Network
PORTAL NGANJUK – Sejak harga BBM jenis Pertamax naik menjadi Rp12.500 per liter dari sebelumnya Rp.9000, kini Pertalite dan Soolar menjadi langka.
Akhirnya banyak masyarakat yang mau tidak mau harus beralih ke BBM jenis Pertamax.
Oleh karena itu kini Pemerintah akan terus berupaya mengawasi dan mengendalikan penjualan solar subsidi.
Baca Juga: Anda Terjebak Bunga Pinjaman Tinggi dari Pinjol Ilegal? OJK: Tidak Usah Dibayar
Yakni dengan mengambil langkah tegas kepada siapapun yang menyelewengkan penggunaan bahan bakar minyak tersebut.
"Kami akan mendisiplinkan itu, terutama truk-truk dari perusahaan tambang, Melalui Direktorat Mineral dan Batubara, kami juga akan mengimbau mereka untuk tidak menggunakan BBM subsidi.
Jika tidak dihiraukan akan kami berikan tindakan tegas," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, pada Jumat 8 April 2022.
Sebelumnya Pada Kamis 7 April 2022, Menteri Arifin bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati melakukan inspeksi mendadak ke sembilan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Hal tersebut guna memantau ketersediaan pasokan dan distribusi BBM di wilayah pertambangan dan perkebunan tersebut.
