Network
PORTAL NGANJUK – Baru baru ini, pemain pesepakbola Maroko dan Paris St. Germain, Archaf Hakimi dan istrinya, Hiba Abouk menjadi buah bibir perbincangan warganet di seluruh dunia.
Hal ini dikarenakan Hiba Abouk telah menggugat cerai suaminya dan berupaya mendapatkan harta gono gini, seperti yang dilansir dari maroccoworld.news.com pada 15 April 2023, melaporkan bahwa Hiba Abouk meminta setengah dari aset dan kekayaan pesepakbola Achraf Hakimi.
Namun pembagian harta tersebut berakhir gagal. Penyebabnya karena hampir seluruh harta kekayaan yang dimiliki Archraf Hakimi diatasnamakan ibunya, sehingga ia tidak memiliki asset atas namanya sendiri seperti yang dilansir dari Marca.
Disimpulkan dari berbagai sumber diketahui bahwa Achraf Hakimi sendiri memiliki kekayaan bersih sebesar $24 juta atau sekitar Rp 354,7 miliar. Ia menjadi pemain sepak bola Afrika dengan bayaran tertinggi pada urutan keenam, yang mengantongi $1 juta per bulan atau sekitar Rp 14,7 miliar.
Tetapi ia hanya menyimpan sekitar 20 persen dari gajinya. Yang berarti, sebesar 80 persen dari gaji pesepakbola itu diberikan kepada ibunya. Dikabarkan pula bahwa ibu Achraf Hakimi mendapat kiriman uang dari putranya sebesar $215 ribu atau sekitar Rp 3,1 miliar langsung ke rekeningnya setiap minggu.
Diketahui bahwa pemain bek untuk klub Ligue 1 Paris Saint-Germain dan tim nasional Maroko itu telah menikah dengan Hiba Abouk yang merupakan seorang influencer yang memiliki 1,3 juta pengikut instagram dan aktris Spanyol serial televisi, terutama Fátima di El Príncipe pada tahun 2020 lalu.
Pernikahannya ini melahirkan dua anak laki-laki bernama Amin dan Naim. Namun sampai saat ini belum diketahui pasti apa penyebab keretakan rumah tanggaa mereka.
Selain itu, bulan Februari 2023 kemarin, Archar Hakimi dituding telah melakukan pemerkosaan terhadap seorang wanita di kediamannya Boulogne-Billancourt, Paris, ketika istri dan anak-anaknya sedang pergi berliburan. Akan tetapi “korban” tersebut hanya melakukan pernyataan tanpa mengajukan gugatan.
Kasus pemerkosaan itu pun dibantah oleh Achraf Hakimi ketika menjalani proses penyelidikan polisi. Sedangkan pengacaranya, Fanny Colin, pun menilai kliennya sedang menjadi sasaran pemerasan.
