Ingin bekerja sama dengan penyidik Tim Khusus (Timsus) Polri agar kasus kali ini akan segera dibongkar, mematahkan keterangan sebelumnya hingga kronologi pembunuhan.
Ditegaskan bahwa kronologi, isu atau kabar yang beredar tidak benar, tidak ada adu tembak antara Bharada E dan Brigadir J, yang sebenarnya terjadi adalah kasus penembakan.
Walaupun ajudan itu telah kooperatif dengan petugas, cukup sulit untuk mengutarakan kesaksian secara omongan, selain dirinya merasa tersakiti karena menembak rekannya sendiri, banyak pihak yang bersedih atas kepergian Brigadir J.
Mentalnya cukup terganggu hingga dikatakan mendapatkan trauma akibat tindakan penembakan yang dilakukan sebelumnya.
Deolipa mengatakan bahwa karena sulit memberikan keterangan verbal, Bharada E memilih untuk menulisnya di sebuah kertas kosong.
Salah satu permintaan yang ditulisnya adalah mengenai keamanan bagi keluarga maupun pacar Bharada E, dia ingin mereka tetap mendapatkan perlindungan.
Mereka sempat tinggal di sebuah rumah yang disewakan sang jenderal, namun karena merasa kurang nyaman akhirnya memutuskan untuk pindah 1 atau 2 bulan sebelum insiden terjadi.
Kini lebih memilih untuk tinggal di salah satu rumah milik Dankor Brimob Irjen Anang Revandoko, lebih merasa aman, serta terlindungi.