Waspada! Ternyata Wanita Lebih Beresiko Terkena Serangan Jantung Akibat Tekanan Kerja

- 5 Oktober 2021, 11:30 WIB
Ilustrasi bekerja
Ilustrasi bekerja /Pixabay/Free-Photos

PORTAL NGANJUK - Sebuah studi terbaru mengungkap stres kerja, gangguan tidur, dan kelelahan dianggap sebagai faktor risiko serangan jantung dan stroke. Kondisi ini meningkat lebih tajam terhadap perempuan.

Studi yang dipresentasikan pada Konferensi Organisasi Stroke Eropa ini membandingkan data dari 22.000 pria dan wanita Swiss antara 2007 dan 2017. Demikian seperti dilansir dari PMJ News dikutip dari laman The Sun.

Baca Juga: Cek Fakta: Masjid Agung Istiqlal Dikabarkan Pasang Lampu Gemerlap Seperti Diskotik, Simak Faktanya!

Hasil studi pun menemukan dua pertiga orang dewasa mengeluhkan stres akibat pekerjaan, yang mana sebanyak 66 persen terdeteksi pada 2017 dan 59 persen terdeteksi pada 2012.

Peningkatan jumlah orang dewasa yang mengeluhkan stres pekerjaan ini juga bersamaan dengan naiknya proporsi wanita yang bekerja penuh waktu selama periode tersebut, yakni dari 38 persen menjadi 44 persen.

Baca Juga: Spiritualis Ungkapkan Perang Dunia 3 Sudah Mulai dan Akan Sisakan 28,3 Persen Populasi

Sebanyak 1 dari 3 wanita atau sekitar 33 persen wanita merasa selalu lelah dan lemah dibandingkan dengan 26 persen pria.

Selama penelitian ini, sebanyak 8 persen wanita lebih sering mengalami masalah tidur dibandingkan pria yang hanya 5 persen.

Baca Juga: Waspada! Indigo Ungkap Akan Ada Bencana Besar di 3 Tanggal Keramat Ini, Ketahui Sekarang

Tapi, risiko penyakit jantung yang dipicu oleh tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi masih lebih tinggi pada pria.

Dr Martin Hänsel dari University of Zurich mengatakan, stres pekerjaan cenderung membuat pria sering merokok dan gemuk.

Baca Juga: Cek Fakta: Sok Jago, Ormas FPI Baru Dikabarkan Diringkus Oleh Kepolisian Kurang Dari 24 Jam

"Tetapi, perempuan melaporkan peningkatan yang lebih besar dalam faktor risiko non-tradisional untuk serangan jantung dan stroke, seperti stres kerja, gangguan tidur dan kelelahan," ujar Dr Martin.

Para peneliti membandingkan data dari 22 ribu lelaki dan perempuan dalam Survei Kesehatan Swiss dari 2007, 2012, dan 2017, dan menemukan peningkatan ‘mengkhawatirkan’ dalam jumlah perempuan yang melaporkan faktor risiko penyakit kardiovaskular.

Tren ini bertepatan dengan peningkatan jumlah perempuan yang bekerja penuh waktu dari 38 persen pada 2007 menjadi 44 persen pada 2017.***

Editor: Christian Rangga Bagaskara

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah