Untuk belanja non K/L terealisasi mencapai Rp93,6 triliun terutama untuk pembiayaan subsidi energi yang meningkat.
Walaupun demikian, ia tak memungkiri terdapat sejumlah risiko rambatan dari kondisi global yang mungkin akan berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian dalam negeri.
Hal itu seiring dengan eskalasi perang Ukraina dan Rusia.
Perang tersebut telah menahan ekspektasi positif terhadap pemulihan ekonomi global seiring meredanya COVID-19.
Perbaikan ekonomi global pun akan mengalami tekanan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang disertai dengan volatilitas pasar keuangan yang meningkat.
Baca Juga: Aturan Baru Pemerintah, Mulai April 2022 Jual Beli Mobil dan Motor Bekas Kini Dikenai Pajak
Oleh sebab itu, Sri Mulyani menegaskan APBN akan terus melakukan respon secara aktif dan memposisikan menjadi shock absorber dalam mengantisipasi dan menghadapi gejolak serta tekanan global yang terus berlangsung.
“APBN menjadi shock absorber dengan memberikan dukungan stabilitas harga dan mendukung daya beli termasuk kelompok paling rentan melalui bansos,” pungkasnya.***