Disebut Siap Membela Suami Putri Candrawathi, Inilah Sosok Kakak dan Adik Asuh Dibelakang Ferdy Sambo

22 September 2022, 05:15 WIB
Disebut Siap Membela Suami Putri Candrawathi, Inilah Sosok Kakak dan Adik Asuh Dibelakang Ferdy Sambo /Diolah Dari Google

PORTAL NGANJUK – Kini mulai terkuak bahwa tak hanya kaka asuh, ternyata Ferdy Sambo juga punya memiliki adik asuh.

Bukan Orang Sembarangan, kaka asuh dan adik asuh Ferdy Sambo ada yang masih aktif di polri dan berpangkat jenderal, tentu sangat disegani.

Hal tersebut membuat Ferdy Sambo sering disebut percaya diri bisa lolos dari hukuman atas kasus Brigadir J.

Bahkan disebut bahwa kakak asuh tersebut berperan sangat penting dalam karir Ferdy Sambo hingga melejit menjadi bintang dua.

Baca Juga: Ferdy Sambo Disebut Masih Punya Senjata Rahasia dan Akan Menyerang Balik, Kapolri Diminta Waspada

Kasus kematian Brigadir J hingga kini masih terus bergulir dengan menyeret nama Ferdy Sambo dan empat tersangka lainnya.

Terkini, Muradi seorang Guru besar politik dan keamanan Universitas Padjadjaran menilai Ferdy Sambo mempunyai rasa percaya diri yang relatif tinggi.

Rasa kepercayaan diri yang tinggi itu diduga di dapatkan lantaran ia masih memiliki kekuatan dari kakak asuh dan adik asuh.

"Kartun rekonstruksi itu kan Bareskrim menyatakan ada FS menembak dua kali,

Tapi kan begitu rekonstruksi ditolak bahwa dia tidak menembak dan dia tidak mengatakan ada upaya kemudian meminta Brigadir E untuk melakukan penembakan, bahasanya kan bukan menembak, hajar, hajar kan gitu," ujar Muradi pada Selasa, 20 September 2022.

"Saya kira kemudian muncul ada upaya dari FS ini untuk memperingan hukuman seolah-olah dia tidak mengarahkan upaya pembunuhan atau penembakan tadi," tambahnya.

"Di situ saja saya merasa, dia masih merasa confidence ada dukungan dari kakak asuh maupun adik asuh," imbuhnya.

Baca Juga: Kapolri Wajib Waspada, Meski Ferdy Sambo Resmi Dipecat Rupanya Masih Kantongi Senjata Pamungkas Ini

Namun, Muradi tidak menyebut siapa di balik sosok kakak asuh serta adik asuh yang dimaksudkan itu.

Tetapi, ia mengatakan jika kakak asuh tersebut berperan sangat penting dalam karier Ferdy Sambo hingga melejit menjadi bintang dua.

"Dari mulai naik bintang satu, bintang dua, itu kan kakak asuhnya yang melakukan itu," ungkap Muradi.

"Lumayan banyak (kakak asuh dan adik asuh), ada bintang dua, bintang satu yang aktif. Ada yang sudah pensiun ada, tapi kan nggak terlalu berpengaruh juga (terhadap perkara)," tambahnya.

Ia hanya mengingatkan bahwa ada yang beking Ferdy Sambo dari kakak asuh dan adik asuh.

Sehingga, proses hukum kasus pembunuhan Brigadir J atau Brigadir Yosua tidak menimbulkan perlawanan.

Menurut Muradi, dengan Ferdy Sambo yang mengubah BAP, sama dengan ia melakukan perlawanan.

Baca Juga: Waspada Serangan Balik, Meski Sudah Dipecat Ferdy Sambo Masih Simpan Senjata Rahasia

"Kenapa saya warning itu, supaya tidak ada perlawanan. FS mengubah BAP tidak menembak itu bentuk perlawanan," ujarnya.

Oleh sebab itu, Muradi meminta Polri agar harus mengambil langkah sistematis terhadap sosok yang disebut sebagai kakak asuh dan adik asuh Ferdy Sambo.

Selain itu, Muradi juga menyarankan agar kakak asuh dan adik asuh yang saat ini masih menduduki posisi strategis agar dimutasi selama proses hukum Ferdy Sambo berjalan.

"Paling tidak langkahnya harus sistematis, sehingga beberapa orang yang dianggap kakak asuh-adik asuh itu kemudian bisa kembali fokus pada organisasi, bukan orang per orang," ujarnya.

"Bahasanya kan bisa dimutasi dulu supaya tidak melakukan manuver untuk memperkuat perlawanan dari FS," tambah Muradi.

"Ia dimutasi atau di-grounded dululah 3 bulan (atau) 6 bulan. Kalau prosesnya berjalan dan terbukti tidak punya keterlibatan aktif, dikembalikan lagi ke posisi," tambahnya lagi.

Muradi menyebut bahwa perkara Ferdy Sambo itu merupakan persoalan pribadi, sehingga jangan sampai merusak organisasi internal Polri.

"Kalau saya sih berharap FS legowo, sudah, jalani saja. Karena, kalau nggak, ini yang rusak organisasi," tegasnya.

Baca Juga: Akhirnya Susi Bongkar 7 Bulan Hubungan Gelap Ajudan dan Nyonya Sambo, Terkuak Adegan Brigadir J Di Ranjang?

"Semua dirusak, semua orang terbelah. Kalau masalah FS masalah organisasi, saya kira maklum apa yang dilakukan FS meminta bantuan banyak orang," ujar Muradi.

" Ini kan perlakuan yang dilakukan pribadi. Ini yang harus difokuskan Polri bahwa ini udah selesai, Polri harus fokus penguatan lembaga lagi," pungkas Muradi.

Operasi Penyelamatan Ferdy Sambo

Akhirnya terungkap sosok yang memproklamirkan aksi 'gotong royong' selamatkan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam kasus Brigadir J.

Operasi penyelamatan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi ternyata disusun sosok pemegang jabatan strategis di kursi dewan.

Sosok pemegang jabatan strategis di kursi dewan ternyata berani menyuap istana presiden demi menyelamatkan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam kasus Brigadir J.

Sosoknya merupakan orang yang memiliki jabatan dan kedudukan di senayan. Bahkan, disebut sosok ini berani menyuap para menteri hingga mantan Polri.

Sosok penyuap istana yang bantu Ferdy Sambo agar lolos dari hukuman dan status istimewa Putri Candrawathi dalam kasus Brigadir J ini diungkap pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Kamaruddin Simanjuntak bongkar sosok penyuap istana yang bantu Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi untuk menutupi kasus pembunuhan Brigadir J.

Dengan berani, Kamaruddin Simanjuntak pengacara keluarga Brigadir J ini mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi diduga banyak melakukan suap yang menyebabkan dirinya hingga saat ini belum ditahan.

Baca Juga: Nana Eks After School Bertato Sekujur Tubuh di Film Confession, Buat Netizen Terkejut, Berikut Sinopsisnya

Baru-baru ini Kamaruddin Simanjuntak bongkar sosok yang diduga membantu Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi untuk menyuap istana agar menjadi benteng kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat.

Secara terang-terangan, Kamaruddin ungkap sosok penyuap itu merupakan salah satu pimpinan komisi DPR RI yang diduga kuat bantu Ferdy Sambo untuk melobi Istana melalui sekretaris negara, namun tak disebutkan identitas jelasnya.

Dilansir dari Ayobandung, Kamaruddin Simanjuntak pengacara Brigadir J ini menduga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sudah melakukan banyak suap tak hanya untuk salah satu pimpinan komisi DPR RI saja.

Kamaruddin menyebut juga bahwa berdasarkan informasi intelijen, Ketua Komisi DPR RI ini melobi juga kementerian lainnya, yakni eks Polri.

Karena hal itulah, Kamaruddin pengacara Brigadir J ini menyuarakan kepada Presiden Jokowi agar segera membentuk tim independen guna mengusut tuntas dugaan keterlibatan para pimpinan DPR RI di kasus pembunuhan Brigadir Yosua oleh Ferdy Sambo cs.

Seperti diketahui, kasus Ferdy Sambo yang melibatkan istrinya Putri Candrawathi menyebabkan tewasnya Brigadir J ini masih belum menemui titik terang, karena masih banyak hal yang belum terungkap.

Kamaruddin menilai bahwa kasus pembunuhan Brigadir J ini tidak mudah untuk mengungkap siapa saja yang terlibat di dalamnya jika tak diusut lebih dalam.

Bukan tanpa alasan, Kamaruddin Simanjuntak pengacara pemberani ini sangat mengikuti perkembangan kasus Ferdy Sambo.

Menurutnya, berdasarkan informasi intelijen ada dugaan keterlibatan pihak lainnya mulai dari Polres, Polda, Pidum Polri hingga Propam Polri.

Hingga saat ini, perkembangan kasus Sambo, Polri baru menetapkan lima tersangka yang terlibat pembunuhan Brigadir J, yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf.

Baca Juga: Kuat Maruf Angkat Bicara, Ferdy Sambo Sempat Syok, Putri Candrawathi Ungkap Semuanya

Di samping itu, dalam proses penyidikan kasus Sambo ini masih menimbulkan banyak kejanggalan, Kamaruddin pun mempertanyakan peran Komisi Pemberantasan Korupsi.

Kamaruddin pengacara keluarga Brigadir J mempertanyakan peran KPK ini karena dirinya menduga ada dugaan suap yang dilakukan Sambo untuk menutupi kasusnya.

Kamaruddin Simanjuntak menilai bahwa dugaan suap ini sudah dengan jelas terlihat oleh publik.

“Kenapa belum ada yang ditangkap satupun padahal sudah terang-terangan ada yang menyuap ada yang disuap,” ungkap Kamaruddin.

Pengacara keluarga Brigadir J ini menambahkan bahwa Ferdy Sambo sudah jelas melakukan dugaan suap ke beberapa pihak untuk melancarkan skenario palsu serta menutupi kasus pembunuhan Brigadir J.

Dugaan Kamaruddin ini tak asal-asalan, pasalnya menurut Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo Suroso mengaku bahwa pihaknya memang benar sempat diberi dua amplop diduga berisi uang oleh pihak Sambo.

Tak hanya ke sejumlah pihak lain, para ajudan Ferdy Sambo juga sempat dijanjikan sejumlah uang untuk melancarkan skenario pembunuhan berencana terhadap Yosua.

Selain dugaan suap, Kamaruddin membeberkan juga bahwa Sambo ini disebut-sebut sempat mengucurkan dana besar-besaran guna memuluskan skenario palsunya.

Sayangnya, Kamaruddin tak mengungkapkan siapa sosok salah satu pimpinan DPR RI yang diduga membantu Sambo untuk suap ke istana serta tak menyebut sosok lainnya yang diduga terlibat untuk melancarkan skenario palsu istri Putri Candrawathi ini.

Pengakuan Baru Bripka RR

Erman Umar yang dipercaya keluarga Bripka RR menjadi kuasa hukumnya akhirnya membuka beberapa keterangan terkait kasus yang dihadapi kliennya.

Menurut Erman Bripka RR mulai menceritakan keajadian sebenarnya terkait kasus yang menewaskan Brigadir J.

Di beberapa keterangannya Erman menyebut jika Bripka RR tak mengetahui tentang adanya dugaan pelecehan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi yang terjadi di Malang.

Dikutip dari kanal Youtube Refly Harun, selain itu Erman Umar menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan Ferdy Sambo pasca tewasnya Brigadir J,

Hal itu berdasar isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP), meski tak hapal isi BAP tersebut Erman menduga pertemuan itu merupakan inisiasi Sambo dalam merekayasa kasus pembunuhan Brigadir J.

Hal serupa juga dijelaskan sebagaimana dikutip dari Berita Subang denga judul 'Blak-blakan, Bripka RR Bongkar Tipu-tipu Sambo untuk Bunuh Brigadir J,

Tanpa Terendus Publik', Erman Umar menyebut mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo telah melakukan langkah-langkah aktif pasca insiden berdarah Duren Tiga itu.

Salah satu langkahnya dengan meminta bawahannya berkumpul di Provost. Tujuan berkumpul tersebut adalah membuat skenario dan langkah taktis untuk memuluskan setingan awal.

Menurut Erman, Sambo mengajak berkumpul untuk memuluskan skenario agar pembunuhan Brigadir J tidak terendus dan faktanya dikaburkan

"Dikumpulkan di situ (Provost) mungkin Sambo yang berperan di situ. Saya tidak ingat betul karena saya tidak baca lengkap," jelas Erman kepada wartawan, Selasa 13 September 2022.

Namun Erman tidak menyebutkan satu per satu siapa saja yang berkumpul di Provost. Pastinya mereka merupakan loyalis atau bawahannya dalam rangka membuat skenario awal.

Menurutnya jelasnya ada yang membantu, mungkin obstruction of justice.

"Pertemuannya malam hari, Sambo mengatur semua. Tepatnya setelah penembakan. Ya jelas ada yang membantu, mungkin obstruction of justice," kata Erman.

Adapun fakta-fakta dalam BAP Bripka Ricky Rizal setidaknya sinkron dengan apa yang disampaikan oleh Bharada E atau Bharada Eliezer sebelumnya.

Diketahui Bripka RR mulai berbalik melawan kesaksian Ferdy Sambo usai dikunjungi keluarga dan istrinya.

Ia mendapat penguatan dan dukungan dari orang-orang terdekatnya hingga setuju memberi kesaksian yang berbeda dari skenario Ferdy Sambo.

"Bukan (ancaman), dia takut. Makanya dalam rangka setelah saya masuk, setelah keluarganya dulu, mulai keluarganya masuk udah mulai berani dia karena keluarganya,” kata Erman.

Erman mengungkapkan, kliennya memang sempat mengikuti skenario baku tembak yang dibuat Sambo terkait kematian Brigadir J.

Namun, setelah Bripka RR mendapat kunjungan dari keluarganya, ia mengubah keterangannya.

Setelah keluarga memberikan penguatan, akhirnya Bripka RR mulai berani mengatakan yang sebenarnya.

“Mungkin dia didatangi keluarga, adik kandung sama isteri agar mereka minta bicara benar. Pada saat itu, dia sudah mulai bicara benar,” ujar Erman.

Disamping itu, Erman Umar juga mengatakan bahwa Putri Candrawathi membuka rekening untuk kepentingan pribadi.

Erman Umar menyebut bahwa pembukaan rekening itu menjawab sejumlah isu soal rekening milik para ajudan Ferdy Sambo banyak aliran dana.

"Kalau masalah rekening saya dengar itu bukan rekening pribadi masing-masing (ajudan)," kata Erman di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta pada Selasa, 13 September 2022 dikutip dari PMJ News.

Begitu pun Bripka RR juga ternyata rekeningnya digunakan oleh Putri Candrawathi untuk kebutuhan rumah tangga di Magelang.

Erman mengatakan bahwa Bripka RR dan Brigadir J memiliki uang yang fantastis di rekening

Hal itu, dikatakan oleh Erman, karena memang Bripka RR bertugas di rumah Sambo di Magelang.

Kemudian atas nama Yosua, kata Erman, Putri menggunakannya untuk kebutuhan rumah tangga di Jakarta.

"Kalau Yosua untuk kebutuhan rumah tangga yang di Jakarta kali ya, di rumah Saguling, Duren Tiga," tandasnya.

"Kalau Yosua untuk kebutuhan rumah tangga yang di Jakarta kali ya, di rumah Saguling, Duren Tiga," kata dia.

Erman mengatakan bahwa setelah dibuat sejak 2021, seluruh ATM atau mobile banking para anak buah Sambo itu digunakan sepenuhnya oleh Putri.

Dia mengungkapkan bahwa kliennya sama sekali tidak menggunakan rekening tersebut.

Kejadian di Kamar Putri Candrawathi

Menurut pengakuan Bripka RR, orang yang menangis saat berada di rumah Ferdy Sambo di Magelang itu, bukanlah Putri Candrawathi.

Kepada kuasa hukumnya, Erman Umar, dia mengurai benang kusut terkait peristiwa yang disebut-sebut terjadi di Magelang itu.

Lewat pengakuan itu, Bripka RR menyebutkan jika dia tidak mencium adanya indikasi dugaan pelecehan, atapun mencurigai adanya tindak kekerasan sesual terhadap Putri Candrawath oleh Brigadir J.

Peristiwa yang langsung disaksikan oleh mata kepalanya sendiri, hanyalah ketegangan yang terjadi antara sopir Ferdy Sambo, yakni Kuat Maruf, dengan Brigadir J.

Tak hanya itu, dalam pengakuannya kepada sang pengacara, Bripka RR menyebutkan melihat ART Susi, tengah menangis di lantai dua rumah Ferdy Sambo di Magelang.

Sedangkan Putri Candrawathi sendiri, menurut kesaksiannya, tengah berbaring di dalam kamarnya.

Bahkan ketika itu, istri Jenderal bintang dua ini malah mencari dan menanyakan keberadaan Brigadir J.

Tentu saja sikap ini dinilai Bripka RR, tidak mengindikasikan adanya tanda-tanda telah dilecehkan, oleh ajudan Ferdy Sambo tersebut.

Dalam peristiwa itu, justru hal ganjil yang patut dipertanyakan adalah apa yang menyebabkan ART Susi ini menangis.

“Yang memang menjadi pertanyaan saat itu, apa penyebab Susi menangis. Bripka RR tidak tahu penyebabnya. Padahal ibu PC tidak menangis dan berbaring di kamarnya,

Semuanya diam soal Susi menangis ini dan RR tidak tahu penyebab Susi menangis,” kata Erman Umar, dikutip oleh Teras Gorontalo dari kanal YouTube Refly Harun, Selasa, 13 September 2022.

Disebutkan juga jika tugas sebenarnya dari Bripka RR ini adalah sebagai ajudan khusus, terutama untuk menjaga kedua anak Ferdy Sambo, yang mengenyam pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang.

“Di mana mereka duduk di kelas I dan III. Namun saat pandemi dan sekolah online, Bripka RR juga tugas di Jakarta,” jelasnya.

Itu sebabnya sehari sebelum kembali ke Jakarta, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2022, Bripka RR bersama Bharada E justru tengah disibukkan mengurus keperluan anak-anak Ferdy Sambo.

Di tanggal yang sama ini juga disebutkan, jika ada peristiwa dugaa pelecehan yang terjadi di Magelang.

Saat masih berada di SMA Taruna Nusantara, dia kemudian dihubungi oleh Putri Candrawathi, yang memintanya untuk pulang.

“Dia dipanggil sama ibu PC, disuruh pulang ke rumah, panggilan saat itu lewat telepon kepada Richard,” tutur Erman Harun.

Sekembalinya ke rumah, Bripka RR justru menemukan kondisi lantai 1 rumah yang kosong.

“Saat Bripka RR naik ke atas, dia lihat Kuat dalam keadaan panik dan tegang. Dia tanya, ada apa pak Kuat,

Pak Kuat jawab, ‘Enggak itu tadi si Yosua, naik turun naik turun, saya Tanya, dia lari ke bawah. Dia gak mau dengan saya, Kenapa itu anak.’ Itu jawaban Kuat,” terangnya.

“Saat itu kata Ricky, kondisi Susi menangis,” sambung Erman Umar, menambahkan.

Diceritakan juga kalau ketika itu, Brigadir J naik ke lantai 2 untuk menengok keadaan Putri Candrawathi yang diduga tengah sakit.

“Tapi dihalangi oleh Kuat dengan pakai pisau. Akhirnya Josua turun lagi ke bawah,” tuturnya.

Justru Bripka RR lah yang diizinkan oleh Kuat Maruf untuk menengok keadaan Putri Candrawathi, yang tengah berbaring di kamar, di lantai 2 tersebut.

“Dia buka pintu kamar ibu, dan Tanya, ‘Ada apa bu?’. Ibu tidak menjawab, tetapi malah bertanya, ‘Josua di mana?’,” ujarnya.

Setelah itu, Ricky kemudian berencana untuk turun ke lantai 1 menemui Brigadir J.

Namun karena sebelumnya sempat terjadi ketegangan antara Kuat Maruf dan Brigadir J, maka dia pun berinisiatif untuk menyembunyikan senjata api milik almarhum.

“Kemudian dia berinisiatif, yang mungkin diketahui juga sama Richard. Bagaimanapun Josua ada senjatanya,

Ada pisau dan senapan panjang. Bripka RR berinisiatif dipindahin senjatanya ke kamar anaknya Sambo. Di kunci di kamar itu senjatanya,

Karena Bripka RR khawatir ada apa-apa. Sebab sebelumnya kan ada ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat,” jelas Erman Umar.

Hal tersebut tentunya dilakukan agar tidak ada kejadian yang tak diinginkan yang terjadi, seandainya pertengakaran antara Brigadir J dan Kuat Maruf terulang.

Setelah itu, dijelaskan jika Bripka RR turun ke lantai 1 untuk mencari Brigadir J, karena sebelumnya istri Ferdy Sambo menanyakannya.

Setelah bertemu dengan Brigadir J, dia pun lantas menanyakan masalah apa yang telah membuat adanya perselisihan dengan Kuat Maruf.

“Bripka RR tanya ke Josua, ada apa dan kenapa bersitegang dengan Kuat. Josua menjawab agak marah, 'Iya bang, saya gak ngerti itu kenapa Om Kuat, marah-marah ke saya'. begitu jawaban Josua,” terangnya.

Setelah itu Bripka RR menyampaikan pesan dari Putri Candrawathi bahwa dirinya dipanggil oleh istri dari atasan mereka itu.

“Karena tadi kan Ibu tanya Josua dimana, maka Bripka RR berinisiatif memanggil Brigadir J. 'Kamu tadi ditanyain, Ibu' begitu kata Bripka RR ke Josua,” imbuhnya.

Kedua orang ini pun naik ke atas, untuk menemui Putri Candrawathi.

Dikatakan jika ketika itu, Brigadir J masuk ke dalam kamar dan duduk di bawah (lantai), sedangkan istri atasan mereka itu masih tetap berbaring di kasur.

“Josua masuk ke kamar dan duduk di bawah, sementara Ibu PC tetap berbaring di kasur. RR tidak ikut masuk ke kamar," kata Erman Umar.

Bripka RR sendiri, dikatakan Erman, hanya menunggu di pintu.

“Sehingga Bripka RR tidak mendengar pembicaraan Brigadir J dengan Putri Candrawathi,” ucapnya.

Tak lama kemudian almarhum Brigadir J keluar dari kamar, dan kembali ke lantai 1 bersama Bripka RR.

“Pada saat mereka turun, Bripka RR ikuti Josua, karena khawatir supaya jangan ada pertengkaran lagi dengan Kuat Maruf,

Bripka RR antar sampai ke bawah. Dia sempat tanya Josua juga, ada apa lagi. Yang kedua ini jawaban Josua melunak, 'Udah bang, gak ada apa-apa bang'. Ini berbeda dengan pertama sebelum Josua bertemu Ibu,” katanya.

Berdasarkan keterangan Bripka RR ini, Erman mengatakan jika kliennya sama sekali tidak melihat adanya dugaan pelecehan atau kekerasan seksual, yang disebut-sebut sebagai motif yang menyebabkan Brigadir J tewas terbunuh.

 “Jadi menurut RR, kejadian di Magelang tidak seperti yang dibayangkan. Dia tidak melihat dan tidak tahu adanya pelecehan ke Ibu,” tuturErman Umar.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri

Tags

Terkini

Terpopuler