Analis Soroti Turunnya Harga Kripto hingga NFT: Jadilah Investor Cerdas

- 15 Mei 2022, 07:14 WIB
Analis Soroti Turunnya Harga Kripto hingga NFT: Jadilah Investor Cerdas
Analis Soroti Turunnya Harga Kripto hingga NFT: Jadilah Investor Cerdas /Reuters

PORTAL NGANJUK – Harga uang kripto beberapa hari terakhir ini memang sedang mengalami penurunan yang cukup ekstreme.

Dilaporkan dalam satu minggu terakhir saja, Bitcoin dan Ethereum dimana merupakan mata uang kripto paling ternama di dunia mengalami penurunan hingga lebih dari 20%.

Bahkan uang kripto Terra Luna yang sebelumnya memiliki kinerja cukup baik mengalami penurunan hingga 90%.

Turunnya harga uang kripto tersebut dinilai kerena disebabkan oleh banyaknya investor yang menjual aset uang kripto mereka akibat tekanan ekonomi global dan khawatir atas adanya inflasi.

Baca Juga: LARIS! Dalam 1 Menit Token Dev Ex Asix Ludes Terjual Setelah Diluncurkan di ‘Private Sale’

Dilansir PORTAL NGANJUK dari ANTARA, analis dan praktisi hukum dari Frans & Setiawan Law Office, Hendra Setiawan Boen menyebutkan bahwa konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan terganggunya pergerakan ekonomi di Eropa.

Hal tersebut juga memengaruhi kenaikan faktor suku bunga pinjaman, yang mengakibatkan adanya inflasi cukup tinggi dan diprediksi akan terus meningkat.

Untuk itu, banyak investor yang memutuskan untuk menjual aset dengan risiko tinggi, seperti mata uang kripto.

Pasalnya uang kripto sendiri merupakan aset investasi yang tidak memiliki fundamental atau underlying yang pasti, sehingga membuatnya memiliki risiko cukup tinggi.

“Selama perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung kemungkinan kripto akan terus turun karena kinerja stablecoin Terra USD juga terus memburuk,” kata Hendra.

Baca Juga: BLT Balita Rp3 Juta Cair Mei 2022, Simak Syarat dan Cara Cek Penerima

“Selain itu, pasar kripto juga menunjukkan arah bubble karena memang overvalue. Koreksi terhadap harga akan terjadi cepat atau lambat,” sambungnya.

Kendati demikian, Hendra menilai bahwa kondisi bubble pasar kripto belum akan pecah. Hal ini karena melihat tren uang kripto yang cukup sulit diprediksi.

“Walaupun sudah bubble, tapi saya melihat gelembung harga kripto belum akan pecah. Melihat tren kenaikan dan penurunan selama ini, kripto memang cenderung turun tajam, dan kemudian naik tinggi,” tuturnya.

“Tidak ada ukuran jelas untuk memprediksi nilai aktual aset tanpa fundamental adalah salah satu alasan kripto termasuk produk berisiko dan berbahaya untuk investasi,” ucapnya menambahkan.

Tak hanya itu, Hendra juga menyoroti tren penurunan harga NFT (Non-Fungible Token) yang telah terjadi sejak September 2021 lalu hingga 92%.

“Dari awal saya sudah melihat NFT itu tidak wajar. Pada dasarnya, NFT hanya membeli data digital, padahal data digital mudah disalin siapa pun secara gratis,” ungkap Hendra.

“Kalau begitu, apa gunanya membeli NFT dengan harga mahal? Yang namanya membeli barang harus disertai kepemilikan secara eksklusif. Kalau kita sudah membeli, tapi orang lain dapat memiliki barang yang persis sama secara cuma-cuma,” imbuhnya menjelaskan.

Selanjutnya, Hendra menyarankan kepada para calon investor agar selalu mempelajari fundamental suatu produk investasi.

“Calon investor harus rajin mempelajari fundamental produk. Jangan cepat terbuai dengan bujuk rayu marketing,” ucapnya.

“Bagaimanapun mereka punya kepentingan berupa komisi, tapi mereka tidak akan bertanggung jawab, kalau ada apa-apa dengan produk tersebut,” tambahnya.

Ia juga mengatakan bahwa produk yang dijual oleh para influencer harus senantiasa diwaspadai.

Terlebih lagi jika hanya memamerkan aset pribadi yang seolah-olah dihasilkan dari investasi yang mereka jalani.

Menurut Hendra, kewaspadaan itu harus dilakukan, bukan hanya karena banyaknya influencer produk investasi yang saat ini sedang berhadapan dengan hukum saja, akan tetapi dari awal calon investor harus mempertanyakan kapasitas serta kapabilitas para influencer tersebut dalam hal investasi.

“Intinya, jadilah investor yang cerdas dan tidak latah atau FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan tren,” pungkasnya.***

Editor: Andri Wahyu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x