Makin Janggal! Soal Kematian Keluarga di Perumahan Kalideres, Polisi Sita Buku dan Kalender dari TKP

- 15 November 2022, 14:31 WIB
Makin Janggal! Soal Kematian Keluarga di Perumahan Kalideres, Polisi Sita Buku dan Kalender dari TKP
Makin Janggal! Soal Kematian Keluarga di Perumahan Kalideres, Polisi Sita Buku dan Kalender dari TKP /PMJ News

PORTAL NGANJUK - Adanya kabar terkait kematian dari satu keluarga di perumahan yang berada di Kalideres hingga kini masih menyimpan misteri dan juga beberapa kejanggalan.

Banyak masyarakat yang menduga penyebab kematian dari 4 anggota keluarga tersebut karena kelaparan.

Banyak pihak yang menyangsikan kelaparan sebagai penyebab satu keluarga meninggal di Kalideres tersebut.

Baca Juga: Dituduh Jatuh Miskin, Rizky Billar Akhirnya Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Kondisi Ekonomi, Publik Dibuat Kaget

Kondisi rumah yang terbilang cukup mewah di sebuah perumahan, fakta keluarga memiliki kendaraan bermotor yang dikabarkan hilang, hingga keluarga korban yang menyangsikan keluarganya tidak memiliki uang untuk makan menambah kejanggalan kasus tersebut.

Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri bersama Tim Polda Metro Jaya melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi rumah penemuan satu keluarga tewas di Kalideres pada Minggu, 13 November 2022 mulai pukul 13.00 WIB.

Proses olah TKP tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga.

Baca Juga: Dituding Jatuh Miskin, Rizky Billar Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Kondisi Ekonomi, Publik Dibuat Heran

“Sekarang sedang dilakukan pendalaman,” kata Indrawienny Prayoga.

Petugas olah TKP yang berasal dari Puslabfor dan Tim Polda Metro Jaya terpantau hanya membawa kalender, beberapa buku, dan setruk pembayaran yang dimasukkan ke dalam plastik.

Petugas juga terpantau membawa keranjang plastik berisi barang-barang pribadi milik korban.

Kendati demikian, tidak ada petugas Puslabfor maupun Tim Polda Metro Jaya yang memberikan keterangan ihwal olah TKP.

Keterangan Kerabat Keluarga Korban Menyebut Kakaknya Tidak Terlalu Sulit secara Ekonomi

AKP Syafri Wasdar menyebut bahwa keluarga korban mengakui bahwa pihak mereka sudah lama tidak menjalin kontak.

“Keluarga ini terkesan menjauhkan diri dari keluarga inti yang mana dia berkomunikasi terakhir lebih dari satu tahun lalu, komunikasi via telepon, dan untuk bertemu lebih dari lima tahun lalu dan itu hanya sebatas mengucapkan selamat ulang tahun,” kata AKP Syafri Wasdar.

Lebih lanjut, salah satu keluarga inti yang bernama Handoyo menyangsikan bahwa keluarga yang tewas di kalideres tidak memiliki uang untuk membeli makanan.

Dia juga tak percaya bila keluarganya bisa kelaparan karena tak memiliki uang.

"Keluarga saya itu tidak terlalu sulit, jadi bukan kelaparan," kata Handoyo selaku ipar dari istrinya korban RM.

Kalau pun mereka dalam kondisi sulit, ipar korban menyebut yang bersangkutan pasti menghubungi keluarga sebelumnya.

"Kalau memang dia kelaparan pasti dong bisa menghubungi keluarga," ujarnya.

Di sisi lain, dia tak menampik bila korban cenderung tertutup dan jarang bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.

"Kemungkinan karena dia terlalu tertutup saja tidak berinteraksi kepada siapa pun," ujar dia.

Bahkan menurut Handoyo, dirinya dan korban yang merupakan adiknya mengaku tidak memiliki masalah sama sekali, bahkan sering bercanda.

“Saya sama adik saya (korban), RM, ini tidak ada masalah, kami sering guyon lah ibarat kakak dan adik,” ujar Handoyo.

Sempat Menolak Petugas Pemantau Jentik Nyamuk Masuk ke Rumah

Kapolsek Kalideres, AKP Syafri Wasdar, menyebut bahwa keluarga yang tewas di Kalideres sangat tertutup dan terkesan memutus hubungan dengan warga sekitar.

Pasalnya berdasarkan keterangan dari para saksi, keluarga tersebut sempat menolak tim pemantau jentik nyamuk untuk memeriksa kondisi rumah beberapa bulan yang lalu.

“Terakhir bulan September, petugas Jumantik (pemantau jentik nyamuk) mau datang, ingin cek keadaan rumah (untuk pencegahan DBD). Petugas Jumantik tidak boleh masuk,” kata AKP Syafri Wasdar.

Kesan tertutup tersebut membuat polisi kesulitan menggali keterangan bahkan dari keluarga jauh korban.

 

Sebelumnya, penemuan empat mayat menggegerkan masyarakat Indonesia karena berbagai misteri dan kejanggalan yang masih tertutupi.

Pasalnya, korban yakni RY berusia 71, RN berusia 68, DF yang merupakan anak perempuannya berusia 42, dan BG yang merupakan ipar berusia 69 ditemukan dalam keadaan tewas di sebuah rumah yang berlokasi di Perumahan Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

Polisi menyebut dalam lambung keempat korban, tidak ditemukan makanan sama sekali sehingga otot-ototnya mulai menyusut dan mengecil.***

 

Editor: Yusuf Rafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah