PORTAL NGANJUK – Arteria Dahlan merupakan salah satu Anggota Komisi III, Ia meminta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mencabut pernyataannya terkait kasus DPR sebagai mediator (Markus).
Arteria Dahlan pun sempat berbicara cukup lantang atas pernyataan Mahfud MD tersebut.
"Profesor harus mencabut, saya minta profesor mencabutnya," ucap Arteria di ruang III. Rapat Komite pada hari Rabu tanggal 29 Maret 2023.
Arteria Dahlan mengakui sangat khawatir jika pernyataan Mahfud MD akan merusak opini publik terhadap citra DPR.
"Saya minta Profesor (Mahfud) mundur, atau nanti saya terlibat dalam kasus ini juga," ucap Arteria menambahkan.
Baca Juga: Ide Menu Sahur Anti Ribet Ala Anak Kos yang Wajib Direcook! Yuk Simak Segera!
"Sama seperti dulu. 'Tanda' apa yang dimiliki para anggota DPR ini? Musim lalu." Ya tidak masalah, itu berarti haid terakhir saya. Saya kemudian mengatakan bahwa saya keberatan (begitulah kata mereka) dengan periode masa lalu yang kami "tandai". Kalau Pak Benny (K Harman) tidak peduli. Mungkin Pak Benny merasa memang ada "tanda", ucap Arteria menegaskan.
"Markus" dulunya merupakan singkatan umum untuk "mediator kasus". Istilah itu diucapkan Mahfud saat rapat menjelang magrib membahas transaksi ganjil Rp 349 triliun. "Karena sering aneh di DPR, kadang saya marah-marah, saya tidak tahu mereknya," ujar Mahfud.
Mahfud mengatakan, pernah ada anggota DPR yang marah saat rapat dengan Menteri Kehakiman.
Namun, menurut dia, ada anggota DPR yang datang dan menitipkan hal itu kepada Jaksa Agung.
"Marah ke Kejaksaan, uwa uwa uwa noi, lalu mereka datang ke Kejaksaan Agung untuk kasusnya," ujar Mahfud.
"Kalau begitu, beritahu aku sekarang. Katakan saja,” kata Habiborokhman yang juga Wakil Ketua Majelis Kehormatan (MKD). Mahfud tidak menyebut siapa yang dimaksud "Markus". ***