Keputusan Jokowi memang berat, negara yang memiliki anggaran Pemerintah yang terbatas dipaksa untuk menstabilkan harga BBM.
Tidak heran akibatnya kini Jokowi memilih menarik subsidi dan menyesuaikan harga BBM di semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik Pertamina.
Semua negara berlomba untuk bertahan dengan kondisi global yang tidak stabil, kebijakan moneter telah diambil oleh sejumlah negara.
Tidak sedikit negara yang telah terimbas inflasi, diantaranya Argentina, Brasil, Meksiko, Sri Lanka, hingga Pakistan.
Meskipun mengalami kesulitan dalam pemenuhan BBM, namun Indonesia masih diuntungkan dengan berbagai produk yang dihasilkan.
Seperti produk batu bara, nikel, bauksit, tembaga, serta kelapa sawit terus melonjak naik.
Dari penelusuran, Indonesia untuk tahun ini telah mendapatkan keuntungan hingga Rp420 triliun, hasil itu didapatkan dari pajak dan non pajak.
Karena hutang anggaran Pemerintah semakin membengkak, Jokowi memutuskan untuk menarik subsidi lantaran angkanya telah naik hingga 3 kali lipat.
"Saya sebetulnya ingin harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN tetapi anggaran subsidi dan kompensasi tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat," ungkapnya.