Istri Ferdy Sambo Akhirnya Ungkap Skenario Sang Suami, Terungkap Kronologi Adegan Lantai Putri Candrawathi

30 September 2022, 13:47 WIB
Istri Ferdy Sambo Akhirnya Ungkap Skenario Sang Suami, Terungkap Kronologi Adegan Lantai Putri Candrawathi /UPDATE KASUS BRIGADIR J/Diolah dari Google

PORTAL NGANJUK - Kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J kini sudah bergulir 3 bulan.

Masih menjadi misteri yang belum terpecahkan, soal kasus kematian Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.

Kasus pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo hingga kini belum ada titik terang.

Pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J yang sampai saat ini terus berlanjut selalu menjadi buah bibir masyarakat luas.

Baca Juga: Mulai Terungkap Putri Candrawathi Ternyata Punya Jejak Tameng Hukum yang Unik, LPSK Jujur soal Nyonya Sambo

Karenanya, kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo belum juga terungkap.

Ferdy Sambo sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Tak hanya Ferdy Sambo saja, Putri Candrawathi yang adalah istri dari mantan Kadiv Propam Polri ini juga ikut terseret.

Sebelumnya, ada 5 tersangka telah menjalani pemeriksaan uji kebohongan untuk mengungkap kasus pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga.

Akan tetapi, beberapa tersangka kini mulai berkata jujur atas keterangan mereka pada kasus Brigadir J ini.

Salah satunya adalah Bripka RR, ia telah memberikan keterangan secara jujur terhadap kasus Brigadir J yang tak kunjung usai.

Meski demikian, hasil lie detector atau uji kebohongan yang dijalani para tersangka Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo belum diungkap juga.

Kendati demikian hasil uji kebohongan Bripka RR dan Bharada E menurut Direktur Tindak Pidana Umum (Ditrtipidum) mereka telah berkata jujur.

"Barusan saya mendapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR, dan KM. Hasilnya no deception indicated alias jujur," kata Andi kepada wartawan.

Hanya saja soal hasil dari pemeriksaan tersebut tidak diungkap secara detail pihak Polri ke publik dengan alasan demi keadilan.

Selain itu, sebagaimana dikutip PORTAL NGANJUK dari Seputar Tangsel, berikut beberapa fakta menarik pengungkapan kasus kematian Brigadir J.

Baca Juga: Baru Terkuak, Jejak Tameng Hukum Putri Candrawathi, Istri Ferdy Sambo Disebut Unik sejak 14 Tahun LPSK Berdiri

Putri Candrawathi Mengungkap Skenario Ferdy Sambo

Putri Candrawathi akhirnya ungkap hal baru terkait kasus pembunuhan Brigadir J.

Putri Candrawathi mengaku pada Komnas HAM jika ia disuruh sang suami yang adalah Ferdy Sambo untuk berbohong.

Istri Ferdy Sambo tersebut disuruh berbohong oleh suaminya terkait dengan pelecehan di rumah Duren Tiga.

Dengan hal itu, maka Putri Candrawathi telah mengungkap skenario sang suami.

Menurut Putri Candrawathi pelecehan yang disebut dilakukan Brigadir J itu kini berubah dan terjadi saat di Magelang.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengungkap pernyataan Putri Cadnrawathi beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, pengakuan Putri Candrawathi dinilai masih harus diuji dengan keterangan dan bukti lain.

Pasalnya dari keterangan istri Ferdy Sambo tersebut selalu berubah-ubah.

Dilansir PORTAL NGANJUK dari YouTube Refly Harun, Putri Candrawathi diketahui sempat mengubah keterangannya berulang kali.

Keterangan awal Putri Candrawathi adalah Brigadir J melecehkan dirinya.

Kemudian pada wawancara yang kedua, Putri Candrawathi kembali mengubah keterangannya.

Putri Candrawathi lantas mengatakan Brigadir J masuk ke kamar Magelang dan lucuti pakaiannya.

Selain itu, pada keterangan ketiga Putri Candrawathi mengaku adanya kontak fisik antara dirinya dan Brigadir J di dalam kamar.

Adegan Lantai Putri Candrawathi dan Brigadir J Terungkap

Soal isu pelecehan seksual adalah tindak asusila yang disangkakan Putri Candrawathi yang menunding Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat.

Putri Candrawathi, tersangka dalam kasus yang didalangi Ferdy Sambo yang kini bersikeras bahwa dirinya mengalami pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J.

Meski motif pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi itu sebelumnya telah dihentikan secara resmi oleh Bareskrim Polri,

Akan tetapi nyatanya motif pelecehan terhadap Putri Candrawathi yang diduga dilakukan Brigadir J terus digaungkan ke publik.

Baca Juga: Ucapan Gilbert Lumoindong Bikin Ayah Brigadir J Marah Besar, Ternyata Sang Pendeta Beri Ucapan Diluar Dugaan

Dugaan tindak asusila yang diduga dilakukan Joshua kepada istri Ferdy Sambo ini mendapat banyak sorotan dari berbagai pihak termasuk Anjas Asmara yang merupakan seorang Dosen dan Youtuber.

Dilansir PORTAL NGANJUK dari kanal YouTube Anjas Asmara di Thailand pada Rabu, 28 September 2022.

Anjas mengatakan pelecehan seksual yang digaungkan diduga dilakukan Brigadir Joshua kepada Putri Candrawathi di Magelang adalah kemenangan permainan dari tim tersangka Ferdy Sambo.

Anjas mengungkapkan isu pelecehan seksual Brigadir J terhadap istri eks Jendral polisi bintang dua itu dimainkan untuk mencapai efek yang luar biasa pada persidangan nanti.

“Yang pertama motif banyak orang bilang awal-awalnya, uda sih motif itu gak penting,"

"Nanti juga motifnya A,B,C dan D. pokoknya di pengadilan akan dibuktikan benar atau tidak, motif gak akan ngefek, ternyata semua itu tidak benar,” ungkap Anjas.

Anjas mengatakan bahwa dengan isu asusila ini, sekarang hasilnya sidangnya akan tertutup karena motifnya demikian.

“Motif saja mereka memframing asusila adalah langkah kecil tapi berefek sangat besar yaitu sidang tertutup karena motifnya cenderung ke asusila,” ungkap dosen tersebut.

Dengan sidang tertutup maka tim Ferdy Sambo sudah sukses karena masyarakat akan kesulitan mengawasi kasus ini.

Baca Juga: Mulai Terbongkar, Setelah Brigadir J Dibunuh Ferdy Sambo, Suami Putri Candrawathi Datangi Istana Terungkap?

“Itu menurut aku itu langkah yang besar sekali karena dengan ini tak terbuka kita masyarakat akan sulit mengawal proses persidangan,” ucap Anjas.

Lanjut Anjas, “Kita tahu sih bahwa aparat penegak hukum di Indonesia, selain kepolisian ada kejaksaan, pengacara dan juga hakim,"

"Apakah yakin dari empat lembaga ini orang-orang semuanya akan lurus begitu aja dengan melihat trek recordnya (Sambo) ini," tuturnya.

Anjas menguraikan bahwa berangkat dari pengalaman yang ada sering terjadi perbuatan illegal oleh oknum aparat penegak hukum.

Oleh karena itulah sidang terbuka adalah cara yang paling efektif bagi masyarakat mengawal dan mengawasi kasus Sambo ini.

“Ada banyak oknum dari semua lembaga tersebut yang pernah melakukan perbuatan illegal dalam persidangan,"

"Salah satu cara mengatasi ini semua maka mudah-mudahan hakim membuat sidang terbuka agar kita masyarakat bisa mengawal secara utuh,” ungkapnya.

Seperti yang kita ketahui bahwa pelecehan seksual adalah motif yang sejak awal sudah dilaporkan ketika kejadian pembunuhan Brigadir J di Duren 3 Jakarta Selatan.

Dan ternyata hal itu merupakan skenario Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi.

Isu pelecehan seksual tersebut kini terus digaungkan dalam keterangan Putri Candrawathi mengatakan bahwa dirinya dilecehkan di Magelang.

Bahkan dalam BAP Putri Candrawathi yang tersebar bahwa Brigadir J disebut memperkosa dan menghempasnya ke lantai.

Keterangan istri eks Kadiv Propam Polri ini diperkuat lagi dengan rekomendasi Komnas HAM dan Komnas Perempuan yang kembali menghidupkan kembali motif pelecehan seksual di Magelang.

Kamaruddin Simanjuntak Memberi Respon Menohok

Kuasa hukum alias pengacara keluarga Brigadir J yakni Kamaruddin Simanjuntak menanggapi isu pelecehan seksual yang disebut bahwa Brigadir J melecehkan Putri Candrawathi.

Kamaruddin Simanjuntak pun menduga hal ini memang sengaja dilakukan oleh pihak tertentu.

Menurut Kamaruddin, dengan adanya isu pelecehan seksual agar Ferdy Sambo selamat dari jeratan hukum.

Bahkan, Kamaruddin Simanjuntak juga curiga jika Ferdy Sambo telah menyuap sejumlah lembaga dan munculkan isu pelecehan seksual.

Dia kemudian meminta agar lembaga-lembaga yang diduga menerima aliran dana dari Ferdy Sambo itu segera diperiksa.

Pasalnya, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sebelumnya mengaku sempat diberi amplop yang diduga isinya uang.

Adapun yang member amplop tersebut diduga adalah ajudan Ferdy Sambo.

Namun,  pihak LPSK telah menolak pemberian amplop tersebut.

Hal itu juga diketahui telah LPSK laporkan ke Mahfud MD yang adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

Putri Candrawathi hingga saat ini masih getol mengakui dirinya sudah dilecehkan Brigadir J.

Bahkan Putri Candrawathi saat ini sudah mengajukan permohonan perlindungan kepada LPSK.

Kini Putri Candrawathi yang berstatus tersangka itu, belum juga ditahan karena disebut memiliki hak istimewa.

Akhirnya terungkap jejak tameng hukum Putri Candrawathi.

Bahkan LPSK sebut Putri Candrawathi adalah pemohon perlindungan paling unik dan satu-satunya selama 14 tahun saat LPSK berdiri.

Seperti diketahui, setelah terungkap dalang dari pembunuhan Brigadir J adalah Ferdy Sambo, sang istri, Putri Candrawathi berbegas memohon perlindungan kepada LPSK.

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sempat menerima laporan dari Putri Candrawathi selaku istri dari eks Kadiv Propam Ferdy Sambo untuk diberikan perlindungan.

Kedatangan Putri Candrawathi menyambangi LPSK sekaligus memberikan laporan jika dirinya telah menerima pelecehan seksual dari mendiang Brigadir J.

Menurut pengakuan Putri Candrawthi, pelecehan yang dilakukan Brigadir J memantik terjadinya pembunuhan berencana yang dilakukan oleh suami dan kedua ajudan lainnya yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Ayo Jakarta, ada hal menarik yang disampaikan oleh Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi.

Bahwa menurutnya Putri Candrawathi adalah pemohon paling unik selama 14 tahun LPSK berdiri.

Edwin mengatakan jika tak pernah ada pemohon yang seperti Putri, sebagai pemohon justru Putri tidak mau menyampaikan keterangannya kepada LPSK saat proses asesmen.

“Ibu PC adalah pemohon perlindungan yang paling unik kepada kasus kekerasan seksual yang saya tangani dan pembuktian secara umum,” ujar Edwin, dalam tayangan Kompas TV, Sabtu, 24 September 2022.

“Karena satu-satunya pemohon sepanjang LPSK berdiri yang tidak bisa, tidak mau dia menyampaikan apapun kepada LPSK.

Padahal dia yang butuh LPSK bukan LPSK yang butuh Ibu PC,” ungkap Edwin.

Edwin menilai jika Putri Candrawathi tak tampak antusias maupun responsif saat LPSK mulai meninjau permohonannya.

“Ibu PC butuh perlindungan LPSK, tapi tak antusias, tapi kok tidak responsif gitu.

Hanya Ibu PC pemohon yang seperti itu selama 14 tahun LPSK berdiri,” ungkapnya lagi.

Baca Juga: Motif Paket Kardus Meledak di Asrama Polisi Sukoharjo Berhasil Terkuak, Motifnya Dendam karena Pernah Dirazia?

Menurut Edwin, terdapat dua hal yang harus dipenuhi dan disampaikan pemohon kepada LPSK jika dalam konteks kekerasan seksual.

“Umunya ada dua hal terpenuhi, satu relasi kuasa, dua, pelaku memastikan tak ada saksi. Dua-duanya gugur pada kasus Ibu PC,” terang Edwin.

Edwin sempat menyinggung soal RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) yang menuntut agar LPSK segera memberi perlindungan terhadap pemohon (PC) saat pertemuan pada 29 Juli 2022 silam di Polda Metro Jaya.

Menurutnya UU itu tentu tidak dibuat untuk melindungi korban palsu, bahkan Putri sendiri tidak mau menyampaikan alasan atas permohonannya.

“Ini UU TPKS bukan untuk melindungi orang-orang seperti ini. Untuk melindungi korban sebenarnya,

untuk melindungi real korban. Bukan korban fake, korban palsu,” ujar Edwin.

Strategi Putri Candrawathi saat ini

Kasus kematian Brigadir Yosua atau Brigadir J yang diotaki Ferdy Sambo kini masih belum terungkap semuanya.

Kini munculnya dugaan terkait kasus pelecehan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi istri dari Ferdy Sambo masih terus bergulir. 

Kendati sudah satu bulan ditetapkan sebagai tersangka, Putri Candrawathi juga masih belum ditahan dikarenakan alasan kemanusiaan. 

Putri Candrawathi masih belum ditahan karena dengan alasan ainnya, dirinya masih mempunyai anak usia satu setengah tahun dan sebagainya. 

Baca Juga: Usai Ferdy Sambo Dipecat, Muncul Isu Suami Putri Candrawathi akan Bebas dari Tuntutan 2 Bulan Lagi, Benarkah?

Komnas HAM serta Komnas Perempuan menyebut kondisi psikologi Putri Candrawathi masih belum stabil dan traumatik.

Publik juga terus dibuat penasaran kapan kasus ini bisa menemui titik terang. 

Berbagai asumsi pun mulai muncul, bahkan tak sedikit juga yang mengira kasus ini sengaja di perlambat. 

Dilansir PORTAL NGANJUK melalui akun Youtube Anjas Asmara di Thailand menyebut, Putri Candrawathi merupakan kunci utama penyelesaian kasus ini. 

Anjas menilai dengan tidak ditahannya Putri Candrawathi merupakan kesalahan besar, mengingat saat ini ruang gerak Ferdy Sambo sudah sangat dibatasi. 

Ia menyebut Putri Candrawathi adalah orang yang full power yang bisa menjalankan berbagai macam strategi di luar sana. 

Dengan tak ditahannya Putri Candrawathi justru bisa menjadi tangan Ferdy Sambo untuk tetap kekeh mempertahankan skenario mereka terkait dugaan pelecehan seksual. 

Dari beberapa deskripsi yang menyebut mulai dari desahan, making love hingga menjilati, belakangan ramai dibahas dan memang sangat linier.

Bahkan sosok Menkopolhukam Mahfud MD pun mengatakan motifnya sudah tersebar di masyarakat luas, dan kalau dijelaskan itu menjijikan dan mengerikan. 

Baca Juga: Ternyata Ferdy Sambo Dikabarkan Dua Bulan Lagi akan Lolos, Terkuak IPW Beberkan Celah Kelolosan Sang Jenderal

Menjijikan tersebut adalah bagian-bagian yang terlalu vulgar kata-katanya, karena itu yang tersampaikan di BAP. 

Menurut Anjas Asmara di Thailand, jikalau dilihat dari pernyataan oleh sumber istimewa yang didapatinya.

Memang sumber istimewa ini benar-benar mendapati bocoran BAP Putri Candrawathi pada saat penyelidikan. 

Namun kenapa Putri Candrawathi masih tetap kekeh dengan dengan skenarionya?

Kemungkinan besar katanya, pertama agar sidangnya tertutup. 

"Karena kan bahaya jika tindak asusila, pelecehan perempuan dan anak dianggap membahayakan negara,

makannya sidang harus secara tertutup. Dan kalau itu tertutup ini akan memberikan dampak luar biasa untuk status hukum Ferdy Sambo," tutur Anjas Asmara di Thailand. 

Selain itu masyarakat juga tidak bisa mengawasi langsung jalannya proses persidangan. 

Jika hal itu terjadi kata dia, maka mungkin kepercayaan masyarakat indonesia terhadap kepolisian akan menurun. 

"Ini merupakan momen bagi kepolisian untuk pembersihan institusi, kendati undang-undang asusilatornya tertutup tapi semoga ada special case seperti ini, karena ada obstruction of justice dari Polres,

Polda, Bareskrim bahkan sampai ke Kadiv Propam, harusnya dengan alasan ini bisa menjadi excuse agar sidangnya menjadi terbuka," kata dia.

Karena dengan dilakukan secara terbuka, nanti kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian akan kembali lagi. 

Kemudian, Putri Candrawathi kata dia, dengan bahasa politisnya memposisikan dirinya sebagai korban dari pelecehan seksual.

Namun, tindakannya sangat bertolak belakang dengan kasus yang tengah menimpanya, saat melapor ke LPSK pun, actionnya Putri Candrawathi bukan seperti tipikal orang yang telah dilakukan pelecehan. 

"Dia nggak kooperatif, hingga tidak mau ditemui oleh psikolog dari LPSK," kata Anjas Asmara di Thailand. 

Kedua, kalau dilihat lebih detil saat Putri Candrawathi berbicara ke media massa saat tepat didepan Mako Brimob, dirinya tidak malu sama sekali. 

"Aneh gitu kan, biasanya kalau orang yang baru habis dilecehkan pasti malu, jangankan menyebutkan namanya, memperlihatkan wajahnya aja itu mungkin udah berat banget," kata Dia. 

Tetapi dia saat ditemui awak media itu langsung lantang menerangkan bahwa dua Putri Candrawathi yang kesannya seperti bukan kayak korban pelecehan seksual biasanya.

Tak hanya itu saja, ada juga keterangan BAP yang dugaanya sudah tersebar di internet bahwa kronologi bagaimana Susi (ART) melihat Putri Candrawathi, Brigadir J, Bripka RR, Kuat Maruf. 

Mereka semuanya sepertinya satu suara bahwa itu memang benar statement dari Putri Candrawathi bahwa telah terjadi dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J. 

Melihat keterangan tersebut, ia pun tidak percaya, kecuali hal ini dilakukan Brigadir J atas perintah Putri Candrawathi. 

"Ini hanya opini aku pribadi aku, kalian percaya atau tidak, itu adalah hak kalian," ungkap Anjas Asmara di Thailand. 

Dua Biangkerok dibalik Kasus Brigadir J terungkap

Kini akhirnya terungkap dua sosok yang disebut menjadi biang kerok dibalik pembunuhan Brigadir J.

Baca Juga: Kamaruddin Sebut Nyawa Brigadir J Dihabisi karena Menjadi Informan Putri Candrawathi, Ferdy Sambo Mengancam?

Bahkan, dibalik kasus tewasnya Brigadir J, kenaikan pangkat Ferdy Sambo pun ikut disorot.

Teka-teki kasus pembunuhan Brigadir J belum semua terungkap ke publik.

Bahkan soal motif pembunuhan Brigadir J pun hingga saat ini belum diungkap secara rinci oleh polri.

Hal tersebut pun menimbulkan spekulasi liar soal motif dan dibalik pembunuhan Brigadir J yang menyeret nama Ferdy Sambo seorang jenderal dua jadi tersangka kasus Brigadir J.

Baca Juga: Diisukan Mundur, Akhirnya Kamaruddin Muncul Kembali Langsung Bongkar Motif Brigadir J Dihabisi Ferdy Sambo?

Berita dan isu terbaru dari kasus pembunuhan Brigadir J yang menyeret nama Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi masih terus berlanjut.

Terbaru, Irjen Purnawirawan Ricky Sitohang akhirnya juga ikut bersuara mengenai Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Ricky Sitohang mengungkap berbagai macam kejanggalan kasus pembunuhan Brigadir J.

Sosok purnawirawan ini juga memberikan analisanya soal naiknya jabatan Ferdy Sambo yang dinilainya tak wajar.

Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak Akhirnya Jujur Ungkap Motif Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J, Judi, Sabu, Si Cantik?

Lantas apa pendapat Ricky Sitohang mengenai kasus ini?

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Ayo Bandung Ricky Sitohang mengungkap bahwa ada dua orang yang jadi biang kerok kasus pembunuhan Brigadir J inii.

Menurut Ricky Sitohang, dua orang yang dimaksud adalah istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan sopir sekaligus ART mereka, Kuat Maruf atau Om Kuat.

Ricky Sitohang mengatakannya saat menjadi bintang tamu acara The Real Rumah Uya yang diunggah di kanal YouTube Uya Kuya TV.

Pernyataan Ricky Sitohang tersebut pun lantas membuat Uya Kuya sempat terkejut.

"Kalau kita lihat pokok ceritanya analisis saya sementara biang keroknya dua, Kuat Ma'ruf dan Putri," tutur Ricky Sitohang dalam wawancaranya di YouTube Rumah Uya 13 September 2022 lalu.

"Karena apapun peristiwanya harus dibuktikan, tapi kalau Kuat Ma'ruf enggak memberikan informasi yang dilebih-lebihkan kepada Sambo enggak begitu,

Putri kalau jaga martabat Ferdy Sambo akan meluruskan enggak ikut di dalamnya," lanjutnya.

Tak hanya itu, Ricky Sitohang menyatakan bahwa dirinya kurang percaya dengan terjadinya pelecehan seksusal, seperti yang dituturkan Putri.

Karena menurut analisanya, Brigadir Yosua atau Brigadir J yang hanya bawahan Sambo.

Tak mungkin berani untuk masuk ke kamar Putri Candrawathi.

"Saya mengatakan jauh dari kemungkinan tak akan berani seorang Yosua (melakukan pelecahan)," ucap Ricky Sitohang.

"Kan suatu hal yang ironis seorang Yosua, seorang Kuat Ma'ruf bisa masuk ke kamarnya, suatu hal yang sangat luar biasa terlepas dengan kasusnya," ungkapnya.

Seperti diketahui sejak kasus pembunuhan Brigadir J terus digali, Putri Candrawathi mengaku menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan Brigadir J.

Hal itulah yang disebut-sebut sebagian pihak sebagai motif Ferdy Sambo menghabisi nyawa Joshua.

Peristiwa Berdarah di Duren Tiga Mulai Terkuak

Polisi akhirnya menyampaikan hasil uji kebohongan dari lima tersangka.

Dari lima orang tersangka yang menjalani pemeriksaan, 3 diantaranya memberikan keterangan secara jujur, namun dua lainnya masih tidak diungkap oleh Polisi.

Tiga orang yang disebut berkata jujur adalah Tersangka Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Maruf.

Dikutip dari Voxtimor, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi menyebutkan Hasil pemeriksaan ketiganya tak menunjukkan indikasi penipuan atau no deception indicated.

Baca Juga: 5 Penyakit Mematikan Ini Kabur dengan Minum Air Rebusan Jagung, Simak Penjelasan Berikut

“Barusan saya dapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR, dan KM. Hasilnya no deception indicated alias jujur,” kata kepada wartawan.

Sehari setelahnya, giliran tersangka Putri Candrawathi dan saksi bernama Susi yang menjalani pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kebohongan.

Namun, hasil pemeriksaannya tidak dibuka untuk publik dengan alasan demi keadilan atau pro justitia.

Ferdy Sambo merasa Syok Hingga Menangis

Dilansir dari Uncle Wira, Ferdy Sambo sempat guncang bahkan sampai menangis saat Ferdy Sambo menangis setelah mendengar pengakuan istrinya dan juga harus memerintahkan eksekusi mati Brigadir J.

Di rumah Saguling itu, Ferdy Sambo penuh kemarahan. Ferdy Sambo kemudian mengeluarkan perintah pada Bripka RR.

Ferdy Sambo dalam keadaan penuh emosi memerintahkan Bripka RR menembak mati Brigadir J.

Hal itu disampaikan Bripka RR melalui pengacaranya, Erman Umar.

Apa yang terjadi pada Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi itu dikisahkan pengacara Bripka Ricky Rizal (RR), Erman Umar.

Melalui Erman Umar, Bripka RR mengatakan pertemuan di Saguling, Jakarta Selatan sangat cepat. Dari pertemuan itu ada keputusan untuk membunuh Brigadir J.

Sebelum ada perintah tembak mati Brigadir J, Ferdy Sambo awalnya menanyakan soal peristiwa di Magelang pada Bripka RR.

Baca Juga: Lahir Bulan Oktober, Ini 14 Nama Bay iLaki-Laki Islami Pembawa Rezeki

“Kan di Saguling itu (Bripka RR) dipanggil. Dipanggil (Ferdy Sambo) dia tanya. ‘Ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’” kata Erman mengulang percakapan Ferdy Sambo dan Bripka RR di Saguling pada 8 Juli 2022.

Kemudian Bripka RR menjawab, tidak mengetahui apa yang terjadi di Magelang antara Brigadir J dan istri sang jenderal.

Bripka RR kemudian melihat perangai Ferdy Sambo yang sangat marah, bahkan hingga menangis.

Kepada Ferdy Sambo, Bripka RR menjawab apa yang dia lihat, yakni ketidaktahuan soal peristiwa yang dilaporkan Kuat Maruf maupun Putri Candrawathi. “Enggak tahu” kata Erman Umar menirukan jawaban dari Bripka RR pada Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo marah, sambal mengatakan jika istrinya dilecehkan.

“Ini Ibu dilecehkan, pelecehan terhadap ibu,” ucap Erman mengulang perkataan Ferdy Sambo saat bertanya sambal marah pada Bripka RR.

“Dan itu sambil (Ferdy Sambo) nangis dan emosi,” kata Erman Umar.

“Saya enggak tahu Pak,” kata Erman mengulang perkataan Bripka RR.

Pertanyaan berani-tidak tembak Brigadir Yosua dilontarkan Ferdy Sambo di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel). Hal itu diungkapkan pengacara Erman Umar atas kesaksian kliennya, Bripka RR. Peristiwa itu terjadi pada Jumat 8 Juli 2022.

Baca Juga: Putuskan Pensiun dari Tenis, Roger Federer: Ini Merupakan Perjalanan yang Sempurna

"Bapak FS bertanya 'berani tidak tembak Yosua?'. Kemudian saya jawab 'saya tidak berani, Pak. Karena saya tidak kuat mentalnya'," kata Erman menirukan pengakuan Bripka Ricky, dikutip dari YouTube Uncle Wira yang tayang pada Kamis 8 September 2022.

Lanjut Erman, sebelum ditanya soal kesanggupan menembak Brigadir J, Bripka RR ditanya soal insiden yang terjadi di rumah Sambo di Magelang. Bripka RR atau Ricky rizal mengaku tidak tahu soal peristiwa tersebut.

"FS menyampaikan kalau Ibu PC dilecehkan oleh Yosua. FS sambil menangis dan emosi," ucap dia.

Setelah itu Bripka Ricky diminta memanggil Bharada Richard Eliezer (RE atau E). Bripka RR pun turun ke lantai 1 menggunakan lift dan menyampaikan ke Bharada E untuk menghadap Irjen Sambo.

Ia menjelaskan, kelima tersangka lalu berpindah dari rumah di Jalan Saguling ke rumah dinas Duren Tiga.

Bripka RR mengatakan dia diminta Kuat Ma'ruf menghampiri Brigadir Yosua yang sedang berada di taman samping.

Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah rumah dinas. Sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E di ruang tengah tersebut.

"Kemudian Bripka Ricky hanya ingat mendengar Bapak FS mengucapkan 'jongkok!'. Tetapi Yosua tidak mau dan mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata 'eh ada apa ini?'" tuturnya.

Bripka Ricky mengatakan Bharada E lalu menembak ke arah dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi.

Bripka Ricky sempat berjalan ke arah dapur karena mendengar Brigadir Romer memanggil lewat HT. Namun saat itu dia tak menemukan siapa pun di ruang tengah sehingga kembali ke ruang tengah.

Erman mengatakan, Bripka RR melihat kondisi Ferdy Sambo terguncang hingga menangis.

Namun tentang penglihatannya pada Ferdy Sambo saat itu, Bripka RR tidak mengetahui alasannya.

“’Saya melihat bapak (Ferdy Sambo) memang guncang. Saya melihat bapak menangis,” kata Bripka RR.

“Enggak biasa (Ferdy Sambo) begitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana, padahal saya ada di sana,” kata Erman menirukan ucapan Bripka RR.

Peristiwa Pelecehan

Temuan Komnas HAM soal pelecehan seksual itu lalu mendapat tanggapan dari pihak Brigadir J.

Sebagai pengacara dari keluarga Yoshua, Johnson Panjaitan menyebut, saat pihaknya melapor ke Kabarskrim Polri. Ibu putri sudah membuat laporan atas dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga dan percobaan pembunuhan.

"Dan dengan tegas Polri menyatakan tidak ada tindak pidananya," kata Panjaitan dalam acara di ILC.

Anehnya, soal peristiwa di Magelang. Tidak ada laporan, tiba-tiba diungkapkan Komnas HAM.

"Gak ada pelaporan, tiba-tiba muncul. Jika dilihat dengan sungguh-sunggu, maka berkasnya hancur," tegas Panjaitan.

Baca Juga: Akibat Salah Ambil Posisi Mengambil Foto, Nyawa Guru Besar UGM harus Hilang Sekejap Mata, Mengapa?

Panjaitan membeberkan, pihaknya berposisi sebagai pro justitia," tambah Panjaitan.

Menurutnya, jika memang sungguh-sungguh yah pro justitia. "Walau mengelak bahwa itu peristiwa tanggal 7, tetapi harus melihat laporan Bu Putri," kata pengacara keluarga Brigadir J itu.

Panjaitan mengaku, sudah memiliki SP3 laporan Putri Candrawathi.

Berikut isi SP3 Laporan Putry Candrawatri yang dibacakan J.Panjaitan, yang dikutip melalui Youtube TvOnews.

Pada hari jumat tanggal 8 Juli 2022, sekitar Pukul 17.00 di Kompleks Duren Tiga....

Bermula ketika korban sedang berada didalam kamar. Dalam posisi terbaring di tempat tidur, tiba tiba pelaku (Brigadir J) masuk dan langsung memegang paha, kemaluan, serta memegang payudara korban.

Kemudian korban kaget, dan langsung berteriak tolong...tolong..tolong...

Namun pelaku langsung mengancam korban dengan cara menodong senjata api ke kepala korban.

Korban yang merasa ketakutan, kembali berteriak dengan kalimat tolong-tolong...tolong...

Pelaku langsung keluar dari kamar korban. Akibatnya korban merasa ketakutan dan menceritakan kepada suami korban.

TERUNGKAP! Brigadir J Memegang Paha, Kemaluan dan Payudara Putri Candrawathi

Kini beredar isi SP3 laporan Putri Candrawathi soal pelecehan seksual yang dialaminya.

Dalam SP3 laporan Putri Candrawathi juga mengungkapkan detail adegan kamar istri Ferdy Sambo itu dengan Brigadir J.

Putri Candrawathi mengaku payudara, paha hingga kemaluannya diraba Brigadir J.

Bahkan, Putri Candrawathi dalam SP3 tersebut mengaku bahwa dirinya diancam Brigadir J.

Brigadir J disebut meraba bagian intim Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo.

SP3 laporan istri Ferdy Sambo itu dibongkar oleh Johnson Panjaitan.

Baca Juga: Roger Federer Memutuskan Pensiun Setelah Kekalahan Laver Cup

Johnson Panjaitan kembali membongkar SP3 laporan istri Ferdy Sambo, hingga terjadi pembunuhan Brigadir J di rumah dinasnya Duren Tiga.

Dalam kejadian di Magelang terdapat lima orang yang terlibat diantaranya Brigadir J, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, Bharada E dan Susi.

Komnas HAM secara terbuka menyebut mendiang Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat menggendong Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, secara resmi menghentikan laporan dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga.

Laporan tersebut dihentikan setelah Polri melakukan gelar perkara dan tidak menemukan bukti.

Bripka RR Bongkar Adegan Putri Candrawathi di Kamar

Kepada Ricky, Kuat Ma'ruf menceritakan dirinya melihat Brigadir J di tangga dan langsung lari ketika dia ditegur.

Kuat Ma'ruf lantas memerintahkan Susi untuk memeriksa kondisi Putri Candrawathi.

Berdasarkan keterangan Ricky, Om Kuat dan Susi mendapati Putri Candrawathi sudah dalam kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.

Bripka RR akhirnya melihat Yosua kembali hendak ke kamar Putri Candrawathi di lantai 2 untuk menjelaskan permasalahannya. Namun dia dilarang Kuat.

"Lalu Yosua datang kembali hendak naik dan mau menjelaskan ke Kuat tetapi Yosua menangis dan dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman.

Setelah itu, Bripka Ricky juga melihat kondisi Putri atas permintaan Kuat.

Saat itu Bripka RR melihat Putri Candrawathi sudah berbaring di tempat tidur di dalam kamar lantai 2.

Ricky pun bertanya ke Putri Candrawathi mengenai peristiwa yang terjadi.

Namun Putri Candrawathi tidak menjawab pertanyaan tersebut dan menanyakan posisi Yosua di mana.

Sebelum memanggil Yosua, Ricky berinisiatif untuk mengamankan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1.

Senjata berupa senjata panjang dan senjata pendek itu langsung diamankan ke kamar anak Sambo di lantai 2.

"Bripka Ricky takut apabila tidak diamankan akan digunakan Yosua karena sempat dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman menuturkan pengakuan Ricky.

Barulah kemudian Ricky turun dan mencari Yosua yang kemudian ditemukan sedang berada di depan rumah.

Ricky juga sempat bertanya ke Yosua tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Namun Yosua mengaku tidak tahu alasan Kuat tiba-tiba marah kepadanya.

Setelah itu, Ricky membujuk Yosua untuk bertemu dengan Putri Candrawathi karena diminta langsung.

Selang beberapa lama, Brigadir J akhirnya mau untuk bertemu Putri Candrawathi di kamar lantai 2.

"Sampai di kamar 2, Yosua duduk di bawah lantai dan Putri tiduran di kasur. Bripka Ricky menunggu di luar kamar. Pembicaraan antara Yosua dan Putri Candrawathi tidak terdengar oleh Bripka Ricky," imbuh Erman.

Pertemuan Yosua dan Putri Candrawathi itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit.

Setelah Yosua keluar dari kamar, Ricky sempat menanyakan kembali mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Yosua lagi-lagi tak memberikan penjelasan.

Seusai kejadian itu, Yosua kemudian tidur satu kamar bersama Bharada E. Sedangkan Ricky dan Kuat tidur di ruang tengah memakai kasur lipat.

Peristiwa Magelang

Hubungan antara Putri Candrawathi dan Brigadir J saat di Magelang semakin mencuat setalah Komnas HAM mengungkapkan dalam salah satu rekomendasi yang mengatakan bahwa ada dugaan terjadi pelecehan seksual di Magelang.

Erman memaparkan bahwa kliennya Bripka RR (Ricky Rizal) menjelaskan peristiwa saat di rumah Ferdy Sambo di Magelang.

Dalam pengakuannya Bripka RR menjelaskan saat Putri Candrawathi dan Brigadir J dalam kamar di Magelang.

Kedatangan Brigadir J ke dalam kamar Putri Candrawathi karena sore itu dia di tanyai oleh istri Ferdy Sambo.

“Sebelumnya Bripka RR keluar dengan Bharada E untuk mengantarkan makanan ke sekolah anak Ferdy Sambo di Magelang,” jelas Erman.

Saat mengantar itu, Putri Candrawathi menghubungi dan meminta Bripka RR untuk segera pulang.

Setibanya di rumah, Bripka RR segera menuju lantai atas untuk menemui Putri Candrawathi, namun sempat bertemu dengan Kuat Maruf yang dalam kondisi marah.

Kemudian Bripka RR bertemu dengan Putri Candrawathi, di mana ibu PC menanyakan di mana Brigadir J.

“Bripka RR kemudian menemui Brigadir J dan menanyakan kenapa Kuat marah, namun Brigadir J menjawab bahwa dia juga tidak mengerti kenapa kuat marah kepadanya dengan nada emosi,” terang Erman.

“Saya juga gak tau tu bang, kenapa om Kuat marah-marah,” jelas Erman.

Kerena saat itu Brigadir J di tanyakan oleh Putri Candrawathi, maka Bripka RR menyarankan agar Brigadir J segera menemui ibu PC.

“Bripka RR ikut menemani Brigadir J ke lantai atas namun tak masuk ka kamar menemui ibu Putri, dan dia menunggu di depan pintu, namun dia juga tidak mendengarkan apa yang pembicaraan dari dalam kamar,” tambah Erman dikutip dari Vox Timor.

Masih dengan Erman, setelah Brigadir J keluar kamar, Bripka RR kembali menanyakan apa tentang apa yang terjadi.

“Brigadir J menjawab tidak ada apa-apa dan kondisinya sudah lebih tenag serta tidak emosi lagi, namun Brigadir J tidak memberitahukan apa yang dibicarakan dengan Putri Candrawathi kepada Bripka RR,” tambah Erman.

Bripka Ricky Rizal atau Bripa RR dikatakan mulai sadar dan bicara jujur untuk bongkar skandal pembunuhan berencana Ferdy Sambo terhadap Brigadir J ditengarai setelah didatangi istri dan keluarganya hingga dirinya menangis.

Bahkan Bripka RR sempat ingin jadi Justice Collabolator (JC) atas skandal pembunuhan berencana tersebut.

Adegan Mobil Putri Candrawathi Mencuat

Koleksi mobil mewahnya diduga menjadi tempat untuk bermesraan Om Kuat alias Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi.

Om Kuat yang merupakan sopir Putri Candrawathi diisukan jadi selingkuhan istri Ferdy Sambo.

Bahkan Kuat Ma'ruf dikabarkan menjadi sosok 'Kadiv Propam' sesungguhnya di hati Putri Candrawathi.

Putri Candrawathi dikabarkan memiliki koleksi tas mewah seperti yang dipakai saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.

Ferdy Sambo juga terlihat memiliki sederet mobil mewah dari merek ternama dan jika dihitung semuanya bernilai hampir RP 1 triliun.

Imbas kasus kematian Brigadir J, sosok Ferdy Sambo kian disorot. Tak cuma perjalanan kariernya, kehidupan pribadi Ferdy Sambo termasuk harta kekayaannya juga terus disorot.

Yang terbaru, Ferdy Sambo dituding memiliki setumpuk uang dolar yang ditaruh dalam koper-koper dan juga brankas.

Uang-uang tersebut tersimpan rapi di kediaman Ferdy Sambo, di Jalan Bangka XI A No. 7, Jakarta Selatan.

Hal tersebut tersebar usai sebuah video di akun @Miss_warawiri viral di Twitter. Akun tersebut menyebut uang tersebut ditaksir berkisar Rp900 miliar.

"Uang 900 miliar yang disimpan Ferdy Sambo di rumahnya. Mana ya Ade Armando cs ini??? Dah mati ya??? Ayo donk berkicau,

Kadiv Humas kemana??? Kok bilangnya uang yg ditemukan di rumahnya FS adalah berita HOAX," kata akun tersebut.

Tak cuma uang bernilai fantastis, kekayaan Ferdy Sambo yang lainnya juga mulai terungkap.

Salah satunya soal kepemilikan sederet mobil mewah yang terparkir di garasi rumah Ferdy Sambo dikutip dari Pikiran Rakyat:

  1. Lexus NX

Ferdy Sambo rupanya memang penyuka mobil pabrikan Jepang, selain Lexus RX, dan Lexus LM, Ferdy Sambo juga disebut-sebut memiliki mobil Lexus NX.

Harga mobil Lexus NX ini pun dibanderol dengan harga tidak main-main, mencapai Rp1,35 miliar.

  1. Lexus RX

Ferdy Sambo juga mempunyai mobil mewah Lexus RX. SUV super mewah ini kerap digunakan oleh taipan-taipan kelas atas.

Mobil super mewah dari Jepang ini pun dibanderol dengan harga yang cukup mahal sekitar Rp1,5 miliar.

  1. Lexus LM

Ferdy Sambo kedapatan mempunyai MPV super mewah dari Jepang, Lexus LM, yang tertangkap kamera sedang ditumpangi oleh sang istri, Putri Candrawathi.

Dilansir dari kanal YouTube Auto Populer mobil Lexus LM bukan mobil yang murah. Mobil ini dibanderol dengan harga Rp2,9 hingga Rp3,5 miliar.

  1. Toyota Land Cruiser

Selain Lexus, Ferdy Sambo juga memiliki mobil pabrikan Jepang lainnya. Suami Putri Candrawathi kedapatan memiliki Toyota Land Cruiser.

Mobil ini dibanderol dengan harga Rp2,2 sampai Rp2,3 miliar.

Punya mobil dan properti yang banyak, kekayaan Sambo ditaksir mencapai setengah triliun.

Om Kuat Maruf dan Putri Candrawathi Tunggangi Mobil Mewah Sambo

Isu kedekatan antara Kuat Maruf dan Putri Candrawathi semakin liar di media internet.

Kuat Maruf dan Putri Candrawathi diduga mempunyai hubungan spesial yang dilontarkan oleh mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Dalam rekonstruksi ulang yang dilaksanakan oleh Polri di Magelang terlihat Kuat Maruf dan Putri Candrawathi berada dikamar dan disaksikan oleh Bripka Ricky Risal.

Bripka Ricky yang merupakan salah satu tersangka yang menewaskan Brigadir J berada di TKP Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Dilansir dari Vox Timor, Bripka Ricky mengaku seharusnya dia bersama Kuat Maruf tidak ada di TKP.

Rencana awal, Bripka Ricky dan Kuat Maruf kembali ke Magelang Jawa Tengah.

Berdasarkan pada keterangan Bripka Ricky yang disampaikan pengacaranya, Erman Umar sebagaimana dikutip Voxtimor dari berbagai sumber.

Putri Candrawathi Salah Satu Eksekutor Penembakan Brigadir J?

Kasus penembakan terhadap Brigadir Yoshua atau Brigadir J hingga kini terus menimbulkan berbagai spekulasi.

Kali ini tentang keterlibatan Putri Candrawathi yang merupakan istri dari Ferdy Sambo yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka.

Putri Candrawathi diduga juga turut menjadi eksekutor penembakan terhadap Brigadir J selai Bharada E.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Komnas HAM yakni Ahmad Taufan Damanik yang memiliki kecurigaan bahwa ada lebih dari 1 eksekutor dalam kasus Brigadir J.

Sebelumnya Bharada E memberikan kesaksian dalam keterangannya bahwa selain dirinya, Ferdy Sambo juga ikut menembak Brigadir J.

Sementara keterangan Ferdy Sambo sendiri bahwa dirinya saat itu hanya memerintahkan Bharada E untuk menembak dan tidak ikut menjadi eksekutor penembakan.

Namun tidak cukup sampai disitu, Kini nama Putri candrawathi ikut terseret dan diduga menjadi salah satu eksekutor penembakan.

Dilansir Teras Gorontalo dari kanal Youtube Uncle Wira pada 11 September 2022, lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua kini terus mencuat.

Adanya dugaan mengejutkan ketua Komnas HAM bahwa istri Ferdy Sambo juga sebagai eksekutor lain penembakan Brigadir J.

Putri Candrawathi diduga turut menembak selain Ferdy Sambo dan berada E atau Richard Eliezer.

Diketahui berdasarkan pemeriksaan ada lebih dari satu peluru yang ditembakkan ke tubuh Brigadir J dan diduga adanya pihak ketiga selain Ferdy Sambo dan Bharada E yang turut melepaskan tembakan.

Pengakuan mengejutkan ketua Komnas HAM menduga Putri candrawathi juga eksekutor lain penembakan Brigadir J.

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik memberikan tanggapan bahwa ada kemungkinan istri Ferdy Sambo turut melakukan penembakan.

"Terbuka peluang Bagi putri Candrawati ikut melakukan penembakan terhadap Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat" kata Ahmad Taufan Damanik.

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik mengatakan ada kemungkinan bahwa Putri Candrawathi ikut menembak Brigadir novriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga Jakarta Selatan.

Menurut Taufan kemungkinan tersebut berdasarkan dari hasil proses ekshumasi atau otopsi ulang dan sejumlah bukti dari uji balistik.

Uji tersebut membuktikan bahwa lebih dari satu peluru yang mengenai tubuh Brigadir J.

"Tidak mungkin dari senjata yang satu, pasti dari ada lebih dari satu senjata, bisa lebih dari dua senjata makanya saya munculkan juga ada pihak ketiga" kata Taufan.

Taufan menambahkan kalau kita baca keterangan Kabareskrim sebagai sebuah analisis, dugaan pihak ketiga itu sah-sah saja.

"Tetapi sekali lagi saya ingin penyidik mendalami kemungkinan ada pihak ketiga" kata Ahmad Taufan Damanik.

Taufan menduga adanya pihak ketiga atau eksekutor lain yang ikut melakukan penembakan terhadap Brigadir J.

Orang yang melakukannya lanjut Taufan bisa jadi adalah Putri Candrawathi.

"Iya termasuk Putri menembak makanya saya katakan juga berkali-kali mungkin bisa dibaca recordnya CCTV diambil, saya katakan bahwa saya belum begitu meyakini konstruksi peristiwa yang dibuat oleh penyidik sekarang karena masih bergantung dari keterangan demi keterangan" ujar Taufan.

Pihak Taufan juga mendorong penyidik untuk mendalami sejumlah bukti yang sudah ditemukan itu.

Taufan juga meminta penyidik tidak hanya berlandaskan atas dasar keterangan-keterangan saksi semata.

"Kita mendorong penyidik ini untuk mendalami, jangan hanya terbatas kepada keterangan semata-mata mereka katakan ada bukti lain sebab bisa jadi ada satu problem yang luar biasa disitu, yakni dihilangkannya CCTV di dalam rumah" kata Ahmad Taufan Damanik.

Sebelumnya diberitakan Komnas HAM, bahwa mereka menduga secara kuat ada eksekutor lain yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan berencana salah satu ajudan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo yaitu Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

"Kami menduga kuat ada eksekutor lain selain Bharada E." kata ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta Jumat tanggal 19 Agustus Tahun 2022.

Dugaan tersebut terungkap dari hasil autopsi ulang atau ekshumasi jenazah Brigadir J.

Menurutnya jika besaran lubang peluru berbeda maka ada dugaan eksekutor lain.

"Tunggu saja hasil autopsi ulang dan uji balistik kalau terbukti besaran lubang bekas peluru di tubuh Joshua adalah karena jenis peluru berbeda maka pasti eksekutornya bukan hanya Bharada E" ujar Taufan.

Disisi lain, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban menyebut ada kurang lebih 6 kejanggalan dalam dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan oleh Putri candrawathi.

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan tanggapan terkait hasil temuan dan rekomendasi yang disampaikan oleh Komnas HAM dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

Salah satu yang disoroti dalam hasil temuan tersebut yakni mengenai adanya dugaan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi alias PC, oleh Brigadir J saat berada di Magelang, Jawa Tengah.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan, terdapat sejumlah kejanggalan dalam peristiwa dugaan pelecehan seksual saat di Magelang.

“Ada 7 kejanggalan atas dugaan peristiwa asusila atau pelecehan seksual di Magelang. Tapi saya hanya bisa sebutkan 6,” ujar Edwin.

Berikut 6 kejanggalan dalam kasus dugaan pelecehan seksual terhadap PC:

  1. Ada Saksi, Kuat Ma’ruf dan Susi

Peristiwa pelecehan seksual kecil kemungkinannya terjadi lantaran ada Kuat dan Susi saat kejadian di Magelang.

“Waktu peristiwa itu, yang diduga ada perbuatan asusila itu kan masih ada Kuat Ma’ruf dan Susi, yang tentu dari sisi itu kecil kemungkinan terjadi peristiwa,” ucap Edwin.

  1. PC Bisa Teriak

Lantaran masih ada Kuat dan Susi, jika memang masih terjadi peristiwa dugaan pelecehan seksual, Edwin menyebut setidaknya PC bisa teriak saat itu.

“Kalaupun terjadi peristiwa kan si Ibu PC masih bisa teriak,” tuturnya.

  1. Relasi Kuasa

Dalam kasus dugaan pelecehan terhadap PC, terdapat kaitan erat dengan relasi kuasa antara Brigadir J dengan PC.

“Relasi kuasa tidak terpenuhi karena J adalah anak buah dari FS. PC adalah istri Jenderal," sebutnya.

  1. PC Menanyakan Keberadaan Brigadir J

Setelah terjadi adanya dugaan pelecehan seksual, terdapat percakapan antara PC dengan Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR

“PC masih bertanya kepada RR ketika itu di mana Yosua. Jadi agak aneh orang yang melakukan kekerasan seksual tapi korban masih tanya di mana Joshua,” paparnya.

  1. Brigadir J dan PC Masih Bertemu

Brigadir J dan PC setelah peristiwa dugaan pelecehan seksual masih bertemu di rumah Magelang. Pertemuan keduanya menurut LPSK terasa janggal.

"Kemudian Yosua dihadapkan ke ibu PC hari itu di tanggal 7 di Magelang itu di kamar dan itu kan juga aneh. Seorang korban mau bertemu dengan pelaku kekerasan seksualnya apalagi misalnya pemerkosaan atau pencabulan," bebernya.

  1. Brigadir J dan PC Masih Berada di Satu Rumah

Kejanggalan lain dalam dugaan pelecehan tersebut yakni keberadaan mereka yang terlihat di CCTV dalam satu rumah saat di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.

"Yang lain itu, Yosua sejak tanggal 7 sampai tanggal 8 sejak dari Magelang sampai Jakarta masih satu rumah dengan PC," ungkapnya.

“Korban yang punya lebih kuasa masih bisa tinggal satu rumah dengan terduga pelaku. Ini juga ganjil. Janggal. Lain lagi J masih dibawa oleh ibu PC ke rumah Saguling. Kan dari Magelang ke rumah Saguling," sambungnya.

Edwin menambahkan, dirinya akan menambahkan kejanggalan lain jika penyidik sudah merampungkan penyidikannya.

“Kejanggalannya karena ada tujuh, tapi yang ketujuh saya gak mau sebutkan dulu karena belum dibuka oleh penyidik. Nanti kalau sudah dibuka oleh penyidik saya tambahkan,” ujarnya.

Ricky Sitohang Menyorot Kenaikan Pangkat Ferdy Sambo yang Melesat

Ricky Sitohang juga heran dengan melesatnya jabatan yang diemban oleh seorang Ferdy Sambo.

Purnawirawan Irjen polisi ini juga menyebutkan bahwa pangkat Ferdy Sambo melesat jadi bintang dua.

Padahal banyak senior yang pangkatnya masih di bawah Sambo.

Baca Juga: Ferdy Sambo Ternyata Punya Trik dan Cara Bisa Bebas 120 Hari ke Depan, Polri Hanya Punya Waktu 35 Hari saja

Terlebih lagi, menurut Ricky Sitohang, ini hal janggal jika Ferdy Sambo yang tidak pernah menjadi Kapolda namun tiba-tiba berpangkat jenderal bintang dua.

"Saya enggak tahu pikirannya Sambo itu apa, enggak pernah jadi Kapolda tiba-tiba bintang dua," tegas Ricky Sitohang.

"Sementara senior yang lain masih jauh di bawah dia, mbok urut kacang lah kan banyak tiap angkatan yang punya pengetahuan mumpuni."

"Main loncat aja, akibatnya terjadi kecemburuan sosial," tambah Ricky Sitohang menjelaskan.

Ferdy Sambo Disebut Bisa Lolos dalam 120 Hari ke Depan

Ferdy Sambo saat ini dikenai pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

Ferdy Sambo telah 73 hari mendekam dipenjara, hal itu terhitung sejak 9 Agustus 2022.

Disamping itu, berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, hingga kini masih dipimpong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW ) Sugeng Teguh Santoso menduga, berkas perkara yang tak kunjung beres menjadi celah bagi Ferdy Sambo untuk lolos dari jeratan hukum dugaan pembunuhan berencana.

Baca Juga: Akhirnya Susi Bicara Jujur Ungkap Kedekatan Sang Nyonya Sambo dengan Ajudan Favoritnya, Terkuak Adegan Jilat

Menurut Sugeng, ini merupakan kabar buruk bagi keluarga Brigadir J yang jadi korban pembunuhan Ferdy Sambo serta sejumlah masyarakat Indonesia yang menginginkan keadilan.

"Kalau lewat 120 hari, kalau masih belum lengkap maka Sambo akan bebas," ujar Sugeng dikutip PORTAL NGANJUK dari akun Youtube MimbarTube.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Berita Subang, seperti diketahui, berkas perkara tersangka pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan tersangka Ferdy Sambo yang hingga kini belum lengkap.

Berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, hingga masih dipimpong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Sugeng menuturkan, saat ini jika kasus Ferdy Sambo telah memasuki 20 hari perpanjangan penahanan kedua.

Jika sampai batas waktu 120 hari kasus Ferdy Sambo belum P21 alias final, Ferdy Sambo dapat bebas demi hukum.

"Sambo punya waktu 120 hari, kalau sampai 120 hari berkas belum selesai, Sambo bisa bebas demi hukum.

Kita berhitung, Sambo menjadi tersangka sejak 9 Agustus, kalau sekarang tgl 21, sudah 71 hari, dia sudah memasuki perpanjangan kedua untuk 20 hari," ungkap Sugeng.

Baca Juga: Susi Jujur Ungkap Hubungan Terlarang Putri Candrawathi dan sang Ajudan, Adegan Ranjang dan Jilat Terungkap

Kalau Kejaksaan mengembalikan lagi dalam waktu 14 hari, ditambah 85 hari yang sudah dilalui.

Sugeng menduga, Kepolisian hanya punya waktu 35 hari untuk kembali melengkapi berkas Ferdy Sambo.

Meski begitu Sugeng Teguh Santoso optimistis penyidik dapat menyelesaikannya sebelum 120 hari.

"Menurut saya sebelum 120 hari berkas ini akan P21," ungkap Ketua IPW itu.

Terdengar kabar Ferdy Sambo bisa Bebas Dari Tuntutan.

Misteri kasus pembunuhan terhadap Brigadir J satu persatu mulai terungkap.

Kasus ini menetapkan lima orang tersangka yakni Ferdy Sambo, Bripka RR, Bharada E, Putri Candrawathi, dan Kuat Ma'ruf.

Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang merupakan salah satu ajudan dari Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo pun masih terus bergulir.

Baca Juga: Putri Candrawathi Akhirnya Ungkap Adegan Mengejutkan dengan Brigadir J, Ferdy Sambo Menahan Tangis, Terkuak?

Sementara untuk motif di balik pembunuhan Brigadir J yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo belum juga terungkap.

Padahal, kasus ini telah berjalan hampir tiga bulan sejak bulan Juli 2022.

Berbagai spekulasi liar pun bermunculan di tengah masyarakat.

Berhembus kabar Ferdy Sambo, tersangka utama pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, bakal bebas kurang dari 2 bulan lagi.

Hal itu bisa terjadi jika Polri gagal memenuhi sejumlah syarat dalam tenggat waktu yang telah ditetapkan.

Ferdy Sambo saat ini dikenai pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

Ferdy Sambo telah 73 hari mendekam dipenjara, hal itu terhitung sejak 9 Agustus 2022.

Disamping itu, berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, hingga kini masih dipimpong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW ) Sugeng Teguh Santoso menduga, berkas perkara yang tak kunjung beres menjadi celah bagi Ferdy Sambo untuk lolos dari jeratan hukum dugaan pembunuhan berencana.

Baca Juga: Akhirnya Susi Bicara Jujur Ungkap Kedekatan Sang Nyonya Sambo dengan Ajudan Favoritnya, Terkuak Adegan Jilat

Menurut Sugeng, ini merupakan kabar buruk bagi keluarga Brigadir J yang jadi korban pembunuhan Ferdy Sambo serta sejumlah masyarakat Indonesia yang menginginkan keadilan.

"Kalau lewat 120 hari, kalau masih belum lengkap maka Sambo akan bebas," ujar Sugeng dikutip PORTAL NGANJUK dari akun Youtube MimbarTube.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Berita Subang, seperti diketahui, berkas perkara tersangka pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan tersangka Ferdy Sambo yang hingga kini belum lengkap.

Berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, hingga masih dipimpong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Sugeng menuturkan, saat ini jika kasus Ferdy Sambo telah memasuki 20 hari perpanjangan penahanan kedua.

Jika sampai batas waktu 120 hari kasus Ferdy Sambo belum P21 alias final, Ferdy Sambo dapat bebas demi hukum.

"Sambo punya waktu 120 hari, kalau sampai 120 hari berkas belum selesai, Sambo bisa bebas demi hukum.

Kita berhitung, Sambo menjadi tersangka sejak 9 Agustus, kalau sekarang tgl 21, sudah 71 hari, dia sudah memasuki perpanjangan kedua untuk 20 hari," ungkap Sugeng.

Baca Juga: Susi Jujur Ungkap Hubungan Terlarang Putri Candrawathi dan sang Ajudan, Adegan Ranjang dan Jilat Terungkap

Kalau Kejaksaan mengembalikan lagi dalam waktu 14 hari, ditambah 85 hari yang sudah dilalui.

Sugeng menduga, Kepolisian hanya punya waktu 35 hari untuk kembali melengkapi berkas Ferdy Sambo.

Meski begitu Sugeng Teguh Santoso optimistis penyidik dapat menyelesaikannya sebelum 120 hari.

"Menurut saya sebelum 120 hari berkas ini akan P21," ungkap Ketua IPW itu.

Polri Ungkap Dugaan Kakak Asuh Ferdy Sambo

Polri akhirnya mengklarifikasi isu soal adanya dugaan kakak asuh Ferdy Sambo.

Pihak kepolisian menyatakan bahwa isu tersebut tak sepenuhnya benar melainkan hanya dugaan semata.

Pernyataan tersebut menanggapi pernyataan Muradi, seorang seorang Guru Besar Bidang Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran.

Baca Juga: IPW Akhirnya Bongkar Sosok Diduga Bos Besar Judi Konsorium 303, Akhirnya Terungkap Sosok Asli Bong Alias RBT

"Terkait kakak asuh adik asuh itu kan kembali lagi hanya dugaan," ujar Inspektur Jenderal Pol Dedi Prasetyo, dikutip PORTAL NGANJUK dari PMJNews.

"Tapi yang jelas, saya sudah berkoordinasi dengan Pak Dir maupun Propam, itu tidak ada," ujar Kepala Divisi Humas Polri tersebut.

Dedi Prasetyo pun juga menegaskan terkait pihak Polri yang fokus untuk menuntaskan sidang kode etik pelaku pembunuhan Brigadir J.

Dia berharap para tersangka segera disidang setelah berkas perkara sudah berada di Kejaksaan Agung Republik Indonesia.

Dedi pun menyatakan proses dari hasil banding sidang kode etik telah diputuskan yakni pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).

“Pokok substansinya ialah sidang kode etik yang sudah dilaksanakan dan banding," katanya.

"Dari hasil keputusan banding yg bersifat kolektif kolegial dan sudah diputuskan PTDH," ungkapnya.

Dedi kemudian melanjutkan bahwa keputusan tersebut telah final dan mengikat, mengutip dari laman PMJ News pada 24 September 2022.

"Hal itu merupakan keputusan final dan mengikat. Sudah tidak ada lagi upaya hukum yang dilakukan yang bersangkutan di internal Polri," katanya.

"Kemudian, fokus lagi ya segera penuntasan pemberkasan yang saat ini sedang diteliti," lanjutnya.

Misi Penyelamatan Terkuak

Diduga ada operasi penyelamatan Ferdy Sambo.

Tak hanya itu, beredar video Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebut Ferdy Sambo bos mafia.

Di mana Ferdy Sambo memiliki kekuatan untuk bisa lolos dari jeratan hukum dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Sementara hingga saat ini dugaan pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawathi kembali mencuat, padahal pihak polisi sudah mencabut laporan terkait dugaan pelecehan seksual tersebut.

Komnas HAM telah mengumumkan rekomendasi terkait kasus pembunuhan Brigadir J atau Yosua Harahap yang dilakukan Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

Dalam rekomendasinya Komnas HAM menyebut adanya dugaan kuat Brigadir J melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi di Magelang.

Tak hanya Komnas HAM, Komnas Perempuan pun dalam kesimpulannya juga menyebut adanya pelecehan yang dialami Putri Candrawathi.

Kesimpulan yang menyebut adanya pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawathi oleh beberapa pihak justru membingungkan publik.

Baca Juga: IPW Akhirnya Bongkar Sosok Diduga Bos Besar Judi Konsorium 303, Akhirnya Terungkap Sosok Asli Bong Alias RBT

Kepolisian sebelumnya telah menghentikan penyelidikan terhadap laporan adanya pelecehan seksual pada Putri Candrawathi.

Bahkan Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan kecil kemungkinan adanya pelecehan seksual.

Menanggapi hal tersebut, akademisi yang juga jurnalis senior Agi Betha menilai seperti ada operasi penyelamatan Ferdy Sambo.

Dikutip dari Seputar Tangsel, Agi Betha mengatakan, apabila kembali menelusuri jejak Komnas HAM dan Komnas Perempuan dalam kasus ini, kesimpulan dua lembaga tersebut sesuai dengan skenario yang disampaikan Ferdy Sambo.

Pasalnya kedua lembaga tersebut datang dalam keterangan mengenai skenario Ferdy Sambo di Polda Metro Jaya pada Juli 2022.

Bahkan Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam merupakan salah satu yang dikontak langsung oleh Ferdy Sambo.

"Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam salah satu orang yang dikontak Ferdy Sambo pada 13 Juli. Ketika melaporkan pada Taufan Damanik, ia menyebut Ferdy Sambo hanya nangis-nangis aja," kata Agi Betha melalui unggahan Youtube Of the Record FNN yang tayang pada Sabtu, 3 September 2022.

"Kan tujuan nangis itu supaya ditanya, supaya mendapatkan empati," lanjut Agi Betha.

Agi mengatakan jika Ferdy Sambo menangis, orang akan bertanya, apa yang membuatnya menangis.

Agi menduga tujuan Ferdy Sambo menangis, dijawab dalam rekomendasi tersebut.

"Itu kan yang disebar Ferdy Sambo bahwa dia tersakiti," ujarnya.

Komnas Perempuan juga mengikuti pertemuan di Polda Metro Jaya yang juga mengundang LPSK pada 29 Juli 2022.

Pertemuan tersebut digelar oleh Jerry Siagian yang juga merupakan orang yang sangat dekat dengan Ferdy Sambo.

Jerry Siagian tak hanya memanggil Komnas Perempuan, tapi dari Staf KSP, LSM, LPSK juga KPAI.

"Bahkan pertemuan itu untuk menekan LPSK agar memberikan perlindungan pada Putri Candrawathi sebagai korban," ungkapnya.

Pertemuan ini pula yang diungkap LPSK mendapatkan amplop setebal 1 centimeter.

Dalam pertemuan tersebut diputarkan video kejadian yang sudah diedit, dengan backsound musik supaya dramatis.

"Jadi kalau diminta membuktikan detail tentu tidak bisa, tapi rumor sekeliling kita kuat menyebut bahwa ada operasi besar penyelamatan Ferdy Sambo," ujaranya lagi.

Agi Betha juga mengingatkan pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD beberapa waktu lalu.

"Mahfud menyebut polisi dari daerah datang ke Jakarta untuk melakukan bagian penyelamatan Ferdy Sambo," ungkapnya.

"Seperti ada penyelamatan Ferdi Sambo agar tidak kena hukuman mati atau 20 tahun," pungkasnya.

Sosok Diduga Bos Judi Online Konsorium 303 Diungkap

Sudah berlanjut tiga bulan semenjak kejadian tragis tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di tangan mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo.

Motif kasus Brigadir J hingga kini belum diumumkan ke publik secara rinci oleh Polri.

Alasan itu lah yang menjadi terbangnya isu-isu liar terkait kasus kematian Brigadir J.

Kini Ferdy Sambo tak lepas mendapat sorotan tajam dari publik, hingga diungkapnya isu bisnis judi yang bernama Konsorium 303 milik suami Putri Candrawathi itu.

Baca Juga: Dua Sosok Disebut Biang Kerok pada Kasus Brigadir J Terkuak, Pangkat Ferdy Sambo yang Janggal Kini Tersorot?

Ternyata inilah sosok Bong Alias RBT diduga bos besar judi online Konsorsium 303.

Bong Alias RBT menjadi sorotan sejak namanya disebut oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso.

Sosok Bong Alias RBT diduga bos besar judi online yang menyediakan jet pribadi untuk Hendra Kurniawan untuk menemui keluarga Brigadir J di Jambi.

Disebut-sebut markas judi online Konsorsium 303 berlokasi hanya 300 meter dari Mabes Polri.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan hal menarik tentang konsorsium judi yang disebut sebagai konsorsium 303.

Selain figur Bong, alias RBT atau Robert Priantono Bonosusatya yang diduga merupakan bos besar konsorsium 303.

Ternyata lokasi pengelola judi itu hanya selemparan batu dari Markas Besar (Mabes) Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.

Menurut IPW, markas judi konsorsium 303 berlokasi hanya 300 meter dari Mabes Polri, tepatnya di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan.

Kabarnya lagi, pada tahun 2020 hingga 2021, omset judi online pun menggila saat masyarakat menjalani karantina.

Baca Juga: Ternyata Ada Dua Sosok jadi Biang Kerok di Kasus Brigadir J, Kejanggalan Pangkat Ferdy Sambo Mulai Terungkap

Markas besar bos judi itu, kerap menjadi tempat nongkrong para oknum aparat geng coklat yang disinyalir sebagian besar para mantan jenderal.

“RBT alias Bong alias Robert Priantono Bonosusatya, dalam catatan IPW merupakan ketua konsorsium judi online Indonesia yang bermarkas di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan."

"Yang hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri,” jelas Sugeng Teguh dalam keterangan tertulis Senin 19 September 2022, dikutip PORTAL NGANJUK dari Berita Subang.

Karena itu, Sugeng meminta agar tim khusus (timsus) Polri untuk memeriksa dugaan keterlibatan RBT dalam kasus Ferdy Sambo dalam kaitannya dengan konsorsium 303.

Tak hanya itu, Sugeng juga meminta Kapolri menjelaskan pemakaian jet pribadi oleh Brigjen Hendra Kurniawan serta temuan PPATK soal duit Rp155 triliun terkait dengan aktivitas judi yang mengalir kepada oknum polisi.

IPW pun mencium aroma amis keterlibatan RBT dan Yoga Susilo dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303.

Selain RBT, nama Yoga Susilo, Direktur Utama PT PPSF muncul dalam struktur organisasi kaisar Sambo dan konsorsium 303, sebagai bos konsorsium judi wilayah Jakarta.

Menurut IPW, tak ada alasan bagi timsus Polri atau Bareskrim Polri untuk tidakl memproses hukum judi online kelompok konsorsium 303 dengan transaksi fantastis Rp155 Triliun yang telah diungkap PPATK.

Termasuk juga memeriksa RBT dan Yoga Susilo dalam kedudukannya sebagai terduga tokoh bandar judi besar online.

Menungkap Sosok Bong Alias RBT yang Diduga Bos Judi Online Konsorsium 303

RBT alias Bong alias Robert Priantono Bonosusatya dikenal sebagai pengusaha.

Robert Prianto Binosusatya diketahui punya beberapa usaha diantara diantaranya PT. Robust Buana Tunggal.

Satu afiliasi dengan PT. MMS Group Indonesia, PT. Mahaguna Bara Sukses, PT. Graha Cipta Pesona Indah, dan PT. Pakarti Putra Sang Fajar.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Dua Biang Kerok dalam Kasus Brigadir J, Kenaikan Pangkat Ferdy Sambo yang Melesat Disorot

Bong alias Robert mengaku kenal sosok eks Karo Paminal Propam Polri itu.

Namun, dia menyatakan sudah lama tidak saling kontak dengan Hendra.

"Hendra kenal dari zaman dahulu. lama sekali saya kontak dia sejak 5 atau 6 tahun. Waktu itu dia masih AKBP," ungkap Robert.

Namun terkait pernyataan IPW yang menyebut dirinya sebagai orang yang menyediakan jet pribadi untuk Brigjen Hendra Kurniawan terbang ke Jambi menemui keluarga Brigadir J, Robert secara tegas menolak tuduhan itu.

"Tidak benar itu," ungkap Robert Selasa 20 September 2022.

IPW mengidentifikasi jenis private jet yang digunakan oleh Brigjen Hendra Kurniawan saat terbang ke Jambi, yaitu tipe Jet T7-JAB.

Private jet tersebut disebutnya pernah dipakai mantan narapidana kasus korupsi AH dan YS dalam penerbangan bisnis Jakarta-Bali.

"Seperti diketahui AH dan YS adalah pemilik Hotel Pullman Bali. Karenanya, Timsus bentukan Kapolri perlu menelusuri hubungan tali temali antara Kaisar Sambo."

"Dana judi online sebesar Rp155 triliun milik Konsorsium 303 dengan RBT dan YS dalam kaitan pemberian dukungan kepada pencalonan capres tertentu pada 2024 di mana Ferdy Sambo ingin menjadi Kapolrinya," tutur Sugeng.

Baca Juga: Kamaruddin Sebut Nyawa Brigadir J Dihabisi karena Menjadi Informan Putri Candrawathi, Ferdy Sambo Mengancam?

Polri Akhirnya Ungkap Jet Pribadi yang Dinaiki Hendra Kurniawan

Polri akhirnya ungkap penyedia jet pribadi yang sempat dinaiki Hendra Kurniawan yang disebut IPW milik mafia judi online Konsorsium 303.

Diketahui, dalam BAP Hendra Kurniawan, ia terbang menggunakan jet pribadi ke Jambi untuk menemui keluarga Brigadir J.

Baca Juga: HEBOH! Bharada E Siap Bongkar 3 Video Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi, Terungkap Hubungan Sopir dan Majikan

Kala itu, sosok Hendra Kurniawan masih menjabat sebagai Karo Paminal Propam Mabes Polri.

Dia datang ke Jambi bersama dengan Kombes Nurpatria, Briptu Mika, Briptu Putu.

Indonesia Police Watch (IPW) menyebut private jet atau jet pribadi yang ditumpangi Brigjen Hendra Kurniawan menuju Jambi perlu ditelusuri lebih lanjut.

Pesawat jet pribadi itu  menurut Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso disediakan oleh dua orang sipil yang berkaitan dengan mafia judi konsorsium 303.

Konsorium 303 itu yang sebelumnya ramai dikaitkan dengan sosok Ferdy Sambo sebagai pimpinannya.

Bahkan, IPW menyebut telah mengantongi alamat pemilik jet pribadi tersebut dari informasi yang sampai kepada pihaknya.

Dalam catatannya, Sugeng menyebut nama pemilik jet pribadi tersebut adalah ketua konsorsium judi online Indonesia.

Baca Juga: Bharada E Mengaku Miliki Bukti 3 Video Hubungan Dekat Putri Candrawathi dan Om Kuat, jadi Motif Pembunuhan?

Sosoknya bermarkas di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan, bahkan lokasi tepatnya hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri.

"Oleh karenanya, IPW mencium suatu bau amis (kecurigaan) keterlibatan dua orang sipil dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303," kata Sugeng, dikutip PORTAL NGANJUK dari Pikiran Rakyat.

Jet pribadi itu dikatakan Sugeng digunakan untuk membawa Brigjen Hendra Kurniawan dan beberapa aparat lain saat tengah mengunjungi keluarga Brigadir J di Jambi, pada 11 Juli 2022 lalu.

Merespons dugaan itu, Kadiv Humas Polri Irjel Dedi Prasetyo tak banyak bicara.

Dia memilih tak menyebutkan dua sosok orang sipil yang disebut IPW menyediakan jet pribadi untuk Hendra Kurniawan.

Jenderal bintang dua tersebut lalu menjelaskan bahwa kasus tersebut ke dalam ranah Pembinaan dan Pengawasan Profesi (Wabprof) Divpropam Polri.

“Itu bagian daripada, dari timsus ya, khususnya dari Wabprof ya,” ujar Dedi singkat kepada wartawan di Gedung TNCC, pada Senin, 19 September 2022, dikutip PORTAL NGANJUK dari PMJNews.

Brigjen Hendra Kurniawan merupakan anak buah Ferdy Sambo yang bertugas sebagai Karopaminal Divisi Propam Polri.

Pada saat awal kasus pembunuhan Brigadir J mencuat, dirinya diperintah Ferdy Sambo untuk mendatangi keluarga Yosua sebagai perwakilan Polri untuk menjelaskan terkait tewasnya anak buah Ferdy Sambo itu.

Baca Juga: Link Nonton Streaming Anime One Piece Episode 1033 Sub Indo Resmi Bukan dari Otakudesu

Dari keterangan pengacara Brigadir J, Johnson Panjaitan menyebut Hendra Kurniawan ialah orang yang melarang keluarga untuk membuka peti jenazah mendiang Brigadir J.

Namun, pada saat itu, Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat menolak larangan tersebut dan mengatakan tak akan menandatangani surat penyerahan jenazah jika tanpa melihat terlebih dahulu sosok yang ada di balik peti jenazah itu.

Adapun kini Hendra Kurniawan sudah ditetapkan tersangka obstruction of justice atau penghalangan proses penyidikan oleh Timsus Polri.

Yakni bersama enam perwira polisi lainnya dan segera menjalani sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP).

5 Poin Arahan Ferdy Sambo kepada Hendra Kurniawan

Belakangan ini Hendra Kurniawan telah membeberkan keterangannya dan menyebut nama Kapolri.

Hendra Kurniawan sudah membongkar skenario yang didalangi Ferdy Sambo yang menewaskan Yosua di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Cek Fakta: GEGER! Anak Bungsu Putri Candrawathi Anak si Kuat Ma'ruf, Dibuktikan Hasil Tes DNA, Cek Faktanya

Suami Syeali Syah tersebut terlibat dalam kasus Brigadir J, dia mencoba menghalangi keluarga Yosua ketika ingin membuka peti untuk melihat tubuh Brigadir Yosua.

Sehingga Hendra Kurniawan saat ini ditetapkan sebagai tersangka obstruction of justice dalam kasus yang menewaskan Brigadir J.

Brigjen Hendra Kurniawan pun sempat mengungkapkan lima poin arahan kepada bawahannya ketika menangani kasus pembunuhan itu.

Jenderal bintang satu itu pun menjelaskan, bahwa Ferdy Sambo menyampaikan instruksi tersebut ketik aberada di ruang pemeriksaan Biro Provost Divisi Propam Polri pada 8 Juli 2022.

Dalam kasus yang menewaskan Brigadir J, Polri sudah menetapkan tujuh tersangka obstruction of justice atau tindakan menghalangi penyidikan pembunuhan berencana yang didalangi Ferdy Sambo.

Baca Juga: Akhirnya Terkuak Isi SP3: Istri Ferdy Sambo Berteriak saat Brigadir J Pegangi Kemaluan, Pahanya serta...

Tujuh orang itu adalah Irjen Ferdy Sambo, Brigjen Hendra Kurniawan, Kombes Agus Nurpatria, AKBP Arif Rahman, Kompol Baiquni Wibowo, Kompol Chuck Putranto, dan AKP Irfan Widyanto.

Hendra Kurniawan, salah satu perwira yang telah dicopot dari jawabannya mengenai kasus penembakan Nofrianyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Pedoman Tangerang, Hendra Kurniawan, menyebutkan bahwa Ferdy Sambo mengaku telah bertemu kapolri terkait kasus tewasnya Brigadir J.

Ferdy Sambo sudah memberikan arahan kepada Hendra kurniawan untuk menangani kasus Brigadir J.

Baru-baru ini, Hendra Kurniawan diketahui mengikuti perintah Ferdy Sambo untuk menemui Kapolri.

Hal itu diungkapkan Hendra Kurniawan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) sidang kode etik kasus pembunuhan Brigadir J pada tanggal 18 Agustus 2022.

Adapun 5 poin arahan Ferdy Sambo adalah sebagai berikut:

1. Ferdy Sambo menekankan bahwa kasus ini adalah masalah tentang harga diri.

2. Ferdy Sambo saat itu mengklaim dirinya telah bertemu dengan Kapolri untuk menjelaskan permasalahan ini.

3. Ferdy Sambo meminta kepada jajarannya untuk menangani kasus ini apa adanya sesuai dengan kejadian di TKP.

4. Ferdy Sambo meminta bawahannya untuk tak mempertanyakan peristiwa yang terjadi di Magelang, sehingga hanya berangkat dari kejadian di Duren Tiga saja.

5. Ferdy Sambo mengatakan baiknya penanganan tindak lanjut di Pengamanan Internal Polri (Paminal) saja.

Ferdy Sambo disebut Percaya Diri Lolos Hukuman karena Ada Kakak Asuh dan Adik Asuhnya

Kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masih terus diusut.

Hingga kini, kasus Brigadir J di tangan mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo itu belum juga menemukan titik terang.

Brigadir Yosua atau Brigadir J yang merupakan Korban penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo masih terus menjadi sorotan publik. 

Dalam kasus tewasnya Brigadir J, kini ditetapkan 5 tersangka. 4 diantaranya sudah ditahan.

Baca Juga: Istri Ferdy Sambo Angkat Bicara Tuduh Brigadir J Menjilat Tangan dan Area Sensitif, Adegan Jilatan Terungkap

Sedangkan satu lagi istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi belum ditahan karena alasan kemanusiaan.

Prof. Muradi yakni seorang guru besar politik dan keamanan Universitas Padjajaran mengatakan Ferdy Sambo memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi.

Menurut Muradi, kepercayaan diri Ferdy Sambo yang begitu tinggi karena merasa masih memiliki power dari kakak asuh maupun adik asuhnya.

Muradi mengatakan bahwa dalam rekonstruksi, Ferdy Sambo mengaku tidak menembak dan meminta Bharada E untuk melakukan penembakan.

"Kartun rekonstruksi itu kan Bareskrim menyatakan ada FS menembak dua kali. Tapi kan begitu rekonstruksi ditolak bahwa dia tidak menembak."

"Dia tidak mengatakan ada upaya kemudian meminta Bharada E untuk melakukan penembakan, bahasanya kan bukan menembak, hajar, hajar kan gitu," ujar Muradi

Muradi menambahkan, rekonstruksi bisa memperingan hukuman seolah - olah tidak mengarahkan penembakan.

"Saya kira kemudian muncul ada upaya dari FS ini untuk memperingan hukuman seolah-olah dia tak mengarahkan upaya pembunuhan atau penembakan tadi," tambahnya.

Baca Juga: Putri Candrawathi Buka Suara Tuding Brigadir J Jilati Tangannya, Akhirnya Terungkap Adegan Jilatan Maut

Karena hal itulah, Muradi merasakan kepercayaan diri Ferdy Sambo karena adanya dukungan dari kakak asuh dan adik asuhnya.

"Di situ saja, dia masih merasa confidence ada dukungan dari kakak asuh maupun adik asuh," imbuhnya.

Namun, Muradi tak menyebut siapa di balik sosok kakak asuh serta adik asuh yang dimaksudkan itu.

Tetapi, lanjut Muradi mengingatkan jika kakak asuh tersebut berperan sangat penting dalam karier Ferdy Sambo hingga melejit menjadi bintang dua.

"Dari mulai naik bintang satu, bintang dua, itu kan kakak asuhnya yang melakukan itu," tutur Muradi.

"Lumayan banyak (kakak asuh dan adik asuh), ada bintang dua, bintang satu yang aktif."

"Bahkan ada yang sudah pensiun, tapi kan nggak terlalu berpengaruh juga (terhadap perkara)," imbuhnya.

Ia pun hanya mengingatkan bahwa ada yang beking Ferdy Sambo dari kakak asuh dan adik asuh.

Sehingga, proses hukum kasus pembunuhan Brigadir J atau Brigadir Yosua dibuatnya agar tak menimbulkan perlawanan. 

Menurut Muradi, dengan Ferdy Sambo yang mengubah BAP, sama dengan dia melakukan perlawanan.

Baca Juga: Mulai Terungkap 'Jilatan Maut' Brigadir J ke Putri Candrawathi, Istri Ferdy Sambo Disebut Malah Menikmati

"Kenapa saya warning itu, supaya tak ada perlawanan. FS mengubah BAP tidak menembak itu bentuk perlawanan," ujarnya.

Oleh sebab itu, Muradi meminta Polri agar harus mengambil langkah sistematis terhadap sosok yang disebut sebagai kakak asuh dan adik asuh si Ferdy Sambo. 

Selain itu, Muradi juga menyarankan agar kakak asuh dan adik asuh yang saat ini masih menduduki posisi strategis agar dimutasi selama proses hukum Ferdy Sambo berjalan.

"Paling tidak langkahnya harus sistematis, sehingga beberapa orang yang dianggap kakak asuh-adik asuh itu kemudian bisa kembali fokus pada organisasi, bukan orang per orang," pungkasnya.

Muradi menyarankan agar kakak asuh dan adik asuh Ferdy Sambo agar dimutasi dulu agar tak ada upaya manuver untuk memperkuat perlawanan Ferdy Sambo.

"Bahasanya kan bisa dimutasi dulu supaya tidak melakukan manuver untuk memperkuat perlawanan dari FS," jelas Muradi.

Muradi menambahkan, segera dilakukan mutasi selama proses hukum kasus Brigadir J, kalaupun tak terlibat bisa dikembalikan lagi ke posisi semula.

"Dia dimutasi atau di-grounded dululah 3 bulan (atau) 6 bulan. Kalau prosesnya berjalan dan terbukti tidak punya keterlibatan aktif, dikembalikan lagi ke posisi," tambahnya lagi.

Muradi menyebut bahwa perkara Ferdy Sambo, merupakan persoalan pribadi, sehingga jangan sampai merusak organisasi internal Polri.

Muradi berharap agar Ferdy Sambo legowo dan menjalani proses hukum, kalau tidak akan merusak institusi Polri.

Baca Juga: Mulai Terungkap 'Jilatan Maut' Brigadir J ke Putri Candrawathi, Istri Ferdy Sambo Disebut Malah Menikmati

"Kalau saya sih berharap FS legowo, sudah, jalani saja. Karena, kalau nggak, ini yang rusak organisasi," tegasnya.

Menurutnya, kalau masalah Ferdy Sambo merupakan masalah institusi maka dirinya akan memaklumi karena melibatkan banyak anggota polisi.

"Semua dirusak, semua orang terbelah. Kalau masalah FS masalah organisasi, saya kira maklum apa yang dilakukan FS meminta bantuan banyak orang," tutur Muradi.

Menurutnya, karena hal ini merupakan masalah pribadi, maka Polri harus fokus hingga masalah ini selesai dan melakukan penguatan kembali.

" Ini kan perlakuan yang dilakukan pribadi. Ini yang harus difokuskan Polri bahwa ini sudah selesai, Polri harus fokus penguatan lembaga lagi," ujar Muradi

Belakangan terungkap pula, siapa sosok kakak asuh Ferdy Sambo yang sebenarnya.

Dalam kasus kematian Brigadir J, kakak asuh Ferdy Sambo disebut memiliki power di Polri.

Bahkan disebut bahwa kaka asuh Ferdy Sambo kini tengah berusaha bebaskan Ferdy Sambo di kasus Brigadir J.

Kakak asuh Ferdy Sambo kini masih intens berkomunikasi dan mencari jalan keluar dari kasus pembunuhan Brigadir J ini.

Baca Juga: Ternyata Nyawa Kuat Ma'ruf Tak Hanya Diselamatkan Bripka RR, Kini Terungkap Tugas Bharatu Prayogi dan Perannya

Prof Muradi mengatakan bahwa Ferdy Sambo masih punya pengaruh besar di Polri, kendati saat ini dijebloskan ke penjara.

Kekuatan Ferdy Sambo di tubuh Polri, ujar Muradi tidak terlepas dari sosok seseorang yang disebut sebagai kakak asuh.

Hanya saja, Sosok kakak asuh itu kini tidak lagi menjabat di Polri.

Tetapi dia sempat menjadi salah satu pejabat inti di lembaga ini.

Sosok kakak asuh ini kata Muradi juga berperan penting dalam karir Ferdy Sambo di kepolisian.

Sampai saat ini, Ferdy Sambo dan kakak asuh ini masih intens berkomunikasi dan mencari jalan keluar dari kasus pembunuhan Brigadir J ini.

Baca Juga: Ternyata Nyawa Kuat Ma'ruf Tak Hanya Diselamatkan Bripka RR, Kini Terungkap Tugas Bharatu Prayogi dan Perannya

“Minggu lalu mereka (Ferdy Sambo dan kakak asuh), masih berkomunikasi. Dan yang paling vulgar ketika FS enggak mengakui menembak dalam rekonstruksi.

Buat saya implisit dia Masih Punya Power. Masih ada back up di situ,” tutur Muradi kepada wartawan Jumat 16 September 2022, dikutip PORTAL NGANJUK dari Berita Subang.

Lantaran masih punya pengaruh besar di Polri, Muradi berharap tim khusus yang menangani perkara Ferdy Sambo ikut turun memeriksa kakak asuh Ferdy Sambo yang juga pensiunan jenderal tersebut.

“Saya berharap (Timsus) menyentuh yang sudah pensiun, karena ini jauh punya power mengendalikan FS."

"Mantan Jenderal ini yang memberi beliau jenderal, dan sebelum pensiun juga jadikan Kadiv Propam. Saya kira itu perlu dikejar juga,” tegas Muradi.

Dia pun juga meminta agar kepolisian tak takut mengusut keterlibatan kakak asuh Mantan Jenderal ini.

Muradi turut menilai, langkah pengusutan keterlibatan senior kepolisian ini penting agar proses persidangan Ferdy Sambo bisa berjalan dengan mulus dan transparan.

“Itu perlu ada langkah cepat sebelum persidangan. Poin ketiga tadi, mengusut keterlibatan kakak asuh, apakah terlibat atau tidak,” ucap Muradi soal kakak asuh Sambo yang Mantan Jenderal ini.

Disamping itu, masyarakat digegerkan dengan beredarnya, kekuasaan Ferdy Sambo dalam grafik 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303'.

Baca Juga: Pasukan Irjen Ferdy Sambo Dari Sejumlah Daerah Mendarat ke Jakarta Meski Tak Ada Tugas, Mahfud MD: Mereka...

Belum diketahui pasti siapa sosok identitas asli yang menyebar grafik 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303'.

Namun, pasca beredarnya grafik 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303' tersebut tak sedikit membuat masyarakat jadi bertanya-tanya.

Bahkan, Mahfud MD pun menanggapi terkait dengan sosok Ferdy Sambo.

"Bintang dua rasa Bintang lima," ucap Menko Polhukam Mahfud MD.

Selama ini publik menilai bahwa kuatnya kekuasaan Ferdy Sambo di Polri karena ada dukungan Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

Itu diduga karena alasan kedekatan dengan Listyo Sigit Prabowo yang memengaruhi pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir Yosua alias Brigadir J.

Belum lama Timsus Polri menetapkan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi sebagai tersangka pembunuhan berencana Brigadir J.

Kapolri pun sudah tak punya hubungan hierarki dengan Ferdy Sambo.

Baca Juga: Karena Cuan Rp 74 T per Hari, Penyebab Perang Rusia Ukraina Bakal Lama Selesai

Disisi lain, juga turut beredar skema yang menunjukkan dugaan bahwa Ferdy Sambo mempunyai sebuah kerajaan yang bernama "Kerajaan Sambo."

Di dalam skema kerajaan Ferdy Sambo ini ada sejumlah nama-nama pejabat sekaligus perwira tinggi dari negara Republik Indonesia.

Bagaimana pastinya terkait kerajaan Ferdy Sambo itu masih belum dijelaskan oleh pihak Kepolisian.

Sejauh ini Polri masih bungkam akan isu dugaan kerajaan Ferdy Sambo yang diduga menjadi dalang penghambat tuntasnya kasus pembunuhan terhadap Brigadir J.

Profesor Muradi, Guru Besar Ilmu Politik & Keamanan dan Direktur Program Pasca Sarjana Ilmu Politik (Magister & Doktoral) di Universitas Padjajaran (UNPAD) ikut angkat bicara.

Baca Juga: Akhirnya Terkuak Sosok Kakak Asuh yang Disebut Orang Kuat di Belakang Ferdy Sambo, Ternyata Begini Sosoknya

Profesor Muradi berpendapat bahwa apabila berbicara terkait kerajaan Ferdy Sambo, maka polisi harus berperilaku seadil-adilnya.

"Kalau saya beranggapan bahwa untuk kasus Brigadir J cukup sampai di situ.

Tapi kalau kemudian kita bicara soal kerajaan atau lain sebagainya kita harus adil," ucapnya.

"Adil itu gini lho Mbak, ya dibuka juga di atas Sambo itu ada, dan kemudian itu menikmati betul apa yang dilakukan oleh Sambo. Kalau betul itu terjadi ya," tambahnya.

Profesor Muradi mengatakan istilah baru dalam kasus kerajaan Ferdy Sambo yang disebut dengan istilah kakak asuh.

Bahkan Profesor Muradi pun menyebutkan bahwa pihak Polri dan timsus ini mengetahui siapa saja orang yang terlibat dalam istilah kakak asuh tersebut.

Baca Juga: Akhirnya Terkuak Sosok Kakak Asuh yang Disebut Orang Kuat di Belakang Ferdy Sambo, Ternyata Begini Sosoknya

"Saya menyebutnya lebih elegan dengan nama kakak asuh ya. Karena kakak asuh itu ada beberapa nama, ada yang sudah pensiun, dan sekarang ada beberapa yang masih aktif yang memegang posisi strategis.

Saya kira pimpinan Polri dan timsus itu sudah tahu siapa orang-orangnya," jelasnya.

Dalam hal ini Profesor Muradi menegaskan bahwa masalahnya ada dua.

Pertama apakah memang hanya mau berhenti di kasus Brigadir J atau ingin membuka semuanya.

Wartawan senior Hersubeno Arief melalui kanal Youtubenya Hersubeno Point pun turut serta membongkar sosok-sosok di atas Ferdy Sambo yang lebih berkuasa.

Hersubeno Arief pun memaparkan bahwa di atas Ferdy Sambo masih ada yang lebih lagi berkuasa.

Hal tersebut dikatakan Hersubeno Arief berdasarkan pernyataan penasihat dari Kapolri, Prof. Muradi.

Baca Juga: Sehabis Putri Candrawati jadi Tersangka, Akhirnya Bocor Sosok Asli dan Masa Lepas Istri Ferdy Sambo yang Heboh

Disebut-sebut bahwa di atas Ferdy Sambo ternyata masih ada yang lebih berkuasa, ia dijuluki sebagai kakak asuh.

"Ada orang kuat di belakang Ferdy Sambo ternyata terbukti. Bukan Kapolri seperti yang diperkirakan selama ini," jelas Hersubeno.

Meski tidak menyebut namanya, Muradi mengatakan bahwa kakak asuh tersebut memang ada di dalam institusi Polri dan ada juga yang sudah di luar institusi Polri.

Baca Juga: Ferdy Sambo Diisukan Disokong Konglomerat? Diduga Berkaitan dengan Pemilu 2024?

Dikatakan pula bahwa Ferdy Sambo bukan merupakan salah satu kepala atau pimpinan dari salah satu faksi atau bahkan geng di Polri.

Muradi menjelaskan bahwa masyarakat perlu melihat ke belakang bagaimana Ferdy Sambo mendapatkan pangkat bintang satu pertama kalinya.

Atau berpangkat Brigjen pada 2009 di masa Kapolri Idham aziz.

"Ferdy dipromosikan menjadi Direktur Tindak Pidana Bareskrim Polri 2019.

Setahun kemudian kembali dipromosikan menjadi Kadiv Propam Polri berpangkat Irjen," kata Hersubeno Arief.

"Dari situ kita lihat ada yang lebih senior dari Ferdy Sambo dan menjadi kakak asuh," tambah Hersubeno Arief.

Ferdy Sambo ialah satu dari beberapa pejabat Polri yang saat ini diarahkan oleh kakak asuh dari salah satu faksi atau geng di tubuh Polri.

Sehingga Hersubeno pun menilai apabila Timsus bisa membuktikan keterlibatan kakak asuh.

Baca Juga: BBM di Indonesia Akan Naik Beda Dengan Malaysia Harga BBM Malah Diturunkan: 'Untuk Lindungi Rakyatnya'

Maka penyelidikan terhadap Ferdy Sambo akan semakin mudah.

Pasalnya sampai saat ini masih terasa tarik-menarik dalam penyelidikan kasus Ferdy Sambo.

Hal tersebut pun terlihat pada adanya grafik 'pembalasan' dari grafik 'Kaisar Sambo' serta Konsorsium 303 yang sebelumnya tersebar.

Kini tersebar pula grafik 303 versi lawan dari faksi Sambo yang diketuai oleh Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.

Yaitu yang kini masuk dalam timsus penyelidikan kasus Ferdy Sambo.

Beredarnya grafik itu hingga disinyalir sebagai 'balasan' dari geng yang masih mendukung Ferdy Sambo.***

Editor: Erfan Muchlisya Irawan

Tags

Terkini

Terpopuler