Hipertensi Akibatkan Stroke Hingga Kematian

- 1 Januari 2023, 18:20 WIB
Ilustrasi - Penderita hipertensi.(Pexels)
Ilustrasi - Penderita hipertensi.(Pexels) /

PORTAL NGANJUK - Kementerian Kesehatan mengemukakan bahwa terjadinya stroke disebabkan karena pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah.  

Kondisi ini mengakibatkan kematian sel dan jaringan karena tidak semua bagian otak mendapatkan oksigen cukup yang dibawa oleh darah.  

Gejala stroke juga ditandai dengan kesulitan ketika berjalan karena mati rasa, kesulitan bicara, mati rasa pada wajah, lengan dan tungkai hingga hilangnya kesadaran.

Baca Juga: Menyongsong Tahun Baru 2023 Pemkab Nganjuk Laksanakan Berbagai Kegiatan 

Dari Kementerian Kesehatan mendapatkan data bahwa stroke adalah satu satu penyakit yang membutuhkan biaya besar dari negara. Selain stroke, penyakit katastropik lainnya adalah penyakit jantung, kanker dan penyakit ginjal.

Penyakit stroke ini sebabkan kematian hingga tercatat sampai ribuan setiap tahun.

Selebritas yang dikenal Indra Bekti juga alami stroke, saat itu ditemukan tidak sadarkan diri di kamar mandi. Kejadian ini terjadi saat setelah ia berulang tahun ke-45.

 Baca Juga: Cara Mengantisipasi Kecelakaan di Jalan Tol, Perhatikan Kecepatan Kendaraan

Indra Bekti memang riwayat penyakit hipertensi. Walaupun keseharian sebelum-sebelumnya ia tidak pernah terdengar sakit.

Penyakit hipertensi harus di obati karena jika tidak, akan berakibat fatal. Pengobatan seharusnya dilakukan secara rutin dengan mengonsumsi obat dibawah pengawasan dokter.

Sampai saat ini, Indra Bekti dilaporkan masih dalam pantauan dokter. Sudah menjalani operasi pada batang otak dan sedang proses pemulihan.

Tentang penyakit stroke, Menteri Kesehatan mengatakan bahwa stroke adalah penyakit yang membuat kualitas hidup lebih buruk.

Baca Juga: Awal 2023 Air Laut Pasang, BMKG Prediksi ada Banjir Rob di Pulau Jawa dan Beberapa Wilayah Ini

"Salah satunya karena mortalitas stroke paling tinggi, dan juga kemungkinan besar untuk melumpuhkan pasien," ujarnya dalam diskusi virtual belum lama ini.

 

Target pemerintah adalah melakukan investasi non-bedah, untuk atasi gangguan suplai darah yang dibutuhkan oleh otak. Perawatan ini diupayakan untuk seluruh kabupaten dan kota agar mampu merawat pasien yang terkena stroke.

 

Menteri Kesehatan menuturkan jika Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono, sebagai rumah sakit rujukan nasional untuk pasien stroke, harus memastikan rumah sakit di 514 kabupaten dan kota di Indonesia memiliki layanan perawatan stroke.

 

"Operasi otak terbuka harus bisa dilakukan pada tahun 2024. Serta dapat melakukan perawatan coiling atau trombektomi nonbedah (endovaskular),” ujar Budi.

 

Direktur Utama RS PON dr. Mursyid Bustami menjelaskan bahwa stroke disebabkan oleh dua hal, yaitu karena penyumbatan pembuluh darah dan ada juga yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah. Pecahnya aneurisma salah satu penyebab pecahnya pembuluh darah.

 

"Aneurisma itu adalah satu titik lemah yang membentuk kantong di pembuluh darah di otak yang memang sudah ada dan suatu saat bakal pecah. Penyebab pecah terbanyak adalah karena tegangan darah tinggi," katanya.

 

Risiko terjadinya pembuluh darah pecah bisa dihindari dengan dua cara, yaitu coiling yaitu memasukkan koil seperti kawat atau benang ke dalam kantong yang bakal pecah. Yang kedua tindakan clipping atau melakukan klip.***

Editor: Alfan Amar Mujab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x