Terlihat beberapa update status warga Pangandaran, bahwa tanggal 17 Juli merupakan hari mengenang Tsunami di Pangandaran.
"Besok 17 Juli (hari ini) mengingat peristiwa kelam 2006 tsunami di Pangandaran, semoga tak pernah terulang lagi. Pasca kejadian gempa malam ini banyak warga Pangandaran yang mengingat kejadian tersebut," ucap Nay
Lebih lanjut, Nay juga menceritakan kejadian tsunami 16 tahun silam. Kondisinya saat itu habis libur sekolah pada Senin, 17 Juli 2006 sore hari. Banyak wisatawan yang masih berkunjung ke pantai Pangandaran, akan tetapi tidak seramai waktu hari minggu
"Kejadian tsunami Pangandaran terjadi pada sore hari yang tidak terduga, getaran gempanya tak mengagetkan, cenderung bergoyang mengayun, tapi durasinya cukup lama," ucap Nay sambil mengingat kejadian kelam itu.
Bahkan saat terjadi gempa, banyak yang tidak merasakannya. Namun tiba-tiba orang berhamburan dari pantai, seketika itu terjadi kekacauan. Mereka ada yang evakuasi mandiri, ada yang lari, naik mobil dan motor.
"Semua histeris banyak yang terpisah dengan keluarga. Termasuk saya yang sempat kembali turun mencari kakek yang baru ketemu di hari kedua. Alhamdulillah ternyata ada yang evakuasi ke rumahnya bu Susi," kata Nay
Pada saat sebelum tsunami Pangandaran, Nay mengaku dirinya berniat renang ke pantai. "Namun masih di rumah, keburu ada gempa dan tsunami," ucap Nay.
Untuk memulihkan rasa traumanya membutuhkan waktu yang cukup lama. "Trauma itu hilang setelah beberapa tahun. "Mudah-mudahan tidak pernah terulang," kata Nay.
"Kita berdoa sama-sama, semoga semua dilindungi Oleh Allah Swt. Alfatihah untuk semua korban tsunami yang sudah mendahului kita, al Fatihah," ujarnya.
Semoga gempa susulan tidak terjadi lagi di Pangandaran, dan semoga tsunami tidak terulang lagi.***