Putri Candrawathi Ternyata Tidak Kooperatif Saat Diperiksa, Saksi Bongkar Hal Mengejutkan Di Persidangan

- 29 November 2022, 11:25 WIB
Putri Candrawathi Ternyata Tidak Kooperatif Saat Diperiksa, Saksi Bongkar Hal Mengejutkan Di Persidangan
Putri Candrawathi Ternyata Tidak Kooperatif Saat Diperiksa, Saksi Bongkar Hal Mengejutkan Di Persidangan /Sumber Istimewa

PORTAL NGANJUK – Eks Kabag Gakkum Provos Divisi Propam Polri Susanto Haris hadir sebagai saksi di PN Jakarta Selatan dalam sidang lanjutan kasus Brigadir J.

Susanto merupakan salah satu saksi saat kejadian yang berusaha mengulik kejadian pembunuhan Brigadir J ke Putri Candrawathi.

Susanto kini mulai mengungkap gerak-gerik Putri Candrawathi saat diperiksa, sejumlah petunjuk baru mulai terbongkar.

Namun, kata Susanto, Putri Candrawathi tidak koorpertif saat ditanyai kebenaran mengenai penembakan Brigadir J, hingga muncul fakta mengejutkan.

Baca Juga: Arif Rachman Beri Kesaksian Bahwa Eks Kombes Susanto Ambil Baju Yosua, Petunjuk Baru Mulai Terungkap

Awal mulanya, Susanto menceritakan dirinya bersama mantan Karo Provos Brigjen Benny Ali ke rumah Saguling untuk memeriksa Ferdy Sambo.

"Kami berangkat ke Saguling dengan mobil Provos diantar Pak FS dengan mobil terpisah masing-masing,” ujar Susanto.

Saat tiba di rumah Saguling bersama Benny Ali, ia mulai memeriksa dan meminta keterangan Putri Candrawathi.

Namun bukannya bercerita, Putri hanya menangis dan tidak pernah menyebutkan nama Brigadir J.

“Kemudian Pak Bemny Ali tanya kepada Ibu, ‘Bu apa kejadian sesungguhnya?’

Begitu cerita ‘Oh kami baru pulang dari Magelang, kemudian saya baru istirahat manis’,” katanya.

“Kemudian berhenti nangis. Ditanya lagi, ‘Sebetulnya ada kejadian apa Bu?’

Baca Juga: Ferdy Sambo Menangis Saat Melihat Foto Keluarga, Singgung Soal Kehormatan, Terungkap Petunjuk Baru Tak Terduga

'Saya sedang istirahat, ada yang masuk.’ Nangis lagi, berhenti lagi,” tambahnya.

Karena tidak mendapatkan hasil, Susanto akhirnya menghentikan pemeriksaan Putri Candrawathi dengan menganggap mengalami traumi.

“Sehingga saya disentuh oleh Pak Karo Provos bahwa ‘Sudah To, trauma.

Ini kita enggak bisa ambil keterangan secara banyak.’ Akhirnya kami kembali ke TKP,” ujarnya menjelaskan.

Brigadir J Disebut Suka Dugem dan Mudah Marah oleh Saksi, Yoshua Diduga Jadi Korban Kejahatan Seksual

Reza Indragiri yang merupakan Pakar Psikologi Forensik mengatakan bahwa soal Brigadir J merupakan korban kekerasan seksual.

Beberapa fakta baru soal kondisi miris Brigadir J yang akhirnya terkuak dalam persidangan, masyarakat dibuat geram.

Baca Juga: Waduh! Sekuriti Ferdy Sambo Bongkar Sifat Asli Brigadir J, Yosua Disebut Kerap Mengajaknya Ke Diskotik

Sempat ditunda selama sepekan, Pejabat Humas PN Jaksel, Djuyamto mengatakan agenda sidang kali ini ialah pemeriksaan saksi untuk tiga terdakwa.

Diantaranya adalah terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E), Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Maruf.

Sebelumnya, keterangan saksi, seperti asisten rumah tangga (ART) Sambo, Susi, ajudan Sambo, Daden, dan pekerja Sambo lainnya, Damson, cenderung banyak memberatkan Yoshua.

Pasalnya, Yoshua disebut punya kepribadian ganda, temperamental, pemarah, tukang dugem, dan memiliki kecenderungan hiperseks alias kecanduan secara seksual.

Setelah menyaksikan sikap-sikap buruk tentang Yoshua dipreteli saksi-saksi di persidangan, Reza justru semakin yakin Yoshua adalah korban.

Menurut dia, sifat-sifat tersebut merupakan beberapa dampak yang biasanya dialami korban kekerasan seksual, yang alami pelecehan lebih dari sekali.

“Semua (sikap Yoshua) yang disebutkan itu justru cerminan orang-orang yang pernah mengalami kejahatan seksual,” ucapnya, dikutip dari YouTube Kontroversi, Metro Tv, Senin, 21 November 2022.

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Teror Ancaman Pinjol Ilegal

Ketika korban kejahatan seksual tidak mampu berkata-kata atau mencari pertolongan, Reza menjelaskan bahwa yang biasanya terjadi adalah sikorban cenderung berperilaku demikian.

“Terlebih karena dia laki-laki, yang notabene dianggap sebagai jenis kelamin yang kuat dan lebih berkuasa dalam relasi seksual,

Sehingga cenderung dianggap sebagai pelaku, semakin sulit bagi laki-laki yang jadi korban untuk cari pertolongan,” kata dia.

Tapi betapapun mulut bungkam, menurut Reza kesakitan dan penderitaan yang dialami korban kejahatan seksual dari hari ke hari semakin nyata, termasuk dalam kasus Yoshua.

“Maka pantas bagi kita untuk berspekulasi, bahwa keterangan saksi, ditambah dengan penilaian hukum,

Justru mempertegas kekhawatiran saya bahwa mendiang Brigadir Yoshua adalah korban kejahatan seksual,” kata dia lagi.

Sebelumnya, Reza Indragiri merupakan satu dari sekian ahli yang menyangsikan adanya kekerasan seksual oleh Yoshua terhadap atasannya, Putri Candrawathi.

Sejak kasus mengudara, Juli lalu, Reza selalu vokal menyuarakan analisanya bahwa Yoshua lah korban pelecehan itu, jikapun benar ada dan terbukti.

“Sekarang bulan November. Saya justru semakin khawatir, bahwa tampaknya mendiang Brigadir Yoshua ini memang mengalami kejahatan seksual secara berulang kali,” ucap dia.

Mengejutkan! Susi Menuduh Brigadir J Tempramental dan Susah Dimintai Tolong

Susi, ART Ferdy Sambo, kembali dihadirkan dalam persidangan kasus tewasnya Brigadir J. 

Seperti yang diketahui bahwa Susi kerap kali berubah, hal itu membuat Majelis Hakim menegur keras ART Ferdy Sambo tersebut.

Kini Susi memberi kesaksian baru soal sifat asli Brigadir J, perbuatan tak terduga terbongkar, publik dibuat terkejut dan tidak menyangka.

Baca Juga: Kuat Maruf Ternyata Tahu Password Ponsel Putri Candrawathi, Sejumlah Fakta Mengejutkan Akhirnya Terungkap

Belum lagi tingkah laku Susi, yang menjadi buah bibir publik, seperti sungkem kepada Ferdy Sambo, hingga memeluk kedua majikannya, Putri Candrawathi dan suami.

Kali ini, Susi kembali hadir dengan kesaksian baru yang tidak kalah mencengangkan untuk didengar.

Dalam kesaksian terbarunya, dia menyebutkan jika Brigadir J memiliki kepribadian mudah muarah atau temperamental.

Pernyataan tersebut disampaikan olehnya saat kembali dihadirkan sebagai Saksi oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Penilaian itu terungkap, ketika dirinya mendapatkan pertanyaan dari jaksa, mengenai kepribadian Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

“Kalau menurut saya suka marah-marah, apa sih namanya, temperamental,” ungkap Susi dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Dia lalu memberikan contoh beberapa sikap almarhum, yang menurutnya kerap menunda jika dimintai tolong mengambil kantong belanjaan atau barang.

“Kalau saya minta tolong untuk anuin (ambil) belanjaan, dia selalu menunda,” ucap Susi.

Selain itu, menurut pengakuan Susi, Brigadir J seringkali ‘ngedumel’, jika dipanggil oleh majikannya, Putri Candrawathi.

"Terus kalau dipanggil ibu (Putri Candrawathi), selalu lama, terus kadang ngedumel, gitu, ‘Apa sih, bi? Apalagi?’, ‘Om maaf dicariin ibu,’,” jelas Susi, menirukan percakapannya dengan Brigadir J.

Tak hanya sampai disitu saja, Jaksa yang penasaran kembali mencecar ART yang masih bekerja untuk keluarga Ferdy Sambo itu, dengan pertanyaan lainnya.

“Dengan yang lain-lain juga seperti itu?” tanya Jaksa.

“Saya tidak tahu kalau yang lain,” jawab Susi.

Namun ketika Jaksa mencoba untuk menggali lebih dalam lagi, ucapannya langsung dipotong oleh Hakim Ketua.

Karena menurut Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso, Jaksa seharusnya fokus kepada terdakwa, bukan orang yang menjadi korban dalam insiden tersebut.

Baca Juga: Dituding Miskin dan Numpang Hidup Kepada Lesti Kejora, Rizky Billar Ungkapkan Emosi Mengejutkan

“Saudara Jaksa Penuntut Umum, fokus pada terdakwa, bukan melebar ke yang lain-lain,” tegas Hakim Wahyu.

Pernyataan ini tentunya membuat publik yang sejak awal mengikuti persidangan sontak terkejut.

Bagaimana tidak, pernyataan ini jelas jauh berbeda dengan apa yang sebelumnya pernah dikatakan oleh Susi, saat dihadirkan sebagai saksi.

Masyarakat tentu masih mengingat seperti apa isi dari pernyataan yang disampaikan oleh Susi di hari itu.

Ketika itu, Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso mengonfirmasi perihal foto Brigadir J yang beredar di publik, saat dirinya tengah menyetrika baju.

Dalam foto tersebut, pacar dari Vera Simanjuntak itu terlihat begitu luwes menyetrika seragam, seolah-olah sudah menjadi bagian dari tugasnya sebagai ajudan.

“Siapa menyetrika baju anak-anak?” tanya Hakim Ketua Wahyu.

“Biasanya saya,” jawab Susi.

“Tahu tidak saudara kalau misalnya bahwa saudara Yosua menyetrika baju anak-anak (Ferdy Sambo)?” cecar Hakim.

“Tahu, pak,” ujar Susi.

Hakim kemudian meminta agar Susi dapat menuturkan secara detail, bagaimana sampai dia yang seorang ART mengetahui hal tersebut.

Baca Juga: ART Ferdy Sambo Mengaku Punya Grup Whatsapp Khusus, Beberapa Petunjuk Baru Mulai Dibongkar

“Soalnya saya diperintah ibu masukin gosokan ke dalam ruangan depan TV dekat sofa.

Ibu biasa saya saja nanti gosoknya. Soalnya baju itu kan sudah dilaundri tapi buat dilipat ditaruh ke koper buat bawa anaknya ibu sekolah,” kata Susi, memulai penjelasannya.

Tapi ternyata ketika itu, majikannya, istri Ferdy Sambo meminta agar Susi naik ke lantai atas untuk beres-beres.

Adapun pakaian tersebut nanti akan disetrikanya sendiri.

“Kata ibu (Putri Candrawathi) 'biar saya saja yang gosok'. Ibu yang gosok, gitu. Setelah itu saya disuruh beres-beres ke atas bareng Om Kuat,” beber Susi.

Kemudian menurut Susi, Brigadir J datang, sambil mengatakan akan mengambil alih setrikaan.

“Tapi om Yosua datang. ‘Sini bu saya bantuin’,” ucap Susi, menirukan perkataan Josua saat itu.

“Terus,” tanya Hakim lagi.

“Ya saya naik ke atas buat beres-beres kamarnya ibu,” jawab Susi.

Untuk lebih menegaskan apa yang disampaikan oleh Susi, Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso kembali menanyakan apa betul ART itu melihat keberadaan sang ajudan.

“Saudara melihat (Yosua),” cecar Hakim lagi.

“Saya melihat ada Yosua di sana,” jawab Susi.

“Ngapain?” ucap hakim.

“Gosok (menyetrika),” jawab Susi lagi.

Jawaban ini kemudian membuat Hakim Ketua mempertanyakan pernyataan Susi, yang menyebutkan soal tuduhan yang diberikan kepada Brigadir J.

“Kalau saudara melihat perilaku begitu masuk akal enggak cerita saudara, kalau saudara Yosua mengangkat ibu Putri," tanya Hakim.

Baca Juga: Cerita Sukses Anak Penarik Becak, Bekerja Sebagai Buruh Pabrik hingga Sukses Jadi Konten Kreator

Mendapatkan pertanyaan semacam itu, Susi hanya bisa terdiam seribu bahasa, sampai akhirnya Hakim membuat dia tersadar.

Di sisi lain, tak hanya ART Ferdy Sambo yang menyaksikan jika Brigadir J menyetrika pakaian anak-anak Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.

Mahareza Hutabarat yang adalah adik kandung almarhum, juga menjadi saksi dari kegiatan tersebut.

Meski tidak menyaksikan secara langsung, namun ternyata dia mengetahui apa yang dilakukan oleh abangnya itu lewat foto yang dikirimkan istri Ferdy Sambo melalui chat WhatsApp.

Bukan sekedar mengirimkan foto, namun dokter gigi itu bahkan sampai memuji-muji tindakan Brigadir J, yang menurutnya sebagai ajudan multitalenta.

Hal ini terungkap lewat keterangan yang disampaikan oleh koordinator kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

“Hasil percakapan Reza yang mana baju ini dipotret. Yang ketika itu Putri Candrawathi memuja-muja almarhum,

Dengan mengatakan pria tangkas, multitalenta, dan sebagainya,” ungkap Kamaruddin Simanjuntak, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Publik pun sebenarnya sudah pernah dihebohkan dengan beredarnya foto Brigadir J di media sosial, saat dirinya tengah menyetrika tumpukan seragam sekolah.

Sambil mengenakan pakaian sipil, berupa kaos lengan pendek disertai celana panjang, dia nampak begitu fokus melakukan pekerjaan rumah tangga tersebut, sampai tidak menoleh ke arah kamera.

Foto tersebut rupa-rupanya diambil oleh Putri Candrawathi, lalu dikirimkan kepada adik Brigadir J, Mahareza Hutabarat, dengan disertai sebuah caption :

“Kakaknya rajin bangettt. Luar biasa sampai nyetrika luwes banget,” tulis kontak yang tertulis dengan nama Ibu Putri Sambo, dalam isi chat WhatsApp tersebut.

Jauh sebelumnya dalam ajang diskusi di kanal YouTube Oligarki, Kamaruddin Simanjuntak juga pernah mengungkapkan perihal foto Brigadir J, yang diambil Putri Candrawathi.

Karena menurutnya, jika memang benar Brigadir J melakukan pelecehan, mengapa Putri Candrawathi masih sempat mengabadikan aktivitas almarhum dalam bentuk foto.

Baca Juga: Ajudan Beri Kesaksian Dengar Tangisan Tangisan Putri Candrawathi, Posisi Penembakan Brigadir J Terkuak

Sebab sangat janggal jika seseorang yang mengaku telah dilecehkan atau diperkosa, masih kecentilan memotret pelakunya, kemudian foto itu dikirimkan ke adik almarhum.

“Kalau sudah dilecehkan di Magelang, oleh Yosua, kenapa ibu (Putri Candrawathi) masih kecentilan foto almarhum dikirim ke adiknya (Mahareza Hutabarat) ?” tutur Kamaruddin Simanjuntak.

“Ada gak wanita yang sudah dilecehkan atau diperkosa, masih kecentilan mem-foto pemerkosanya, lalu dikirim pula ke adiknya, dan dibilang luwes sekali?” tambahnya.

Apalagi kata Kamaruddin Simanjuntak, dalam obrolan tersebut, Putri Candrawathi ternyata sempat memuji-muji Brigadir J, karena dinilai luwes (rajin) bahkan mau menyetrika pakaian anak-anaknya.

Lebih lanjut lagi, dia menilai bahwa adalah hal yang sangat mudah bagi seorang Kadiv Propam, untuk melaporkan Brigadir J, apabila memang benar istrinya telah dilecehkan di Magelang.

Kamaruddin Simanjuntak menambahkan bahwa dia (Ferdy Sambo) bisa langsung meminta Dirtipidum atau Kabid Propam daerah terkait untuk melakukan penangkapan kepada almarhum, jika benar terbukti melakukan pelecehan.

Tapi ini, justru orang yang melaporkan adanya dugaan tindak pelecehan (Putri Candrawathi), masih sempat berkomunikasi lewat WhatsApp, bahkan mengambil potret dari orang yang dituduh telah melecehkannya itu.

Kondisi Mengenaskan Jenazah Brigadir J dibongkar Sopir Ambulan

Sopir ambulan tersebut memberi kesaksian soal kondisi asli jenazah Brigadir J, publik sangat tidak menyangka dan terkejut.

Baca Juga: Permohonan Maaf Ferdy Sambo Diragukan, Kamaruddin Bongkar Hal Diluar Dugaan, Muncul Petunjuk Baru

Sopir ambulans bernama Ahmad Syahrul mengaku saat dirinya mengangkat jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J banyak darah yang keluar.

Hal itu diungkap Syahrul dalam sidang lanjutan pembunuhan Brigadir

Yakni dengan agenda mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan oleh jaksa dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.

Awalnya hakim menanyakan bagaimana proses mengevakuasi jenazah. Termasuk apakah banyak darah yang keluar dari tubuh Brigadir J.

"Waktu diangkat darah keluar banyak darah," tanya hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin, 7 November 2022.

"Ada yang mulia. Saya gak ngerti apa (darah itu) keluar dari kepala, atau genangan darah," kata Syahrul menjawab hakim di persidangan.

Syahrul pun mengatakan saat itu kondisi jenazah terlentang mengenakan baju dan masker berwarna hitam.

Hakim kemudian menanyakan apakah Syahrul melihat luka ditubuh Brigadir J.

"Dada yang mulia, luka tembak dibadan," kata Syahrul.

"Tahu dari mana luka tembak," kata hakim menanyakan.

"Ada bolongan di dada sebelah kiri kalau tidak salah yang mulia," ujarnya.

Hakim kembali menanyakan apakah Syahrul melihat luka lain seperti di pergelangan tangan jenazah Brigadir J.

"Tidak kelihatan yang mulia," ujarnya.

Baca Juga: Akhirnya YG Entertainment Ungkap Kondisi Jisoo BLACKPINK yang Diisukan Soal Benjolan di Lehernya

Syahrul juga mengaku tak melihat apakah ada luka lainnya dibelakang kepala jemazah Brigadir J. "Tidak melihat," katanya.

Syahrul pun mengatakan dirinya diminta mengecek denyut nadi korban dan memastikan sudah meminggal dunia.

"Saya pastikan tidak ada nadinya. lalu saya bilang ke bapak-bapak lokasi izin pak sudah tidak ada. 'Pasti mas, pasti pak'," kata Syahrul.

Dia kemudian diminta langsung melakukan evakuasi dibantu sejumlah anggota kepolisian dilokasi. Syahrul pun mengambil kantong jenazah bertuliskan Korlantas Polri.

Nah saya jelaskan izin pak saya sering tangani kecelakaan dari Satlantas Jakarta Timur saya membantu untuk mengevakuasi kecelakaan atau TKP. 'Iya iya, dari Satlantas Jakarta Timur yaudah tolong dibantu," tuturnya.

Syahrul kemudian memasukkan jenazah dan membawa jenazah tersebut ke Rumah Sakit Polri Keramat Jati.

Disamping itu terungkap fakta baru soal Kuat Maruf dan Putri Candrawathi saat di Magelang.

Terungkap! Kuat Maruf Ternyata Pegang Tubuh Putri candrawathi Saat di Magelang

Sampai saat ini proses persidangan kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo masih terus akan bergulir.

Pihak Hakim bahkan telah menghadirkan beberapa saksi dalam persidangan, guna mendapat kesaksian dan fakta baru.

Belakangan baru terkuak bahwa Om Kuat ternyata pegang tubuh Putri Candrawathi ketika di Magelang, beberapa petunjuk baru akhirnya mulai terungkap.

Baca Juga: Mantan Pacar Disebut Jadi Orang Ketiga Saat Masih Menjadi Istri Sule, Nathalie Beri Pembelaan Diluar Dugaan

Om Kuat alias Kuat Ma'ruf merupakan salah satu tersangka kasus pembunuhan Brigadir J yang kini menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Dalam persidangan lanjutan Bharada E, akhirnya terungkap soal Om Kuat alias Kuat Ma'ruf berani pegang tubuh Putri Candrawathi.

Hal tersebut diungkap Susi ART Putri Candrawathi dalam kesaksiannya dalam sidang lanjutan Bharada E.

Sebagaimana diketahui, belakangan ini telah beredar isu hubungan spesial Putri Candrawathi dan Om Kuat alias Kuat Ma'ruf.

Diketahui Om Kuat alias Kuat Ma'ruf merupakan sopir keluarga Putri Candrawathi.

Hingga akhirnya tindakan Kuat Ma'ruf yang berani memegang Putri yang merupakan atasannya serta tindakannya melarang ajudan memicu banyak pertanyaan.

Kini akhirnya terungkap soal hubungan Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi yang sebenarnya.

Dalam persidangan, dikutip Teras Gorontalo dari Polri TV, Susi menceritakan saat dirinya menemukan Putri tergeletak di lantai 2 di rumah Magelang.

Saat itu, dirinya melihat Om Kuat memegang tubuh Putri.

Namun, Om Kuat dikatakannya cuma memegang bagian kaki saja. Tujuannya untuk memeriksa suhu tubuh istri Ferdy Sambo tersebut.

Baca Juga: Nathalie Holscher Mulai Angkat Bicara Soal Somasi Dari Wati Sang Mantan ART, Pengakuan Tak Terduga Terbongkar

"Om Kuat megang badannya, kakinya, (lalu bilang) 'Ini kakinya dingin'," tutur Susi.

Di sisi lain, Hakim Wahyu menanyakan sosok Kuat Ma'ruf yang kala itu berani memegang tubuh Putri, yang merupakan istri seorang Jendral.

"Kuat ini siapa? Sopir kan?" tanya Wahyu. Hal itu diiyakan oleh Susi.

"Kok berani dia pegang tubuhnya majikannya? Masuk akal nggak?" tanya Hakim Wahyu lagi.

"(Kuat Ma'ruf cuma) megang kakinya," tutur Susi.

"Lha ya megang kakinya (atau) perkara megang apa, tapi berani megang tubuhnya kan? Harusnya kalau dia memegang tubuhnya saudara Putri kemudian memapah ke kasur,

Itu masuk akal. Macam kayak dia dokter, nanya dulu, 'Kenapa? Oh saya pegang kakinya dulu ya?'" kata hakim Wahyu.

Hubungan Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi Terkuak

Hubungan spesial Kuat Ma’ruf dengan Putri Candrawathi diungkap Kuasa Hukum Kuat Ma’ruf.

Hubungan spesial Kuat Ma'ruf dengan Putri Candrawathi dibantah oleh Kuasa Hukum Kuat Ma’ruf.

Irwan menegaskan bahwa hubungan Kuat Ma’ruf dengan Putri Candrawathi hanya sebatas majikan dan bawahan.

"Ya hubungan secara personal hanya antara majikan dengan bawahan, dengan ART. Tidak ada dekat dan tidak dekat," beber

Irwan pun menyebut bahwa Kuat Ma'ruf telah bekerja di keluarga Ferdy Sambo selama 10 tahun sebagai seorang asisten rumah tangga (ART).

"Jadi Kuat ini 10 tahun dia kerja. Sempat dia istirahat 2 tahun karena COVID. Setelah Lebaran baru dia masuk lagi dan kemudian ditugaskan di Magelang," jelasnya.

Mulanya Kuat direkrut sebagai seorang sopir, namun lantaran sudah memiliki hubungan yang sangat dekat, ia mendapatkan tugas-tugas yang berkaitan dengan pekerjaan asisten rumah tangga.

"Awalnya dia direkrut sebagai sopir. Kemudian dalam perjalanannya namanya sopir mungkin karena sudah terlalu dekat,

Sehingga banyak fungsi-fungsi asisten rumah tangga yang dikerjakan (Kuat Ma'ruf) juga," terangnya.

Sebelumnya, hubungan Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi juga dipertanyakan oleh ibu Brigadir J di persidangan pada Rabu 2 November 2022.

Sebagaimana diketahui, Kuat Ma'ruf dihadirkan sebagai saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 2 November 2022.

Di persidangan tersebut, ibu Brigadir J Rosti Simanjuntak meluapkan emosinya kepada Om Kuat.

Secara terang-terangan, dia menanyakan hubungan Kuat Ma’ruf dan Putri Candrawathi.

"Kuat Ma'ruf, skenario yang sangat hebat. Sangat luar biasa saya lihat di dalam kasus ini. Kalian mengetahui semua. Bahkan menginginkan daripada kematian anakku," katanya.

Bahkan ibu brigadir J menyebut Kuat memiliki posisi lebih dominan dariapda Putri Candrawathi, yang dalam pekerjaan adalah majikannya.

"Ada apa kamu sama si Putri itu Kuat Maruf? Siapanya si Putri kamu? Sampai kamu mendesak mengatur si Putri," tuturnya.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x