Senjata Makan Tuan! Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Jepang Justru Dibuat Kerepotan karena Tindakannya

- 28 Maret 2022, 12:26 WIB
Senjata Makan Tuan! Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Jepang Justru Dibuat Kerepotan karena Tindakannya
Senjata Makan Tuan! Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Jepang Justru Dibuat Kerepotan karena Tindakannya /Reuters

PORTAL NGANJUK – Serangan Rusia ke Ukraina tak hanya melibatkan kedua negara itu saja, bahkan juga telah menyeret beberapa negara lain untuk turut ambil tindakan.

Salah satu negara yang turut mengambil tindakan atas Rusia tersebut adalah Jepang, dimana telah menjatuhkan sanksi kepada Moskow atas serangan yang dilakukannya ke Ukraina.

Namun, alih-alih menghentikan serangannya, Rusia justru membalas tindakan itu dengan membuat Jepang semakin kerepotan.

Hal itu dilakukan dengan membuat beberapa kebijakan terkait dengan perdagangan gas alam Rusia.

Baca Juga: Rusia Semakin Mendominasi, Kolonel Jenderal Klaim 30 Ribu Tentara Ukraina Tewas di Tahap Pertama

Moskow tidak akan menghentikan pasokan gas alam kepada negara-negara yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Akan tetapi Moskow memberikan syarat kepada mereka agar membayarnya dengan menggunakan Rubel (mata uang Rusia).

Persyaratan ini diberikan kepada seluruh negara yang menjatuhkan sanksi kepada Moskow.

Beberapa waktu lalu, Vladimir Putin telah menetapkan daftar negara yang tidak bersahabat dengan Rusia. Negara-negara itu akan tetap menerima gas alam Rusia dengan harga dan volume sebagaimana telah ditetapkan dalam kontrak.

Akan tetapi, negara-negara tersebut harus membayar komoditas yang mereka terima dengan menggunakan mata uang nasional Rusia.

Baca Juga: NATO Tidak akan Mengirim Pasukan keUkraina, China: Rusia adalah Kekuatan Besar

Hal serupa juga berlaku untuk Jepang, dimana sebelumnya telah menjatuhkan sanksinya kepada Rusia.

Dengan adanya hal ini, Menteri Keuangan Jepang Shun’ichi Suzuki mengatakan bahwa saat ini Tokyo sedang mengalami kebingungan dan cukup direpotkan dengan adanya syarat dari Rusia itu.

“Terus terang, kami belum sepenuhnya memahami tujuan dan bagaimana ini akan dilakukan. Pemerintah saat ini sedang berdiskusi dengan kementerian dan lembaga yang bertanggung jawab untuk menilai situasinya,” ungkap Suzuki dikutip dari RT.com.

Berdasarkan data Renitif, Jepang merupakan importir gas alam Rusia (LNG) terbesar di Asia, dengan jumlah pembelian mencapai 6,84 juta ton pada tahun 2021 lalu.

Terkait dengan pemberian sanksi kepada Rusia, Suzuki mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan kemungkinan dampak yang ditimbulkan terhadap kondisi ekonomi dan pasar keuangan Jepang.

Sementara itu, sebagai importir LNG terbesar ketiga di Asia, Korea Selatan berharap dapat terus melanjutkan impor.

Pihak Korea Selatan melalui Komisi Jasa Keuangan Korea Selatan mengatakan akan terus mengupayakan agar perdagangan dengan Rusia dapat terus berjalan.

Selain itu, Taiwan juga mengatakan bahwa hingga sejauh ini pihaknya tidak mendapatkan kabar tentang penyesuaian sistem pembayaran.

Para pakar dan analis mengatakan tindakan Rusia yang meminta pembayaran gas alam dengan Rubel adalah upaya untuk mendukung mata uang nasional mereka.

Hal itu lantaran mata uang Rusia, Rubel saat ini jatuh pada rekor terendah di tengah penerapan sanksi terkait dengan Ukraina.

Mata uang Rusia itu telah melonjak hingga level tertinggi dalam tiga minggu terhadap dolar Amerika Serikat sejak rencana itu diumumkan.***

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul “Sempat Beri Sanksi Rusia, Jepang Kini Dibuat Kebingungan oleh Vladimir Putin

Editor: Yusuf Rafii

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah