Lasmi dijuluki sebagai perempuan pribumi satu-satunya yang mahir dalam menulis dan berbahasa Belanda pada masa itu.
Baca Juga: Mendikbud Nadiem Karim Menghapus Tes Calistung untuk Masuk SD, Ternyata Ini Alasannya
Lasmi menerbitkan buku hingga disebarkan ke daerah luar jawa yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu.
Lasmi memutuskan menikah dengan Bupati Garut dan melanjutkan fokus perhatiannya ke bidang pendidikan.
Ia mendirikan Sekolah Kautamaan Puteri pada tahun 1911 setelah berhasil mendukung Dewi Sartika mendirikan Sakola Kautamaan Putri.
Nama Raden Ayu Lasminingrat jarang disebut dalam sejarah pergerakan kaum perempuan.
Bahkan namanya kalah tenar dengan pejuang wanita seperti R.A Kartina dan Dewi Sartika. Kendati demikian, karya-karya Lasmi tidak ikut redup.
Tulisannya masih banyak ditemuka di buku bacaan Sekolah Rakyat dan Sekolah Dasar di Jawa Barat.