Thread Cerita Horor Sewu Dino atau 1000 Hari oleh SimpleMan Lengkap, Baca Disini!

- 18 Mei 2022, 11:19 WIB
Thread Cerita Horor Sewu Dino atau 1000 Hari oleh SimpleMan Lengkap, Baca Disini!
Thread Cerita Horor Sewu Dino atau 1000 Hari oleh SimpleMan Lengkap, Baca Disini! /Simpleman

suara Sri menggelegar, mereka sama-sama berteriak, namun, ada suara lain yg ia dengar, suara seorang lelaki, ia tidak hanya berteriak, ia mencaci maki dengan suaranya yg gemetaran, suara asing yg tidak di ketahui darimana datangnya

suara si pengirim santet. kesakitan itu benar, membuat Sri tidak tahu seperti apa ia harus menggambarkanya, karena setelah sentakan itu, nyawanya seperti di tarik, saat itulah, Sri yakin melihatnya, Dela, selama ini, menggendong seorang wanita, ia memiliki perut buncit, hanya saja, sosok itu, tak berkaki.

selama itu juga, Sri melihatnya lagi, selama Dela dikurung dalam keranda bambu kuning, sosok wanita itu, mendampinginya, menjilati borok dan luka biru Dela dengan lidah panjangnya yg selama ini Sri lihat seperti penyakit menjijikkan, dan sosok itu, melotot melihat Sri. Lalu, Sri melihatnya, sosok yg datang bertamu pada malam itu rupanya, adalah seorang lelaki, Sri tidak mengenal siapa lelaki itu, hanya saja, si lelaki mengacak-acak kamar si mbah, namun tampaknya ia tidak mendapatkan benda yg ia cari, lalu ia mengambil kain hitam itu, menukarnyaia hanya meninggalkan sebuah patek "peti mati" bertuliskan Atmojo, lalu pergi begitu saja

lingkaran itu seperti berputar, Sri menyadarinya, kini, mereka terikat satu sama lain, Santet sewu dino, sebenarnya adalah Santet yg tersambung satu sama lain

nyawa dibayar nyawa.

lelaki itu, ia memiliki sesuatu yg sama seperti Dela, kembar, hanya saja, ia senantiasa berjalan di belakangnya, kakinya panjang nyaris 2 kali tinggi si lelaki, ia terus menerus mengikutinya,

"Banarogo"

Sri terbangun, dengan kaki lumpuh, ia melihat mbah Tamin, menatapnyadidepanya, Dela berdiri, meski berlumuran darah yg sama seperti Sri, Dela menatapnya, ia membungkuk berterimakasih, Dini, hanya duduk, matanya kosong, mereka semua sama, berbagi rasa sakit, namun tidak bagi si pengirim santet, mungkin ia, sudah tewas saat ini.mbah Krasa mendekati Sri, memberinya handuk untuk membersihkan badannya, iya ikut menuntun Sri, membasuhnya dengan air, lalu mengantarkanya ke kamar, ia butuh istirahat, sampai tubuhnya, pulih kembaliSri hanya diam saja, ia terus mendengar mbah Krasa bahwa si pengirim pantas mendapatkanya, atas perbuatanya selama ini terhadap keluarganya,

bahkan, mbah Krasa sudah berjanji, Sri akan mendapatkan sesuatu yg pantas, uang, bukan masalah baginyasetelah, mbah Krasa selesai memandikan Sri, ia mengantarkanya di kamar, untuk terakhir kalinya, mereka saling melihat satu sama lain, sebelum akhirnya, mbah Krasa bersiap untuk pamit pergi, namun Sri, mengatakanya

"yang sebenarnya jahat disini, dia apa anda mbah?"

ucapan itu, membuat mbah Krasa menghentikan langkahnya, tanganya yg tengah membuka pintu, kembali menutupnya, senyuman yg tadi terpancar di wajahnya, kini, kian pudar menatap wajah Sri yg penasaran. Mbah Krasa lantas kembali duduk, ia menatap wajah Sri, mereka saling menantang satu sama lain.

"kamu pernah dengar, pribahasa, ketidaktahuan adalah berkah dari tuhan"

Sri yg mendengarnya, menegang "Kuncoro, apakah itu nama keluarga yg semuaya sudah anda habisi, dan untuk membalasnya, ia sampai rela menggadaikan nyawanya biar keluarga anda menerima balasan" mbah Krasa menatap Sri, ia tersenyum, sudut bibirnya seakan memuji dan memberi pujian betapa Sri pintar dalam menghubungkan semua ini, hanya dengan, mengikat batin, antara Sri dan Kuncoro, Sri langsung tahu semuanya.

"lalu?"  kata mbah Krasa menunggu, kejutan lain.. "Sengarturih dan Banarogoh adalah peliharaan anda, yang anda jadikan alat untuk menghabisi semua keluarga Kuncoro, tapi rupanya, keturunan terakhirnya, bisa menangkap Banarogoh, menggunakanya, agar Sengarturih bisa menyiksa Dela, sebagai gantinya, ia yg menerima semua dosanya" mbah Krasa tersenyum, lalu tertawa, ia terhibur dengan semua ucapan Sri, lantas, ia bertanya.

"kamu mau mati disini, apa kalau sudah sampai di rumah" Sri hanya diam, ia tidak mengatakan apapun lagi

"kamu, akan tetap hidup, mbah sudah yakin, sedari awal, kamu yg paling berbeda dibandingkan yang lain, nyawamu tidak ada harganya bagiku, tapi, jangan ceritakan kepada siapapun, sebelum, saya meninggal, mengerti. semua manusia itu sama, tidak tertebak, berkata ia jahat atau tidak, tetap saja manusia punya tujuanya sendiri yang tidak akan bisa kamu jangkau seenaknya saja, sekarang, saya tanya, kamu, masih mau ikut saya atau tidak?" tanya mbah Krasa, ia menunggu jawaban "tidak, saya mau pamit pulang saja"

mbah Krasa tampak mengerti, lantas, ia memanggil Sugik, membopong badan Sri yg masih lemas, membawanya menuju ke mobil, sekilas, ia melihat sorot mata mbah Tamin, ia tersenyum, seakan tahu apa yg terjadisebelum masuk ke mobil, Dela menghentikanya, meminta agar Sri tetap bekerja disini, berapapun bayaranya, namun, Sri menolak, ia menatap mbah Krasa tajam, membuat ia mengatakanya

"sudahlah, nanti cari lagi, yg lebih pintar" Sri juga melihat Dini, ia hanya duduk memandangnya, seakan menegaskan bahwa ia akan bertahan disini, Sri tidak punya hak memintanya keluar, terlepas apakah ia juga tahu apa yg sebenarnya terjadi dibalik semua peristiwa ini

Sugik, menutup pintu mobil, membiarkan Sri beristirahat.

mobil perlahan meninggalkan kediaman Atmojo, Sugik terus membawa Sri menuju perjalanan pulang, namun, tiba-tiba, ia menghentikan mobil, disamping sebuah tebing, ia keluar dari mobil, mengeluarkan sebatang rokok, lalu menghisapnya, lantas ia bertanya pada Sri, yg kebingungan "Sri, sekarang, kamu mengerti kan siapa keluarga Atmojo"

Sri mengangguk,

"tapi apa kamu mengerti siapa itu keluarga Kuncoro"

Sri terdiam memandang Sugik,

"aku ngerti" 

"dulu, aku bekerja di keluarga Kuncoro, sebelum keluarga itu berani menentang keluarga Atmojo, saya tahu semuanya, bagaimana keluarga itu di bantai satu persatu dengan penyakit yg aneh, sampai ada yang bunuh diri, tapi ada yg tidak di ketahui oleh keluarga Kuncoro"

Sugik diam, "aku yg menanam Pasak Jagor di rumah keluarga Kuncoro, aku yg berkhianat pada keluarga ini, aku takut Sri. bila ingat itu saya ingin menangis rasanya"

"mbah Tamin yg memaksaku, bila tidak, anak isteriku yg akan menerima kiriman dari beliau"

Sri tidak habis pikir, sekarang, kepingan puzle itu selesai sudah. itu adalah kali terakhir Sri berhubungan dengan keluarga Atmojo, sudah sebulan lebih ia tidak mendapatkan kabar itu lagi, sampai, di suatu pagi, ia mendengar seseorang mengetuk pintu.

bapak pergi keluar untuk memeriksa, namun, ia tidak kunjung kembali. Sri pun pergi memeriksanyaia mendapati bapak memegang sebuah kresk hitam besar, mata bapak melotot kaget, melihat isi kresek itu, ketika Sri merebutnya, ia langsung tahu apa itu.

Uang,

Uang yg memenuhi kantung kresek itu, baru saja di tinggalkan atau sengaja di tinggalkan di rumah ini..

melihat itu, Sri lantas membawa uang itu, bapak coba menghentikan Sri namun, Sri keras kepala, ia membuangnya ke pembuangan sampah, mengatakan kepada bapak agar tidak mengambilnya lagi, bila tidak ingin, ia terjerat lagi dalam lingkaran keluarga Atmojo.

sampai disini, gw akhiri saja cerita ini, 3 narasumber itu, sebenarnya memang salah satunya adalah Sri, namun, 2 narasumber lain adalah beberapa orang yg mengaku tahu, cara kerja ilmu hitam seperti ini, bahkan nama angon (peliharaan) itu juga gw ganti, karena konon,sedikit sulit menggambarkan penggambaran sebenarnya dari angon (peliharaan) ini,

yg paling gw inget dari ucapan mbak Sri adalah,

"kabeh wong gede paling yo podo nduwe cekelan, gak usah kaget"

(semua orang besar di negeri ini, pastilah punya pegangan jadi tidak usah kaget)"nek igak, yo gampang gawe matenine"

(kalau tidak, ya mudah buat cara matiin dia)

saya pikir, cerita ini adalah cerita tergila yg awalnya saya dengar dari tukang pijit, sampai setelah mendengarnya langsung, saya langsung merasa bahwa cerita ini akan bagus bila saya angkatsaya tidak tahu harus ngomong apa sebagai penutup, karena kalau ingat ini, rasanya saya cuma miih diam saja, yang jelas, apa yang kamu lakukan di dunia kelak akan di pertanggungjawabkan, karma itu ada.gw simpleman, pamit saja, terimakasih yang sudah meluangkan waktu membaca cerita ini, mohon maaf atas kentang dan typo selama pembuatan da pengetikan cerita ini, gw mau undur diri dulu, dan semoga, gw bisa kembali mendapat cerita pengalaman lain, yg tentu tidak kalah dari iniselamat tinggal.

Wassalam.***

Halaman:

Editor: Yusuf Rafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x