Selain itu penembakan gas air mata ke bagian tribun penonton membuat orang-orang berhamburan tanpa tahu arah.
Berdesakan di pintu keluar, sesak nafas, diinjak-injak, mata pedih merupakan kesakitan yang dirasakan para penonton.
Tidak heran dari kejadian itu ada ratusan suporter dan beberapa anggota polisi menjadi korban, nyawa mereka tidak bisa diselamatkan alias telah meninggal dunia.
Kejadian Kanjuruhan sangat miris, banyak spekulasi yang berkembang, kebanyakan netizen menyalahkan petugas karena dengan sengaja menembak gas air mata ke bagian tribun penonton.
Tidak ingin mengambil kesimpulan dangkal, Kapolri tetap akan memastikan dengan prosedur, profesional, serta dilakukan oleh tenaga yang berkompeten.
Sigit menyebut akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, mulai dari para pemain, serta pihak official Persebaya maupun Arema FC.
Ada tantangan tersendiri, sulit dalam mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam aksi rusuh itu, namun polisi berupaya mendalami dan akan memeriksa semua orang yang terlibat.
Aksi serupa diharapkan tidak akan terjadi lagi, memang sering kali hiburan sepak bola menyulut api amarah.
Meskipun demikian tidak ada yang patut dibandingkan dengan ratusan nyawa yang telah gugur dalam insiden Kanjuruhan.