Diduga Pesawat TNI AL G-36 Bonanza T-2503 Jatuh Di Selat Madura Karena Tidak Memiliki Fitur Ini

- 8 September 2022, 09:38 WIB
Pesawat Bonanza TNI AL alami kecelakaan dan jatuh
Pesawat Bonanza TNI AL alami kecelakaan dan jatuh /puspenerbal

PORTAL NGANJUK – Pesawat TNI AL jenis G-36 Bonanza T-2503 jatuh di Selat Madura, Jawa Timur pada 7 September 2022 diperkirakan sekitar pukul 08.55 WIB.

Berdasarkan penelurusan PORTAL NGANJUK, pesawat TNI AL G-36 Bonanza T-2503 lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya pada pukul 08.45.

Kemudian, pada pukul 08.55 WIB pesawat tersebut hilang kontak.

Baca Juga: Kumpulan Arane Suara Kewan atau Sebutan Suara Hewan dalam Bahasa Jawa, Lengkap Nama Hewan Versi Indonesia

Hal itu dibenarkan oleh Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan.

"Pukul 08.55 WIB pesawat latih milik TNI AL jenis Bonanza G-36, Nomor Reg: T-2503, Lost Contact di Perairan Laut Selat Madura (antara Bangkalan, Madura; dan Gresik)," kata Dwika.

Hingga saat ini, masih dilakukan evakuasi yang mengerahkan beberapa tim untuk mencari keberadaan pesawat.

Baca Juga: Anies Baswedan Rampung Diperiksa KPK Lebih dari 8 Jam, Rocky Gerung Berikan Pesan: Jadi Anies Bersiap Aja

Dwika mengatakan, tim yang akan dikerahkan yakni satu Kapal Angkatan Laut (KAL), satu tim Komando Pasukan Katak (Kopaska), 13 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), serta satu tim penyelam.

"Saat ini, TNI Angkatan Laut mengerahkan 7 KRI, 1 Pesud CN235, 2 helikopter, 2 KAL, 2 Tim Kopaska, dan 2 Tim Penyelam," ucap Dwika.

"Kegiatan SAR dipimpin langsung oleh Pangkoarmada II dan Komandan Guspurla Koarmada II," tambahnya.

Penyebab Pesawat Jatuh

Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan selaku Komandan Pusat Penerbangan TNI-AL mengatakan, Sebelum pesawat terjatuh, diduga mengalami gangguan terlebih dulu.

"Pesawat tersebut mengalami gangguan kemungkinan, jatuh ke laut dan tenggelam," tutur Dwika saat di Mabes AL, Cilangkap pada  Rabu, 7 September 2022.

Dwika mengatakan, pesawat G-36 BonanzaT-2503 lepas landas untuk menjalani latihan anti serangan udara atau Air Defence Exercise (ADEX) yang kemudian selang 10 menit pesawat hilang kontak.

Hasil dari pemantauan, pesawat TNI AL terjatuh pada kedalaman 10-15 meter di bawah laut.

"Info dari Pangkoarmada dua yang langsung di lapangan melaporkan bahwa diduga titik yang ditemukan ini mudah-mudahan bangkai pesawat tersebut karena selain kita menggunakan alat peralatan sonar yang ada di kapal, itu menampilkan wujud atau siluet bentuk badan pesawat," jelas Dwika.

"Memang secara gambar yang ada di sonar itu bentuknya hanya siluet. Masih terlihat bentuk pesawatnya di kedalaman antara 10-15 meter," tambahnya.

Sementara ini, TNI AL sudah mengetahui titik diduga jatuhnya pesawat jenis Bonanza G-36, Nomor Reg: T-2503 tersebut.

Adapun titik tersebut didapatkan berdasarkan dari tangkapan sonar yang digunakan di dalam proses pencarian.

Namun hingga kini belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat latih jenis G-36 Bonanza T-2503 milik TNI AL di perairan Selat Madura dan masih menjadi teka-teki.

"Adapun kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat itu masih kita dalami karena kita akan menurunkan tim investigasi setelah pesawat itu bisa ditemukan kemudian kita angkat. Barulah kita bisa menentukan penyebab dari kecelakaan tersebut," katanya.

Sebelumnya, Dwika mengatakan bahwa pesawat latih G-36 Bonanza yang jatuh di perairan Selat Madura, Jawa Timur itu tidak dilengkapi dengan kursi lontar bagi penerbang.

Menurut Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan, pesawat tersebut tidak didukung fitur tersebut dikarenakan pesawat Bonanza didesain sebagai pesawat latih dan juga termasuk kategori pesawat ringan.

"Jenis pesawat Bonanza ini memang pesawat latih yang juga sebagai pesawat transport atau pesawat ringan yang tidak dilengkapi kursi lontar, sehingga memang secara desain tidak dilengkapi kursi lontar," jelas Dwika dalam konferensi pers di Mabes TNI AL, Jakarta.

Diketahui, pesawat TNI AL jenis G-36 Bonanza T-2503 terdapat dua awak pesawat.

"Awak pesawat ada dua orang pilot dan co-pilot. Untuk kondisi pilot belum bisa kita pastikan," kata Dwika.

Dua awak pesawat adalah Lettu Laut (P) yakni Judistira Eka Permady dengan NRP 22360/P.

Sedangkan awak pesawat satunya merupakan co pilot Letda Laut yakni Dendy Kresna Bhakti dengan NRP 22613/P.

"Dwika mengaku belum mengetahui kondisi terkini para pilot pesawat tersebut. "Kemungkinan sampai dengan tim penyelam melakukan pertolongan telah benar-benar menemukan dan melaporkan kondisi penerbang tersebut," ujar Dwika.

Perwira bintang dua tersebut menyampaikan hingga saat ini kondisi pilot dan kopilot masih belum bisa dipastikan.

"Kondisi baru diketahui sampai penyelam yang melaksanakan pertolongan benar-benar dapat menemukan dan melaporkan kondisi penerbang. Awak pesawat ada dua orang, pilot dan kopilot," jelas Dwika.***

Editor: Yusuf Rafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x