Simak Beberapa Kejanggalan Soal Kasus Penemuan Mayat di Perumahan Kalideres, Dari Buku hingga Dikaitkan Sekte

- 15 November 2022, 14:59 WIB
Simak Beberapa Kejanggalan Soal Kasus Penemuan Mayat di Perumahan Kalideres, Dari Buku hingga Dikaitkan Sekte
Simak Beberapa Kejanggalan Soal Kasus Penemuan Mayat di Perumahan Kalideres, Dari Buku hingga Dikaitkan Sekte /tangkapan layar YouTube Narasi Newsroom

PORTAL NGANJUK - Adanya penemuan mayat di Perum Citra I Extension Blok AC5 RT 7 RW 7 Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis, 10 November 2022 menggegerkan warga setempat.

Pasalnya, mayat tersebut berjumlah lebih dari satu dan berasal dari satu rumah alias satu keluarga ditemukan tewas dalam kondisi memilukan.

Kini tengah ramai diperbincangkan terkait adanya penemuan mayat satu keluarga di sebuah perumahan di Kalideres, Jakarta Barat dan dikaitkan soal sekte.

Baca Juga: Kasus Penyebab Kematian Keluarga di Kalideres Temui Kejanggalan dan Misteri, Kini Dikaitkan dengan Sekte

Empat anggota keluarga yang tewas adalah pasangan suami istri RY (71) dan RN (68) serta anak perempuan mereka, DF (42). Kemudian BG (69), yang merupakan ipar dari RY. 

Mereka ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan jasad yang sudah mengering di sebuah rumah di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis, 10 November 2022.

Adanya kabar terkait kematian dari satu keluarga di perumahan yang berada di Kalideres hingga kini masih menyimpan misteri dan juga beberapa kejanggalan.

Baca Juga: Makin Janggal! Soal Kematian Keluarga di Perumahan Kalideres, Polisi Sita Buku dan Kalender dari TKP

Banyak masyarakat yang menduga penyebab kematian dari 4 anggota keluarga tersebut karena kelaparan.

Banyak pihak yang menyangsikan kelaparan sebagai penyebab satu keluarga meninggal di Kalideres tersebut.

Kondisi rumah yang terbilang cukup mewah di sebuah perumahan, fakta keluarga memiliki kendaraan bermotor yang dikabarkan hilang, hingga keluarga korban yang menyangsikan keluarganya tidak memiliki uang untuk makan menambah kejanggalan kasus tersebut.

Berdasarkan hasil autopsi, mereka diduga meninggal dunia 3 minggu sebelum ditemukan, akibat dehidrasi dan kekurangan nutrisi.

Akan tetapi, sampai saat ini penyebab kematian satu keluarga di Kalideres itu masih belum bisa dipastikan.

Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri bersama Tim Polda Metro Jaya melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi rumah penemuan satu keluarga tewas di Kalideres pada Minggu, 13 November 2022 mulai pukul 13.00 WIB.

Proses olah TKP tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga.

“Sekarang sedang dilakukan pendalaman,” kata Indrawienny Prayoga.

Petugas olah TKP yang berasal dari Puslabfor dan Tim Polda Metro Jaya terpantau hanya membawa kalender, beberapa buku, dan setruk pembayaran yang dimasukkan ke dalam plastik.

Petugas juga terpantau membawa keranjang plastik berisi barang-barang pribadi milik korban.

Kendati demikian, tidak ada petugas Puslabfor maupun Tim Polda Metro Jaya yang memberikan keterangan ihwal olah TKP.

Keterangan Kerabat Keluarga Korban Menyebut Kakaknya Tidak Terlalu Sulit secara Ekonomi

AKP Syafri Wasdar menyebut bahwa keluarga korban mengakui bahwa pihak mereka sudah lama tidak menjalin kontak.

“Keluarga ini terkesan menjauhkan diri dari keluarga inti yang mana dia berkomunikasi terakhir lebih dari satu tahun lalu, komunikasi via telepon, dan untuk bertemu lebih dari lima tahun lalu dan itu hanya sebatas mengucapkan selamat ulang tahun,” kata AKP Syafri Wasdar.

Lebih lanjut, salah satu keluarga inti yang bernama Handoyo menyangsikan bahwa keluarga yang tewas di kalideres tidak memiliki uang untuk membeli makanan.

Dia juga tak percaya bila keluarganya bisa kelaparan karena tak memiliki uang.

"Keluarga saya itu tidak terlalu sulit, jadi bukan kelaparan," kata Handoyo selaku ipar dari istrinya korban RM.

Kalau pun mereka dalam kondisi sulit, ipar korban menyebut yang bersangkutan pasti menghubungi keluarga sebelumnya.

"Kalau memang dia kelaparan pasti dong bisa menghubungi keluarga," ujarnya.

Di sisi lain, dia tak menampik bila korban cenderung tertutup dan jarang bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.

"Kemungkinan karena dia terlalu tertutup saja tidak berinteraksi kepada siapa pun," ujar dia.

Bahkan menurut Handoyo, dirinya dan korban yang merupakan adiknya mengaku tidak memiliki masalah sama sekali, bahkan sering bercanda.

“Saya sama adik saya (korban), RM, ini tidak ada masalah, kami sering guyon lah ibarat kakak dan adik,” ujar Handoyo.

Sempat Menolak Petugas Pemantau Jentik Nyamuk Masuk ke Rumah

Kapolsek Kalideres, AKP Syafri Wasdar, menyebut bahwa keluarga yang tewas di Kalideres sangat tertutup dan terkesan memutus hubungan dengan warga sekitar.

Pasalnya berdasarkan keterangan dari para saksi, keluarga tersebut sempat menolak tim pemantau jentik nyamuk untuk memeriksa kondisi rumah beberapa bulan yang lalu.

“Terakhir bulan September, petugas Jumantik (pemantau jentik nyamuk) mau datang, ingin cek keadaan rumah (untuk pencegahan DBD). Petugas Jumantik tidak boleh masuk,” kata AKP Syafri Wasdar.

Kesan tertutup tersebut membuat polisi kesulitan menggali keterangan bahkan dari keluarga jauh korban.

Sebelumnya, penemuan empat mayat menggegerkan masyarakat Indonesia karena berbagai misteri dan kejanggalan yang masih tertutupi.

Pasalnya, korban yakni RY berusia 71, RN berusia 68, DF yang merupakan anak perempuannya berusia 42, dan BG yang merupakan ipar berusia 69 ditemukan dalam keadaan tewas di sebuah rumah yang berlokasi di Perumahan Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

Polisi menyebut dalam lambung keempat korban, tidak ditemukan makanan sama sekali sehingga otot-ototnya mulai menyusut dan mengecil.

Berbagai spekulasi pun muncul, mulai dari kelaparan, masalah ekonomi, hingga bunuh diri diduga menjadi penyebab keempat orang tersebut kehilangan nyawa.

Tidak hanya itu, muncul juga dugaan bahwa mereka mengikuti sebuah sekte, karena kematian yang sangat misterius dan memiliki banyak kejanggalan.

Terlebih lagi, polisi mengamankan sejumlah barang dari kediaman korban, salah satunya berupa buku-buku.

Kanit Reserse Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendy mengatakan bahwa buku-buku yang diamankan dari rumah tersebut tidak ada yang berkaitan dengan sekte.

"Nggak ada sekte-sekte. Buku-buku ada, tapi nggak ada (perihal) sekte-sekte. Masih dipelajari, bukan sekte kok, buku biasa," katanya, Senin, 14 November 2022.

Selain buku-buku, polisi juga mengamankan barang-barang lain yang saat ini sedang dipelajari dan didalami lebih lanjut oleh penyidik.

"Pokoknya barang-barang yang ada di situ kita ambil semua untuk dipelajari," ucap  Avrilendy.

“Secara garis besar hampir sebagian besar barang-barang yang ada di kamar, di ruangan kita keluarkan semua. Kita kumpulin dan datakan," ujarnya menambahkan, dikutip PORTAL NGANJUK dari PMJ News, Selasa, 15 November 2022.

Sebelumnya, empat orang warga ditemukan meninggal dunia. Keempatnya ditemukan di sebuah rumah di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis, 10 November 2022.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce mengatakan, penemuan tersebut berawal saat petugas PLN yang hendak memutus instalasi listrik rumah sekira pukul 18.00 WIB.

Lalu petugas PLN itu mencium aroma tidak sedap. Dia yang merasa curiga langsung menghubungi Ketua RT 7 dan RW 16 setempat yang bernama Asiung.

"Kejadian di hari Kamis tanggal 10 November sekira pukul 18.00 di perumahan Citra 1 Kalideres yang mana ditemukan oleh warga sekitar pak RT mencium bau, sehingga timbul kecurigaan dan memanggil pihak kepolisian dan secara bersama sama membuka rumah," kata Pasma, dalam keterangannya, Jumat, 11 November 2022.

Dari sana petugas kepolisian yang menerima laporan warga langsung mendatangi lokasi dan membuka rumah tersebut dengan cara mendobrak pintu yang terkunci.

"Petugas menemukan empat mayat terdiri dari dua pria dan dua wanita," tuturnya.

Saat ditemukan keempatnya berada di posisi yang berbeda-beda atau tidak berkumpul di satu titik.

"Ada yang di belakang ada di kamar tengah sudah ada di ruang tamu," ujarnya.

Setelah dipastikan lebih lanjut diketahui tiga dari jenazah sudah berumur diatas 50 tahun atau lanjut usia.

"RY (71), RN (68), dan DF adalah anaknya perempuan berusia 42 tahun dan DG (69) merupakan ipar dari bapaknya," kata Pasma.

Pasma menambahkan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara tidak ada luka bekas kekerasan dalam tubuh keempat warga.

"Anggota yang menyaksikan hasil pemeriksaan, bahwa terhadap empat mayat tersebut tidak ditemukan tanda kekerasan," tuturnya.***

Editor: Yusuf Rafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah