Menurut Para Ahli Anak Autisme Bisa Belajar di Sekolah Inklusif. Simak Persyaratannya!

- 27 April 2024, 17:11 WIB
Menurut Para Ahli Anak Autisme Bisa Belajar di Sekolah Inklusif. Simak Persyaratannya!
Menurut Para Ahli Anak Autisme Bisa Belajar di Sekolah Inklusif. Simak Persyaratannya! /

Portalnganjuk.com – Berdasarkan penjelasan Prof. Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K), Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, berikut beberapa syarat anak autisme bisa belajar di sekolah inklusif:

1.  Tingkat Kecerdasan Intelektual (IQ)

Tingkat kecerdasan intelektual (IQ) merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan apakah anak autisme dapat belajar di sekolah inklusif.

Secara umum, anak dengan IQ di atas 70 dianggap memiliki kemampuan belajar yang setara dengan anak pada umumnya, sehingga mereka dapat mengikuti pembelajaran di sekolah inklusif dengan dukungan dan penyesuaian yang tepat.

“Nomor satu, IQ dia mesti cukup untuk masuk ke sekolah inklusif, IQ-nya itu perlu di atas 70,” kata Prof. Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K).

2.  Perilaku

Selain tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang memadai, perilaku juga merupakan salah satu syarat penting bagi anak autisme untuk dapat belajar di sekolah inklusif.

Anak dengan autisme yang ingin bersekolah inklusif diharapkan menunjukkan perilaku yang baik dan sesuai dengan kriteria sekolah. Hal ini berarti anak harus mampu:

  • Mengikuti aturan dan norma yang berlaku di sekolah.
  • Berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa dengan cara yang positif dan sopan.
  • Mengendalikan emosi dan perilakunya dengan baik.
  • Menjaga fokus dan menyelesaikan tugas-tugas di kelas.

“Anak harus berperilaku bagus, bisa adaptasi dengan lingkungan. Tidak memukul, menggigit atau menusuk teman-temannya, ya. Kalau tidak, sekolah enggak ada yang mau menerima anak itu nanti,” kata Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

3.  Kemampuan Berkomunikasi

Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu syarat penting bagi anak autisme untuk belajar di sekolah inklusif. Hal ini memungkinkan mereka untuk:

  • Menerima dan memahami informasi dari guru dan teman.
  • Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan mereka.
  • Membangun hubungan sosial dengan teman sebaya.

Meskipun anak autisme mungkin memiliki tingkat kemampuan komunikasi yang berbeda-beda, berikut beberapa poin penting untuk dipertimbangkan:

Anak diharapkan dapat berbicara dengan bahasa yang jelas, meskipun hanya sedikit. Hal ini dapat berupa kata-kata tunggal, frasa pendek, atau kalimat sederhana.

Kemampuan berbicara tidak harus sempurna, yang terpenting adalah anak dapat menyatakan kebutuhan dan keinginannya dengan cara yang dapat dimengerti.

Penggunaan alat bantu komunikasi seperti gambar, simbol, atau teknologi bantu dapat membantu anak yang kesulitan berbicara secara verbal.

Selain itu, sekolah tidak boleh menelantarkan atau mendiskriminasi anak dengan kebutuhan khusus atau autisme. Guru harus sabar dan menciptakan ruang belajar yang nyaman bagi semua anak.

“Masuk sekolah itu seperti anak biasa saja. Kalau dia ada yang kurang, misal kayak anak sekarang nilai matematikanya kurang, guru bisa kasih mereka bantuan les, atau mungkin anaknya tiba-tiba mau jalan-jalan, dibawa saja keluar dulu main trampolin sebentar,” kata Prof. Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K).

Sekolah tidak dianjurkan menggunakan konsep shadow teacher secara terus-menerus karena dapat menghambat minat belajar anak dan guru.

“Hanya boleh di awal, kalau anak tidak bisa duduk diam di kelas boleh pakai shadow,” tambahnya.

Sekolah inklusif dan sekolah reguler setara dan harus memberikan pelayanan pendidikan yang baik bagi semua murid. Memasukkan anak autisme ke sekolah inklusif memerlukan pertimbangan yang matang.

Selain syarat-syarat di atas, penting juga untuk mempertimbangkan kesiapan anak, kesiapan sekolah, dan dukungan dari orang tua dan masyarakat.***

 

Editor: Yusuf Rafii


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah