Network
PORTAL NGANJUK – Google doodle hari ini menampilkan sosok perempuan Indonesia berkebangsaan sunda bernama Raden Ayu Lasminingrat.
Siapa sosok Raden Ayu Lasminingrat?
Raden Ayu Lasminingrat lahir pada tahun 1843. Ia merupakan keturunan dari seorang kyai, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria.
Raden Ayu Lasminingrat yang dipanggil dengan sebutan Lasmi itu merupakan istri kedua dari Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII, Bupati Garut.
Baca Juga: Diserang Orang Tak Dikenal, Siapa Sosok Jaja Ahmad Jayus?
Lasmi wafat pada usia 105 tahun dan dimakamkan di belakang Mesjid Agung Garut, berdampingan dengan makam suaminya.
Lasmi adalah sosok perempuan yang memiliki intelektual luar biasa. Ia bersekolah di sekolah Belanda di Sumedang.
Selama di Sumedang ia diasuh oleh teman ayahnya yang bernama Levyson Norman.
Lasmi dijuluki sebagai perempuan pribumi satu-satunya yang mahir dalam menulis dan berbahasa Belanda pada masa itu.
Baca Juga: Mendikbud Nadiem Karim Menghapus Tes Calistung untuk Masuk SD, Ternyata Ini Alasannya
Lasmi menerbitkan buku hingga disebarkan ke daerah luar jawa yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu.
Lasmi memutuskan menikah dengan Bupati Garut dan melanjutkan fokus perhatiannya ke bidang pendidikan.
Ia mendirikan Sekolah Kautamaan Puteri pada tahun 1911 setelah berhasil mendukung Dewi Sartika mendirikan Sakola Kautamaan Putri.
Nama Raden Ayu Lasminingrat jarang disebut dalam sejarah pergerakan kaum perempuan.
Bahkan namanya kalah tenar dengan pejuang wanita seperti R.A Kartina dan Dewi Sartika. Kendati demikian, karya-karya Lasmi tidak ikut redup.
Tulisannya masih banyak ditemuka di buku bacaan Sekolah Rakyat dan Sekolah Dasar di Jawa Barat.
Jejak Lasmi masih dapat dilihat dari berdirinya sekolah hasil perjuangannya di Kota Garut.
Bangunan sekolah Lasmi ditetapkan sebagai bangunan yang dilindungi atau masuk dalam kategori Bangunan Cagar Budaya di Kota Garut.***
