaku bahwa dirinya memberi perintah kepada Bharada E untuk menembak Brigadir J.

Ahmad Taufan menyebutkan bahwa dirinya telah mengajukan beberapa pertanyaan kepada Ferdy Sambo terkait kasus pembunuhan Brigadir J.

"Saya tanya, kamu (Ferdy Sambo) merasa enggak kalau kamu sudah menjadikan anak buahmu (Bharada E) yang masih muda jadi terikut masalah ini," kata Taufan.

Ferdy Sambo pun menurut Taufan, mengakui kesalahannya, bahkan siap untuk bertanggung jawab atas masalah hukum yang juga diterima oleh Bharada E.

"Iya Pak saya salah, nanti saya tanggung jawab semuanya," ujar Taufan menirukan pengakuan Sambo.

"Benar ya? saya bilang. Kasihan ini anak muda," tutur Taufan pada Sambo.

Taufan menjelaskan, upaya yang dilakukan bukan semata-mata untuk membela Bharada E yang telah terbukti bersalah karena melakukan penembakan terhadap Brigadir J.

Namun, ia menduga bahwa Bharada E hanya menjadi tumbal dalam kasus ini.

"Salah satu concern saya bukan bela orang yang melakukan kesalahan ya. Tapi saya tidak mau ada orang yang kesan saya ini,

Orang sebetulnya hanya diikut-ikutkan gitu, jadi tumbal kan saya bilang gitu kan," ujarnya.

Lebih lanjut Taufan menjelaskan, bahwa urusan pembelaan Bharada E, biarlah hanya menjadi tanggung jawab dari pengacaranya saja.

"Tapi yang paling pokok saya kira tugas pengacaranya Richard untuk harus memperjuangkan itu, saudara Ronny supaya dia bisa membela hak-hak (Bharada E)," tuturnya.

Selanjutnya ia mengungkapkan sebuah pertanyaan yang cukup mengejutkan.

Menurutnya, ia tidak menemukan adanya perintah dari Ferdy Sambo kepada Bharada E untuk membunuh Brigadir J.

Dia menduga Bharada E salah menangkap perintah menembak sebagai perintah untuk membunuh.

Berdasarkan temuannya ini, Taufan menuturkan bahwa hal tersebut bisa saja menjadi celah bagi Ferdy Sambo untuk melakukan pembelaan pada persidangan nanti.

Tak hanya itu, Taufan pun menjelaskan bahwa istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi juga diduga turut melakukan penembakan terhadap Brigadir J.

Hal ini tentu menimbulkan spekulasi baru, bahwa telah terjadi sesuatu tanpa sepengetahuan Bharada E ketika peristiwa pembunuhan itu.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x