Jelang Idul Fitri 2023 Varian Arcturus Jadi Ancaman Baru, di India Virus Tersebut Meningkatkan Kasus Covid-19

- 5 April 2023, 15:15 WIB
Ilustrasi Varian Arcturus
Ilustrasi Varian Arcturus /Pixabay/Thor_Deichmann/

PORTAL NGANJUK Belum lama ini muncul subvarian Arcturus di India yang memicu lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan.

Subvarian tersebut telah menyebar ke negara lain seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Brunei Darussalam.‎

Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), dr. Iwan Ariawan, MSPH memberikan parannya terkait varian tersebut.

“Dari hasil survei serologi yang sudah dilakukan Kemenkes RI dan FKM UI pada Januari 2023 didapatkan hasil bahwa hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19 baik dari infeksi maupun vaksinasi,” ujar dr. Iwan pada Rabu, 5 April 2023.

Arcturus atau XBB 1.16 itu, lanjutnya, merupakan subvarian baru dari Omicron yang penularannya cepat.

Namun gejala yang ditimbulkan tidak terlalu berat dan tingkat fatalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan varian sebelumnya seperti Delta.

Dari analisis kematian yang diakibatkan Covid-19, didapatkan bahwa seseorang yang sudah divaksin memiliki risiko kematian yang jauh lebih kecil, terutama pada lansia.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Meningkat di Indonesia, Bagaimana Pencegahan Penularan Menjelang Idul Fitri?

"Jadi, vaksin ini sangat terlihat efeknya dan dari analisis yang kami lakukan, apa pun vaksinnya hasilnya kurang lebih sama,” ucap Iwan.

Apabila seseorang melengkapi vaksinnya sampai booster kedua, antibodi pada tubuhnya menjadi lebih kuat dan risiko kematian menjadi lebih rendah.

Dengan jenis vaksin Covid-19 yang tersedia di Indonesia, menurut Iwan, dapat menangkal subvarian baru Arcturus karena variannya masih sama yaitu Omicron.

Vaksin-vaksin yang ada di Indonesia sudah terbukti efektif untuk menghadapi varian Omicron dalam mencegah terjadinya sakit berat dan kematian.

Selain vaksin, ia menyampaikan pencegahan terbaik lainnya adalah tetap menerapkan protokol kesehatan dan harus memperhatikan kembali tempat di mana risiko penularan yang tinggi dan siapa saja yang berisiko sakit berat.

“Karena penularannya yang melalui droplet atau percikan air liur, sehingga tempat-tempat keramaian seperti di transportasi umum atau tempat serupa lainnya memiliki risiko penularan yang tinggi, sangat dianjurkan untuk menggunakan masker.

Hal ini berlaku baik Arcturus atupun varian lainnya," ujarnya.

Selain itu, yang perlu diperhatikan lagi adalah orang-orang yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid.

"Karena jika orang tersebut terjangkit Covid-19 akan membuat penyakit bawaannya tersebut semakin parah,” tuturnya.

Jika seseorang sudah dinyatakan positif Covid-19, pertama kali yang bisa dilakukan adalah isolasi mandiri kurang lebih selama lima hari dengan syarat penderita memiliki gejala yang ringan, bukan orang lanjut usia, dan tidak ada komorbid.

Untuk pengobatan penderita dengan gejala ringan, cukup istirahat dan isolasi mandiri.

Namun, jika ingin meminum vitamin ataupun suplemen lainnya, maka itu tetap diperbolehkan. Berbeda jika penderitanya mempunyai gejala berat, komorbid, atau lansia harus diperiksa dan ditangani langsung oleh dokter.

Baca Juga: Mendekati Idul Fitri 2023 Virus Marburg Jadi Ancaman Serius, Kenali Cara Penularan dan Bahayanya

Hal tersebut untuk dilihat apakah penderita harus dirawat di rumah sakit atau bisa isolasi mandiri di rumah.

Salah satu yang penting adalah saat seseorang sudah dinyatakan positif Covid-19, orang tersebut harus memberi tahu orang-orang sekitarnya terutama yang berinteraksi langsung.

Hal tersebut dilakukan agar orang-orang yang kontak langsung dengan orang tersebut dapat segera melakukan pemeriksaan.

Dengan demikian, tata laksananya dapat disesuaikan dari hasil pemeriksaan tersebut.

"Apa pun variannya, kita tetap lakukan protokol kesehatan dan kejar vaksinasi lengkap.

Bagi yang belum vaksin, saya anjurkan untuk segera vaksin. Selain untuk menjaga diri dari risiko gejala berat, vaksin ini juga masih gratis dari pemerintah,” ujar Iwan.

Sebagai ahli epidemiologi yang turut berkontribusi dalam penanganan Covid-19 di Indonesia, Iwan menerima penghargaan PPKM Awards pada kategori Akademisi Pendukung Pemerintah dalam Penanganan Pandemi Terbaik dari Pemerintah Republik Indonesia.

Hal itu diberikan atas dedikasinya dari mulai mengisi webinar dengan tema terkait Covid-19, hingga menjadi konsultan penelitian.

Salah satu hal yang berdampak secara signifikan adalah diadakannya Sero Survei yang dapat merefleksikan imunitas masyarakat di tiap daerah.***‎

Editor: Muhafi Ali Fakhri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah