Network
“Saya menggunakan diksi disharomini karena lebih menyangkut kepada masalah harmonisasi. Itu soal leadership dan lain sebagainnya yang menyangkut keberadaan TNI itu sendiri, jadi TNI secara keseluruhan dan TNI dengan TNI Angkatan Darat,” ujarnya.
Meski dinilainya kurang bagus, dia menyebut sebenarnya tidak menaruh poin terhadap absennya Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI, Dudung Abdurachman dalam Raker tersebut.
Baca Juga: Pakar: Pemerintah Sudah Saatnya Perhatikan Keamanan Siber Negara
Effendi melanjutkan, dirinya lalu menyadari bahwa apa yang dilontarkannya membuat tidak nyaman, tidak bagus, dan membuat beberapa pihak tersinggung ataupun tersakiti.
Ketua Fraksi PDIP DPR RI menyampaikan agar perseteruan tersebut tidak memcah belah, dia juga menyatakan bahwa pernyataan Effendi tersebut adalah kesalahan dalam pemilihan diksi yang kurang tepat tanpa membawa maksud yang tidak baik.
“Beliau menginginkan TNI kita kuat dan bersatu, ada jiwa korsa yang kuat antara pimpinan dan yang dipimpin punya sikap saling menghargai,” ujar Ketua Fraksi PDIP DPR RI.
Effendi Simbolon melontarkan pernyataan TNI seperti gerombolan saat rapat bersama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, pada 5 September lalu.
Effendi Simbolon menyoroti Kasad Jenderal Dudung Abdurachman yang tidak hadir dalam rapat dan menyampaikan isu disharmoni di tubuh TNI.***
