Baru Terungkap Sosok Asli RBT yang Diduga Bos Judi Online Konsorsium 303, Markas Berada di Dekat Mabes Polri

24 September 2022, 15:37 WIB
Baru Terungkap Sosok Asli RBT yang Disebut Bos Judi Online Konsorsium 303, Markas Berada di Dekat Mabes Polri /Sumber Istimewa

PORTAL NGANJUK – Belakangan ini mulai terbongkar sosok Bong Alias RBT yang diduga merupakan bos besar judi online Konsorsium 303.

Sosok Bong Alias RBT menjadi sorotan sejak namanya disebut oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso.

Sosok Bong Alias RBT diduga bos besar judi online yang menyediakan private jet untuk Hendra Kurniawan untuk menemui keluarga Brigadir J di Jambi.

Baca Juga: Angka Perceraian di Indonesia 2022 Masih Tinggi, Perselisihan dan Soal Ekonomi Mendominasi

Disebut markas judi online Konsorsium 303 berlokasi hanya 300 meter dari Mabes Polri.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengungkapkan fakta menarik tentang konsorsium judi yang disebut sebagai konsorsium 303.

Selain figur Bong, alias RBT alias Robert Priantono Bonosusatya yang diduga merupakan bos besar konsorsium 303, ternyata lokasi pengelola judi itu hanya selemparan batu dari Markas Besar (Mabes) Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.

Menurut IPW, konsorsium 303 berlokasi hanya 300 meter dari Mabes Polri, tepatnya di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan.

Kabarnya lagi, pada tahun 2020 hingga 2021 saat omset judi online menggila saat masyarakat menjalani karantina.

Markas besar bos judi itu, kerap menjadi tempat nongkrong para oknum aparat geng coklat yang disinyalir sebagian besar para mantan jenderal.

“RBT alias Bong alias Robert Priantono Bonosusatya, dalam catatan IPW adalah ketua konsorsium judi online Indonesia yang bermarkas di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan,

Yang hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri,” kata Sugeng Teguh dalam keterangan tertulis Senin 19 September 2022, dikutip dari Berita Subang.

Karena itu, Sugeng meminta agar tim khusus (timsus) Polri memeriksa dugaan keterlibatan RBT dalam kasus Ferdy Sambo dalam kaitannya dengan konsorsium 303.

Tidak hanya itu Sugeng juga meminta, Kapolri menjelaskan pemakaian private Jet oleh Brigjen Hendra Kurniawan serta temuan PPATK soal duit Rp155 triliun terkait dengan aktivitas judi yang mengalir kepada oknum polisi.

Baca Juga: Viral Video Gudang Penimbun BBM Bersubsidi Terbakar, Diduga Milik Anggota Jatanras Polda Sumsel

IPW mencium aroma amis keterlibatan RBT dan Yoga Susilo dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303.

Selain RBT, nama Yoga Susilo, Direktur Utama PT PPSF muncul dalam struktur organisasi kaisar Sambo dan konsorsium 303, sebagai bos konsorsium judi wilayah Jakarta.

Menurut IPW, tidak ada alasan bagi timsus Polri atau Bareskrim Polri untuk tidak memproses hukum judi online kelompok konsorsium 303 dengan transaksi fantastis Rp155 Triliun yang sudah diungkap PPATK.

Termasuk memeriksa RBT dan Yoga Susilo dalam kedudukannya sebagai terduga tokoh bandar judi besar online.

Sosok Bong Alias RBT Diduga Bos Judi Online Konsorsium 303

RBT alias Bong alias Robert Priantono Bonosusatya atau dikenal sebagai pengusaha.

Robert Prianto Binosusatya diketahui punya beberapa usaha diantara diantaranya PT. Robust Buana Tunggal. Satu afiliasi dengan PT. MMS Group Indonesia, PT. Mahaguna Bara Sukses, PT. Graha Cipta Pesona Indah, dan PT. Pakarti Putra Sang Fajar.

Bong alis Robert mengaku kenal sosok eks Karo Paminal Propam Polri tersebut. Namun, ia menyatakan sudah lama tidak saling kontak dengan Hendra.

Baca Juga: Terungkap! Takut Ketahuan Sambo, Putri Candrawathi Justru Playing Victim, Susi Intip Lewat Sela - sela Jendela

"Hendra kenal dari zaman dahulu. Sudah lama sekali saya kontak dia sejak 5 atau 6 tahun. Waktu itu dia masih AKBP," ujar Robert.

Namun terkait pernyataan IPW yang menyebut dirinya sebagai orang yang menyediakan jet pribadi untuk Brigjen Hendra Kurniawanerbang ke Jambi menemui keluarga Brigadir J, Robert secara tegas menolak tuduhan itu.

"Tidak benar itu," kata Robert Selasa 20 September 2022.

IPW mengidentifikasi jenis private jet yang digunakan oleh Brigjen Hendra Kurniawan saat terbang ke Jambi, yakni tipe Jet T7-JAB.

Private jet itu disebutnya pernah dipakai mantan narapidana kasus korupsi AH dan YS dalam penerbangan bisnis Jakarta-Bali.

"Seperti diketahui AH dan YS adalah pemilik Hotel Pullman Bali. Karenanya, Timsus bentukan Kapolri perlu menelusuri hubungan tali temali antara Kaisar Sambo,

Dana judi online sebesar Rp155 triliun milik Konsorsium 303, dengan RBT dan YS dalam kaitan pemberian dukungan kepada pencalonan capres tertentu pada 2024 di mana Ferdy Sambo ingin menjadi Kapolrinya," ujar Sugeng.

Putri Candrawathi Disebut Lebih Berbahaya Dari Ferdy Sambo

Istri Ferdy Sambo tersebut dikabarkan memiliki kuasa penuh atas kebutuhan Ferdy Sambo, para ajudan hingga dugaan mengatur Satgasus Merah Putih yang sempat dipimpin Ferdy Sambo.

Bahkan Putri Candrawathi disebut lebih berbahaya dari Ferdy Sambo.

Pengacara Brigadir J, Johnson Panjaitan menduga Putri Candrawathi ikut mengatur Satgasus Merah Putih yang sempat dipimpin oleh suaminya.

Sebagaimana diketahui, belakangan ini terungkap soal rekening gendut para ajudan yang disebut disetor oleh Putri Candrawathi.

Belakangan motif pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi kembali dimunculkan.

Padahal, sebelumnya laporan pelecehan seksual terhadap Brigadir J sudah dihentikan oleh tim penyidik karena tidak ditemukannya unsur pidana.

Hal ini dicurigai oleh koordinator kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak sebagai upaya untuk menyelamatkan Ferdy Sambo.

Sementara itu, pengacara Brigadir J, Johnson Simanjuntak mengatakan motif di balik pembunuhan Brigadir J sudah sangat berbau busuk.

"Sudah dijelaskan juga bahwa tidak ada motif itu (pelecehan seksual), cuma waktu itu sudah sangat bau busuk dan becek motif itu," kata Johnson Panjaitan.

Kemudian, Johnson kembali menyinggung pengusiran dirinya dan pengacara Brigadir J yang lain dari lokasi rekonstruksi pada Selasa, 30 Agustus 2022 lalu.

Ia mengaku menyayangkan hal itu karena pihaknya telah berkomitmen untuk mendukung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan semua pihak yang memperjuangkan marwah institusi Polri.

"Setelah Kapolri ngomong dimana-mana dan mendapat dukungan dari masyarakat, kami pun berkomitmen mendukung Kapolri dan semua pihak yang ingin institusi ini berdiri tegak dan marwahnya ada," tegasnya.

"Bukan orang-orang yang hanya menjalankan rekonstruksi dan mengusir kami yang memperjuangkan itu. Kami juga memperjuangkan itu. Jadi itu bukan lembaga nenek moyangnya. Jadi jangan suka-suka, ngomong sembarangan, manis-manis tapi menipu," ucapnya menambahkan.

Lebih lanjut, Johnson Panjaitan juga menyinggung Komnas HAM yang terkesan mendukung motif pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.

Ia mengaku heran dengan sikap Komnas HAM yang menurutnya sejak awal sudah membahas motif di balik pembunuhan Brigadir J.

"Komnas (HAM) yang gak punya laboratorium forensik, cuma mungkin dapat data dari baca-baca saja, bahkan dia juga tahu di mana TKP sudah hancur-hancuran, alat bukti hilang," tuturnya.

"Saya ngomong gini karena ini sudah terbukti karena salah satunya obstruction of justice. Extra judicial killing itu berlanjut dengan obstruction of justice, bukan pelecehan seksual. Ingat itu," kata Johnson Panjaitan menambahkan, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Jumat, 16 September 2022.

Johnson Panjaitan menegaskan, legitimasi, nyawa, dan kewibawaan Komnas HAM sedang dipertaruhkan dalam kasus ini.

Menurutnya, hal-hal itu dibangun dari darah dan air mata orang-orang yang saat ini tak kunjung ditemukan.

Pengacara Brigadir J itu juga merasa heran dengan dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi yang terus berubah-ubah tempat kejadian perkaranya.

Terlebih, laporan pelecehan seksual itu sudah dihentikan penyidikannya oleh tim penyidik.

"Yang pro justitia sudah di-SP3, gak ada jalannya pro justitia, tahu-tahu yang gak pro justitia ngomong soal pelecehan. Canggih kan permainan ini?" ucapnya.

"Yang lebih canggih lagi orang yang sudah jadi tersangka, jadi kayak bintang film. Istri orang kaya, dari keluarga terhormat dan sejahtera, calon Kapolri di masa depan, pelukan, ciuman sambil rekonstruksi. Betapa pedihnya saya," sambungnya.

Johnson menuturkan, ketika melihat itu, ia hanya membayangkan tangis ibu Brigadir J sehingga tidak bisa menyampaikan hal yang penting dari rekonstruksi tersebut ke media.

Karenanya, menurutnya Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan jaringan mereka berhasil menekannya.

"Menurut saya Sambo dan istrinya dan jaringannya itu berhasil menekan saya karena saya gak bisa jawab dengan jernih sebagaimana yang selalu teman-teman komunikasikan dengan saya," tuturnya.

"Kalau ditanya substansi, pasti saya jawab substansi. Tapi akibat rekonstruksi yang kayak begitu, saya gak bisa melayaninya," lanjutnya.

Johnson Panjaitan pun meyakini Tuhan akan menjawab doa para ibu yang didiskriminasi dan ditahan, kebalikan dari Putri Candrawathi yang tak kunjung ditahan lantaran kondisi kesehatan yang kurang stabil dan masih memiliki anak kecil.

"PC itu menunjukkan bagaimana kelasnya dia, kemudian memunculkan lagi isu pelecehan seksual hanya dari sebuah pengakuan atau cerita-cerita entah dimana itu. Entah berdasarkan BAP atau bagaimana," tuturnya.

Johnson Panjaitan mengingatkan, Ferdy Sambo cs bisa membuat peradilan sesat sehingga akhirnya kebenaran sulit didapatkan.

Terlebih, kebohongan dalam pemeriksaan polisi juga didukung oleh Undang-Undang.

Kemudian, kuasa hukum Brigadir J itu mencurigai bahwa Putri Candrawathi ikut mengatur Satgasus Merah Putih yang sempat dipimpin oleh suaminya.

"Di dalam praktik, secara resmi memang Kadiv Propamnya Sambo, tapi yang mengontrol semua apa segala macam, uang rumah tangga, termasuk ajudan dan lain sebagainya kan Putri," ujarnya.

"Pertanyaan saya, apakah Putri juga mengatur semua Satgasus, kebutuhan-kebutuhan Satgasus?" imbuhnya.

Namun, pengacara Brigadir J itu mengatakan keterlibatan Putri Candrawathi sulit dibuktikan karena DPR tidak menggunakan hak konstitusionalnya untuk memeriksa hal ini.

Dugaan Aliran Dana Haram

Bripka RR jujur soal rekening gendut ajudan Ferdy Sambo.

Bahkan, secara terang-terangan menyebut angka yang fantastis dalam rekening para ajudan Ferdy Sambo.

Pengakuan itu disampaikan Bripka RR kepada pengacaranya, Erman Umar.

Tersangka pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Bripka Ricky Rizal mengungkap fakta baru soal rekening gendut para ajudan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

Melalui kuasa hukum Erman Umar, Bripka Ricky mengaku dititipkan uang oleh istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dengan nominal Rp300 juta.

Menurut Bripka Ricky, uang tersebut dipergunakan untuk kehidupan anak-anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang masih bersekolah di Magelang, Jawa Tengah.

Selain Bripka Ricky, Putri Candrawathi juga menitipkan uang melalui rekening Brigadir J.

Meski demikian, Bripka Ricky mengaku tak mengetahui secara pasti berapa besaran yang dititipkan kepada Brigadir J.

Sepengetahuannya, uang tersebut dipergunakan untuk keperluan para ajudan di rumah tangga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Jakarta.

Ia menuturkan, Putri Candrawathi lah yang memegang ATM dan buku tabungan dari rekening-rekening itu.

Kesaksian Bripka Ricky itu diketahui dibuat setelah ia dipertemukan dengan sang istri.

Menanggapi hal ini, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun justru mempertanyakanan motif Putri Candrawathi menggunakan nama para ajudannya untuk membuat rekening di bank.

"Menarik ya kenapa kemudian Putri harus menggunakan nama orang-orang di sekitarnya dalam membuka rekening bank. Ini pertanyaan," kata Refly Harun.

"Karena ATM dan sebagainya dia yang kuasai, termasuk buku tabungannya,

Kenapa? Ini sangat simple, karena tentu sumber keuangannya tidak bisa dipertanggungjawabkan dengan profil gaji yang katakanlah cuma Rp30-Rp35 juta bagi seorang Irjen," sambungnya, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun.

Karenanya, Refly Harun juga mempertanyakan asal uang dengan jumlah fantastis yang dimiliki Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi itu.

Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu menuturkan, akan ada perkembangan yang menarik setelah Bripka Ricky berbalik arah dan mengungkapkan fakta-fakta terkait pembunuhan Brigadir J.

"Dia paling tidak melalui kuasa hukumnya mengatakan dua hal, satu tidak tahu soal pelecehan di Magelang,

Tapi dia mengindikasikan justru Putri yang cari Yosua dan yang kedua setelah pembunuhan mereka dikumpulkan di Provos untuk dijelaskan skenario Sambo," tuturnya.

"Salah satu skenario Ricky Rizal adalah ketika tembak menembak, dia sembunyi di belakang kulkas,

Sangat lucu, coba bayangkan, membuat hal-hal seperti ini yang lucu. Masa Bripka anak buahnya tembak menembak, dia ketakutan sendiri?" tambah Refly Harun.

Lebih lanjut, ia membandingkan sikap Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terhadap kasus Ferdy Sambo dengan kasus penembakan 6 laskar FPI dan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

"Beda banget ya ketika ACT brrrttt semuanya, ketika FPI brrrttt semuanya. Bahkan orang yang pernah menyumbang FPI pun bisa kena rekeningnya. Paling tidak sempat diapakan dulu," tegasnya.

Refly Harun menilai, PPATK sangat lamban dalam menangani aliran dana di kasus Ferdy Sambo meski menurutnya mudah untuk mencari jaringan mantan Ketua Satgasus Merah Putih itu.

"Padahal kalau kita lihat bagaimana jaringan Ferdy Sambo, mudah sekali melacaknya," ucap Refly Harun.

Bripka RR Beri Keterangan Jujur

Disamping itu Menurut Erman Bripka RR mulai menceritakan keajadian sebenarnya terkait kasus yang menewaskan Brigadir J.

Di beberapa keterangannya Erman menyebut jika Bripka RR tak mengetahui tentang adanya dugaan pelecehan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi yang terjadi di Malang.

Dikutip dari kanal Youtube Refly Harun, selain itu Erman Umar menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan Ferdy Sambo pasca tewasnya Brigadir J,

Hal itu berdasar isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP), meski tak hapal isi BAP tersebut Erman menduga pertemuan itu merupakan inisiasi Sambo dalam merekayasa kasus pembunuhan Brigadir J.

Hal serupa juga dijelaskan sebagaimana dikutip dr Berita Subang denga judul 'Blak-blakan, Bripka RR Bongkar Tipu-tipu Sambo untuk Bunuh Brigadir J,

Tanpa Terendus Publik', Erman Umar menyebut mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo telah melakukan langkah-langkah aktif pasca insiden berdarah Duren Tiga itu.

Salah satu langkahnya dengan meminta bawahannya berkumpul di Provost. Tujuan berkumpul tersebut adalah membuat skenario dan langkah taktis untuk memuluskan setingan awal.

Menurut Erman, Sambo mengajak berkumpul untuk memuluskan skenario agar pembunuhan Brigadir J tidak terendus dan faktanya dikaburkan

"Dikumpulkan di situ (Provost) mungkin Sambo yang berperan di situ. Saya tidak ingat betul karena saya tidak baca lengkap," jelas Erman kepada wartawan, Selasa 13 September 2022.

Namun Erman tidak menyebutkan satu per satu siapa saja yang berkumpul di Provost. Pastinya mereka merupakan loyalis atau bawahannya dalam rangka membuat skenario awal.

Menurutnya jelasnya ada yang membantu, mungkin obstruction of justice.

"Pertemuannya malam hari, Sambo mengatur semua. Tepatnya setelah penembakan. Ya jelas ada yang membantu, mungkin obstruction of justice," kata Erman.

Adapun fakta-fakta dalam BAP Bripka Ricky Rizal setidaknya sinkron dengan apa yang disampaikan oleh Bharada E atau Bharada Eliezer sebelumnya.

Diketahui Bripka RR mulai berbalik melawan kesaksian Ferdy Sambo usai dikunjungi keluarga dan istrinya.

Ia mendapat penguatan dan dukungan dari orang-orang terdekatnya hingga setuju memberi kesaksian yang berbeda dari skenario Ferdy Sambo.

"Bukan (ancaman), dia takut. Makanya dalam rangka setelah saya masuk, setelah keluarganya dulu, mulai keluarganya masuk udah mulai berani dia karena keluarganya,” kata Erman.

Erman mengungkapkan, kliennya memang sempat mengikuti skenario baku tembak yang dibuat Sambo terkait kematian Brigadir J.

Namun, setelah Bripka RR mendapat kunjungan dari keluarganya, ia mengubah keterangannya.

Setelah keluarga memberikan penguatan, akhirnya Bripka RR mulai berani mengatakan yang sebenarnya.

“Mungkin dia didatangi keluarga, adik kandung sama isteri agar mereka minta bicara benar. Pada saat itu, dia sudah mulai bicara benar,” ujar Erman.

Celah Ferdy Sambo Untuk Bebas

Kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo hingga kini masih menyisakan beberapa kejanggalan.

Seperti yang diketahui bahwa Ferdy Sambo dikenai pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

Ferdy Sambo sudah 73 hari mendekam dipenjara, hal itu terhitung sejak 9 Agustus 2022 lalu.

Sementara itu, berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, hingga masih dipimpong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW ) Sugeng Teguh Santoso menduga, berkas perkara yang tak kunjung beres menjadi celah bagi Ferdy Sambo untuk lolos dari jeratan hukum dugaan pembunuhan berencana.

Menurut Sugeng Teguh, ini kabar buruk bagi keluarga Brigadir J yang jadi korban pembunuhan Ferdy Sambo serta sejumlah masyarakat Indonesia yang menginginkan keadilan.

"Kalau lewat 120 hari, kalau masih belum lengkap maka Sambo akan bebas,"Kata Sugeng di akun Youtube MimbarTube.

Dikutip dari Berita Subang, seperti diketahui, berkas perkara tersangka pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan tersangka Ferdy Sambo yang hingga kini belum lengkap.

Berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, hingga masih dipimpong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Sugeng mengatakan, saat ini jika kasus Ferdy Sambo telah memasuki 20 hari perpanjangan penahanan kedua.

Jika sampai batas waktu 120 hari kasus Ferdy Sambo belum P21 alias final, Ferdy Sambo bisa bebas demi hukum.

"Sambo punya waktu 120 hari, kalau sampai 120 hari berkas belum selesai, Sambo bisa bebas demi hukum,

Kita berhitung, Sambo menjadi tersangka sejak 9 Agustus, kalau sekarang tgl 21, sudah 71 hari, dia sudah memasuki perpanjangan kedua untuk 20 hari," ujar Sugeng.

Kalau Kejaksaan mengembalikan lagi dalam waktu 14 hari, ditambah 85 hari yang sudah dilalui, Sugeng menduga, Kepolisian hanya punya waktu 35 hari untuk kembali melengkapi berkas Ferdy Sambo.

Meski begitu Sugeng Teguh Santoso optimistis penyidik dapat menyelesaikannya sebelum 120 hari.

"Menurut saya sebelum 120 hari berkas ini akan P21," tuturnya.

Motif Asli Ferdy Sambo Mulai Terkuak

Akhirnya perlahan kini mulai terungkap petunjuk dan fakta baru soal motif asli Ferdy Sambo membunuh Brigadir J.

Hal motif yang selama ini menjadi misteri itu, kini melalui pernyataan Kamaruddin Simanjuntak yang merupakan pengacara keluarga Brigadir J akhirnya mulai dapat terungkap.

Pernyataan Kamaruddin itu ternyata sangat menghebohkan masyarakat, bahkan ancaman tak terduga Putri Candrawathi akhirnya terbongkar.

Kamaruddin Simanjuntak membongkar terkait dugaan perselingkuhan Ferdy Sambo dengan wanita yang disebut sebagai 'Si Cantik'.

Kemudian Brigadir J disebut berperan sebagai ajudan yang dipercaya Ferdy Sambo, ia diduga menjadi informan kepada Putri Candrawathi.

Didapatkan dari pernyataan pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, menyebut jika suami Putri Candrawathi, Ferdy Sambo sudah menikah lagi dengan wanita yang disebut sebagai 'Si Cantik'.

Sehingga hal tersebut yang memicu pertengkaran antara Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi yang perselingkuhan tersebut dibongkar oleh Brigadir J.

Kemudian, muncul kabar perselingkuhan Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf diduga dari rasa kesal Putri Candrawathi dengan sang suami, Ferdy Sambo.

Lalu, Kamarudin Simanjuntak dalam perbincangannya dengan Uya Kuya menyebutkan pertengkaran antara Ferdy Sambo dengan sang istri, Putri Candrawathi terjadi sejak bulan Juni 2022 tepatnya pada tanggal 21.

“Jadi pertengkaran itu tanggal 21 Juni 2022, pertengkarannya antara Ferdy Sambo dan Putri akibat si cantik cantik itu,” tutur Kamaruddin Simanjuntak yang dikutip SeputarTangsel.Com melalui Channel YouTube Uya Kuya Tv pada Rabu, 22 September 2022.

Menurut yang dikatakan Kamaruddin, setelah terjadi pertengkaran hebat antara Putri Candrawathi dengan sang suami, Putri mengancam Ferdy Sambo akan melaporkan suaminya atas bisnis mafianya.

“Putri Candrawathi mengancam Ferdy Sambo akan melaporkan keatasannya dan membuka bisnis mafianya itu yang antara lain Judi, kemudian tata niaga sabu-sabu atau narkoba termasuk prostitusi,” lanjutnya.

Pengacara Brigadir J juga menuturkan bahwa alasan Brigadir J dibunuh disebabkan karena almarhum Brigadir J yang diduga sebagai informan memberikan informasi terkait suami Putri Candrawathi, Ferdy Sambo sudah menikah lagi.

“Almarhum (Brigadir J) diduga sebagai informannya ibu Putri, maka dia diancam dibunuh, dia sudah tau bakal dibunuh karena ancaman itu sangat kencang dari Ferdy Sambo,” ungkap pengacara Brigadir J.

Lebih jauh lagi, Kamaruddin Simanjuntak pun membeberkan bahwa terkait pernikahan Ferdy Sambo sudah dibenarkan oleh Kabareskrim.

"Si cantik itu saya konfirmasi ke Bareskrim dibenarkan bahwa mereka telah menikah dan dinikahkan oleh rohaniawan,

Maka saya bilang 'tangkap rohaniawan itu kenapa menikahkan polisi perwira yang sudah menikah'," tegas Kamaruddin Simanjuntak.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri

Tags

Terkini

Terpopuler