PORTAL NGANJUK – Konferensi Tingkat Tinggi atau yang biasa disebut KTT G20 akan dilaksanakan di Bali, Indonesia pada akhir Oktober.
Beberapa pihak menginginkan agar KTT G20 kali ini, menolakkehadiran sang presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun, Dubes Rusia untuk Indonesia menyatakan Putin akanmenghadiri KTT G20 kali ini, dan tidak ada alasan tidakmenghadirinya.
“Banyak organisasi barat yang sudah mengeluarkan Rusia darikeanggotaan, yang mereka lakukan adalah merusak karakteryang sudah dibangun dalam beberapa dekade,” ucap Lyudmila Vorobieva selaku Dubes Rusia.
Baca Juga: Meski Sudah Jadi Youtuber, Sule Raih Penghargaan Komedian Terfavorit di Ajang ICA 2022
Rusia terancam akan di keluarkan dari keanggotaan G20, pengeluaran Rusia bukan sebuah keputusan yang mudah untukdicapai, terlebih harus mendapatkan suara dari Negara-negaraanggorta G20 yang lainnya.
Menurut Vorobieva, G20 kali ini akan membahasa perihalpeningkatan masalah pada perekonomian, bukan masalahUkraine.
“Tergantung pada situasi, sejauh ini (Putin) mau menghadiriKTT yang akan dilaksanakan di Indonesia,” ucap Vorobieva.
Vorobieva juga menambahkan, jika mengeluarkan Rusia darikeanggotaan G20 tidak menyelesaikan masalah perekonomianyang sedang terjadi.
Baca Juga: BUKA MINDSET !! Tips Mendapatkan Uang Dengan Mudah Ala Rico Huang Pebisnis Muda Sukses
"Indonesia menjadi presiden G20 bukan untuk membahasmasalah krisis Rusia-Ukraina, tapi lebih kepada meningkatkanekonomi global dan masalah lainnya. Mengeluarkan Rusia (dariG20) tidak akan membantu perekonomian global," lanjutVorobieva.
Seperti yang sudah disinggung di atas, jika keputusanpengeluaran Rusia dari G20 bukanlah hal yang mudah, padadasarnya beberapa anggota G20 merupakan sekutu dari Rusia.
Sejak hari pertama invasi Rusia ke Ukraina, banyak pihak yang meminta agar Rusia dihukum dan diadili seadil-adilnya, karenakasus kejahatan perang di Ukraina.
Invasi pasukan Rusia di Ukraina, secara resmi dinyatakan sebagai Kejahatan perang oleh Amerika Serikat.
Rusia juga terus dihujani sanksi, banyak kecaman yang sudahditerima, dan pemboikotan secara internasional.
Sebagai contoh, Roman Abramovic pemilik Chelsea di paksameninggalkan dan menyerahkan kepemilikannya atas klub kedewan Inggris.
Belum juga properti pribadinya yang ada di Inggris harus disitaoleh pihak otoriter setempat.
Ada juga perusahaan energi asal Rusia Gazprom, dicabut haksponsornya pada beberapa klub sepak bola yang sebelumnyasudah menjalin kontrak.
Dan bahkan ada beberapa tim nasional di eropa, menyatakanmenolak untuk bertanding melawan Rusia, dan beberapa pihakjuga menyepakati hal tersebut. ***