Momen Pilpres 2024, Masyarakat Diimbau Waspada Polarisasi Politik yang Membahayakan Kesatuan Bangsa, Apa Itu?

- 29 April 2023, 09:00 WIB
Momen Pilpres 2024, Masyarakat Diimbau Waspada Polarisasi Politik yang Membahayakan Kesatuan Bangsa, Apa Itu?
Momen Pilpres 2024, Masyarakat Diimbau Waspada Polarisasi Politik yang Membahayakan Kesatuan Bangsa, Apa Itu? /Pixabay/mohamed_hassan/

Terdapat juga polarisasi berdasarkan kepuasan kinerja pemerintah, menjadi penyumbang peringkat kedua menurut hasil survei. Disusul adanya sentimen berbasis anti luar negeri yang biasa dikenal sebagai masyarakat anti Asing atau Aseng.

Karena isu tersebut, Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan tanggapannya, jika adanya isu investasi Indonesia yang dikuasai oleh pihak luar tidaklah benar.

Bahlil Lahadalia mengkonfirmasi, jika investasi Indonesia dari total Rp 1.207 triliun pada tahun 2022 di luar sektor migas, keuangan dan UMKM, dan 54% nya merupakan investasi asing.

Dari 54% tersebut, negara paling banyak masuk adalah Negara Singapura, kurang lebih mencapai 13 miliar USD. Dan untuk menjawab kekhawatiran masyarakat, Bahlil menjelaskan jika investasi tersebut tidak 100% milik negara singapura. Melainkan ada pihak orang Indonesia yang ada di Singapura, hingga pihak warga Timur Tengah, Eropa, maupun warga Asia.

“Jadi investasi kita 1.207 itu, 54% PMA, 46% PMDN, jadi kalau digabung dikompare ke bawah, sebagian yang asing dari Singapura sebagian masuk ke Indonesia, makan PMDN kita lebih besar daripada PMA, karena duitnya orang Indonesia. Cuma kta di kompor-komporin seolah-olah ini China, Korea, Jepang,” ungkap Bahlil.

Disisi lain, terkait ketenagakerjaan, Bahlil juga menegaskan, IUP tambang di Indonesia 80% milik dalam negeri. Yang termasuk dikuasai orang asing merupakan smelter (pabrik pelebur) nya.

Maksud dari penguasaan tersebut, karena di Indonesia sendiri belum memiliki teknologinya, biaya pendirian smelter yang terbilang mahal, pengusaha dalam negeri belum ada kepedulian ke arah sana, juga alasan karena perbankan nasional yang tidak mau membiayai smelter tersebut.

“Maka yang terjadi adalah, teknologinya kita bawa dari luar, kemudian uangnya kita bawa dari luar, terus kemudian kita anti asing. Kalau kita tidak mau asing masuk, berarti kita akan menjadi negara yang lambat dalam proses hilirisasinya,” ungkapnya menjelaskan.

Baca Juga: Viral! Oknum TNI Menendang Pemotor Ibu-Ibu, Pihak TNI Memastikan Pelaku Di Sanksi Sesuai Hukum

Halaman:

Editor: Muhafi Ali Fakhri

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah