Kemenag Sebut Posisi Hilal Awal Syawal Pada 1 Mei Sudah Memenuhi Kriteria MABIMS

25 April 2022, 13:33 WIB
Kemenag Sebut Posisi Hilal Awal Syawal Pada 1 Mei Sudah Memenuhi Kriteria MABIMS /Tangkapan layar Kementerian Agama/Kemenag.go.id/

PORTAL NGANJUK – Penentuan awal bulan Syawal menjadi salah satu hal yang banyak mendapat perhatian masyarakat muslim Indonesia.

Terkait dengan hal itu, Kementerian Agama (Kemenag) RI menyatakan bahwa secara hisab, posisi hilal untuk awal bulan Syawal di Indonesia pada tanggal 1 Mei 2022 sudah memenuhi kriteria MABIMS.

MABIMS sendiri adalah singkatan dari Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura, dimana telah menyepakati kriteria baru untuk penentuan awal bulan hijriyah.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari ANTARA, Kamaruddin Amin selaku Dirjen Bimas Islam Kemenag RI mengatakan bahwa, pada tanggal 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit, dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat.

Baca Juga: Penangkapan Aktor Papan Atas Vino G Bastian Di Kota Bogor, Ridwan Kamil dan Bima Arya: Telah Berhasil Diamanka

Berdasarkan hal tersebut, menurut Kamaruddin posisi hilal awal bulan Syawal di Indonesia sudah sesuai dengan kriteria baru yang ditetapkan MABIMS.

“Artinya, secara hisab, pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS,” terangnya.

Menurut kriteria baru yang ditetapkan MABIMS, imkanur rukyat dianggap sudah memenuhi apabila posisi hilal sudah mencapai ketinggian 3 derajat, dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Kriteria baru tersebut adalah pembaruan dari kriteria sebelumnya yang banyak mendapat masukan dan kritik, yaitu 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat.

Oleh sebab itu, kemungkinan 1 Syawal 1443 H atau Idul Fitri 2022 M akan jatuh pada tanggal 20 Mei 2022.

Baca Juga: Pasangan Prabowo-Jokowi Dikabarkan Siap Maju Capres 2024, Pengamat Politik Ungkap Sinyal Kuat

Kendati demikian, penetapan resminya akan diumumkan setelah dilaksanakan sidang isbat penentuan 1 Syawal 1443 H pada tanggal 1 Mei 2022, setelah dilakukan pengamatan di 99 titik pemantauan.

Selanjutnya, Kamaruddin juga menjelaskan penggunaan hisab dan rukyat dalam menentukan awal bulan Hijriyah.

Kemudian dari hasil hisab dan rukyat tersebut akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk menentukan awal bulan Syawal 1443 H.

“Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan. Kedua hal, yaitu hisab dan konfirmasi pelaksanaan rukyatul hilal akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk selanjutnya diambil keputusan awal Syawal 1443H,” ucapnya.

Selain itu, Thomas Djamaluddin selaku Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa BRIN juga memprediksi 1 Syawal 1443 H akan jatuh pada tanggal 2 Mei 2022.

“Posisi kriteria berada di area perbatasan. Wilayah Sabang sedikit memenuhi kriteria,” kata Thomas.

“Dengan hisab yang dilakukan di Sumatera juga memenuhi kalau menggunakan elongasi geosentrik, Kalimantan dan Jawa memenuhi. Hasil rukyat, pada sidang isbat akan diterima, ini akan seragam pada 2 Mei 1 Syawalnya,” sambungnya.

Dikatakan oleh Thomas, posisi bulan pada tanggal 29 Ramadhan 1443 H atau 1 Mei 20022 M di wilayah Indonesia berada pada batas kriteria baru MABIMS.

Tinggi bulan pada saat itu diperkirakan sudah berada di atas 3 derajat, dengan sudut elongasinya sekitar 6,4 derajat.

Perlu ditegaskan sekali lagi, penentuan awal bulan Syawal 1443 H akan dilakukan setelah dilaksanakan sidang isbat pada Minggu, 1 Mei 2022 mendatang.

Hasil dari keputusan sidang isbat tersebut akan disampaikan dalam konferensi pers yang ditayangkan secara langsung melalui stasiun TV nasional TVRI sebagai TV Pool.***

Editor: Andri Wahyu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler